
Maraknya berbagai kasus kekerasan seksual akhir-akhir ini telah menimbulkan opini dan praduga penyebab kejadian tersebut. Bahkan kekerasan seksual tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja tetapi anak-anak yang ternyata dilakukan oleh orang-orang yang biasa dikenalnya dekat. Tulisan ini dimaksudkan untuk berbagi pengalaman melatih dan mengajari anak-anak tentang kesehatan reproduksi. Sedini mungkin, kita wajib memperkenalkan kepada anak-anak tentang kesehatan reproduksi dengan informasi yang benar. Namun yang lebih penting adalah life skills, yakni anak terlatih untuk melindungi dirinya dan merasa aman terhadap bahaya-bahaya yang mengancam keselamatan dirinya, terutama organ reproduksi.
Berikut pengenalan kesehatan reproduksi dini kepada anak di usia pra sekolah:
1. Tubuhku adalah berharga
Sejak kecil, beritahu pada anak bahwa tubuhnya begitu berharga. Tuhan telah memberi karunia tubuh yang sehat dan lengkap dan kita wajib bersyukur. Tubuh yang berharga berarti anak tahu jika sakit atau luka tentu rasanya tidak enak dan tidak nyaman. Ajari anak untuk menghargai tubuhnya dan tidak melakukan hal-hal yang menyakiti tubuh. Jika sedang mengajari anak untuk berdoa, minta anak untuk menyelipkan doa syukur atas tubuh yang sehat yang telah diberikan Tuhan.
2. Perkenalkan bagian-bagian tubuh
Banyak orangtua yang terkadang lupa dan tidak terbiasa memperkenalkan bagian-bagian tubuh anaknya. Anak dibiarkan tahu sendiri atau orang lain mengajarinya. Ajari anak untuk mengetahui bagian-bagian tubuh dari rambut hingga ujung kaki. Sebut nama dan fungsi bagian tubuh tersebut. Untuk organ reproduksi, sebutkan nama yang mungkin sesuai dengan bahasa lokal dan mudah dipahami anak. Misalnya, jika anak terbiasa untuk bilang “mama susu”, bisa dikatakan untuk payudara adalah susu. “Susu” akan tumbuh seiring dengan usia. Jika perempuan maka bentuk susu akan seperti “mama” dsb. Bagian tubuh akan bertumbuh dan berkembang seiring usia dan waktu. Misalnya tinggi badan, panjang rambut, dsb.
3. Merawat dan menjaga kebersihan
Ajak anak untuk merawat dan menjaga kebersihan tubuhnya. Ganti pakaian dalam dua kali sehari karena bila tidak, akan tumbuh kuman dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Minta anak untuk membersihkan tubuhnya sendiri dan bukan orang lain. Latih anak untuk mandi sendiri, buang air dan membersihkan tubuhnya saat sedang tidak berpakaian. Tumbuhkan rasa malu apabila anak sedang tidak berpakaian. Anak paham bahwa rasa nyaman muncul bila anak memakai pakaian yang bersih dan lengkap bila bertemu teman atau orang lain.
4. Membedakan jenis kelamin
Ajari anak untuk bisa membedakan dari gender. Misalnya, “Saya adalah A. Saya adalah perempuan, seperti Ibu. Kakak seperti Bapak. Mereka adalah laki-laki.” Sebut hal-hal yang membedakan secara fisik antara laki-laki dan perempuan, seperti perempuan memiliki rambut yang panjang sedangkan laki-laki berambut pendek. Organ reproduksi perempuan dengan laki-laki berbeda dan memiliki fungsi yang berbeda setelah dewasa nanti. Katakan saja, Guru nanti akan menjelaskan di sekolah tentang fungsi organ reproduksi tersebut.
5. Berkata “Tidak”
Ajari anak untuk berkata “Tidak” apabila ada orang lain yang memaksa tidak berpakaian (telanjang) dan menyentuh organ reproduksi seperti payudara. Minta anak memahami bahwa tubuh begitu berharga dan bisa terluka apabila orang lain melakukan hal-hal yang tidak disukai. Selain itu, anak diminta untuk bersikap tegas apabila ada orang lain yang memaksa untuk menyentuh organ reproduksi. Jika sikap tegas dan penolakan telah diberikan, ajari anak untuk melakukan perlawanan, menghindar atau lari dari orang tersebut.
6. Melihat hal-hal yang tidak perlu
Akhir-akhir ini, anak begitu mudah mendapatkan tontonan atau gambar-gambar porno. Mungkin anak belum paham tentang pornografi. Sampaikan ke anak bahwa pornografi adalah tontonan atau gambar yang memperlihatkan bagian tubuh yang telanjang (tidak berpakaian). Tanamkan ke anak rasa malu apabila melihat orang lain atau gambar/tontonan sedang telanjang. Katakan bahwa anak tidak memerlukan gambar/tontonan tersebut.
7. Melindungi diri
Ajari anak untuk melindungi diri apabila merasa organ tubuhnya sakit atau mendapatkan perlakukan kasar dari orang lain. Minta anak untuk menyampaikan secara langsung kepada orangtua apabila anak mengalami rasa sakit dan tidak nyaman terhadap perlakuan orang lain. Apabila anak mengalaminya di tempat umum seperti sekolah atau jalan, minta anak untuk lapor kepada guru, satpam atau orang dewasa sekitar. Katakan bahwa orang lain tidak berhak untuk bersikap kasar dan menyakiti tubuhnya. Buat anak berani untuk menolak, lari atau memberi perlawanan apabila ada orang lain yang memaksa dan melakukan kekerasan terhadapnya.
Kesimpulan
Semoga pengenalan ini bermanfaat bagi semua. Sedini mungkin, mari kita perkenalkan informasi yang benar dan perilaku yang melindungi agar terhindar dari informasi yang begitu mudah didapatkan dan perlakuan orang dewasa yang tidak sepatutnya dilakukan kepada anak-anak kita.