Baduy yang Unik

Siapa sangka jarak kurang lebih 3 jam dari gemerlap dan modernnya Jakarta, anda masih bisa menemui komunitas tanpa listrik, tradisional, terpinggirkan dan memiliki budaya yang kental?

image
(Anak-anak komunitas Baduy Dalam. Seperti yang saya sampaikan, cara dan warna pakaian mereka seragam. Sumber foto: Dokumen pribadi)

Tahun 2010 saya ikut mlancong ke Baduy dengan membayar “uang patungan” 250 ribu, saya bisa menjelajah ke komunitas hingga Baduy Dalam. Komunitas ini sungguh menarik karena masih kental dengan nilai-nilai leluhur yang dipercayai. Berkumpul di stasiun Tanah Abang, kami menuju stasiun Rangkasbitung, Banten. Dari situ, ada angkot minibus L300 menuju Cibeo.

Hal-hal yang unik yang saya temui (ini menurut pemahaman saya saat jelajah tahun 2010):

1. Komunitas Baduy terbagi dua, Komunitas Baduy Dalam dan Komunitas Baduy Luar. Bagi mereka wisatawan asing (turis WNA)hanya boleh sampai Baduy Luar saja. Disebut Baduy Dalam karena memang komunitasnya yang masih terpencil, tidak ada barang-barang modern, bahan kimiawi (seperti sabun, odol, sampo), barang teknologi, tidak ada listrik dan memiliki struktur kekerabatan yang kental. Sedangkan Baduy Luar sudah sedikit lebih maju dengan keterbukaan sistim budaya dan adat, menerima teknologi dan nilai-nilai leluhur masyarakat Baduy sudah terbuka.

ekspresi orang baduy 3
(Mereka pun bekerja sebagai Porter dan terbiasa untuk mengerjakannya saat kita datang. Sumber foto: Dokumen pribadi)

 

2. Sampai di Cibeo, kita hanya boleh berjalan kaki menuju komunitas Baduy. Bagi anda yang membawa tas perlengkapan, tak perlu khawatir karena ada jasa Porter yang bertugas membawa tas kita sampai di tempat. Sewaktu saya dulu, hanya bayar 50 ribu untuk pulang pergi. Porter ini berasal dari pria dan anak-anak lelaki dari Baduy Dalam yang memang mendapatkan uang dengan cara seperti itu.

3. Pertama kita akan singgah dulu di komunitas Baduy Luar. Jalan kaki dari Cibeo ke Baduy Dalam memakan waktu kurang lebih 6 jam, menuruni bukit kecil dan padang luas.

ekspresi orang baduy 2
(Mereka pun ikut mencoba menjepret dengan kamera. Sumber foto: Dokumen pribadi)

 

4. Tak boleh menggunakan kamera, perlengkapan elektronik dan teknologi lainnya. Tidak membawa barang kimiawi seperti perlengkapan mandi. Tidak ada listrik, boleh bawa lilin dan senter.

5. Kepala komunitas Baduy Dalam disebut Kepala Pu’un. Dia adalah lelaki berperawakan gagah, putih bersih dengan usia sekitar 30 tahun. Mereka hidup rukun dalam kekerabatan dengan sistim budaya lokal yang dipatuhi, misalnya sanksi buat yang melanggar dari budaya adat. Terdapat 3 desa Baduy Dalam. Perempuan hanya berada di dalam lingkup sekitar baduy sementara lelaki baduy boleh keluar hingga ke Jakarta atau Bandung, misalnya tetapi tidak boleh pakai sandal dan kendaraan. Jadi mereka terbiasa jalan kaki.

5. Saat bertamu, kami disugguhkan gula merah sebagai sajian kepada mereka yang datang. Bentuk rumah mereka seragam dan semua harus menghadap ke barat. Baju yang mereka kenakan berbahan sama dengan warna hanya biru tua dan putih.

6. Ada layanan kesehatan dan pendidikan yang menjangkau mereka tetapi semua ada di komunitas baduy luar. Tungku memasak ada di dalam rumah, tidak ada lampu dan cahaya, terkesan gelap dan ventilasi udara yang minim. Bentuk rumah mereka seperti rumah panggung.

7. Sistim keyakinan kepercayaan mereka semacam sunda kuno. Saya sendiri kurang paham karena memiliki silsilah bahkan sejak dari Adam dan Hawa. Mata pencaharian mereka bergantung dari alam.

8. Nama-nama mereka umumnya terdengar unik dan asing, tidak seperti kebanyakan masyakarakat Indonesia pada umumnya. Mereka sangat menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai leluhur yang diwariskan nenek moyang. Semacam ada sanksi adat bila melanggar atau bahkan bisa dikeluarkan dari komunitas baduy dalam.

Demikian kira-kira hasil pengamatan, pengalaman dan ingatan saya akan jelajah satu malam dua hari di komunitas baduy dalam tahun 2010. Anda tertarik?

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s