7 Alasan Mengapa Saya Suka Traveling

Sejak kecil saya suka membayangkan pekerjaan ayah saya yang ‘mobile’ dan tak pernah diam di tempat. Ia juga tak suka bekerja di belakang meja dan memilih aktif dan dinamis dalam menghasilkan penghidupan.

Jika pepatah bilang, “Vater war mein erster Chef” yang artinya bapak menjadi figur utama dalam penentuan karier pekerjaan di masa mendatang bagi seorang anak, mungkin itu tepat bagi saya.

Ayah saya boleh dikatakan sudah mengunjungi banyak wilayah di Indonesia. Kini saya pun demikian. Sambil bekerja, saya mendapat uang saku pula plus bisa menikmati banyak hal ketimbang saya bekerja diam di belakang meja. Alhasil saya sudah singgah ke berbagai wilayah di Indonesia, dari barat hingga ke timur.

Saya pun mulai menabung dan berhemat buat bisa berkunjung ke luar Indonesia. Prinsip saya, pengalaman adalah guru terbaik yang belum tentu bisa saya dapatkan kedua kali, tak bisa saya beli serta belum tentu semua orang bisa melakukannya.

Jadi saya lebih memilih menghabiskan uang saya lima juta, misalnya, untuk berkunjung ke Korea Selatan ketimbang berbelanja tas dan baju bermerek. Kembali lagi hidup soal pilihan. Saya telah memilihnya, traveling.

Lalu mengapa saya suka traveling?

1. Karena saya dapat menemukan hal baru

Banyak hal yang bisa saya dapatkan saat sedang traveling, pastinya apapun itu merupakan hal berharga yang tak bernilai buat saya. Tak melulu soal pengalaman indah dari traveling, justru hal-hal baru yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya bisa terjadi dan saya alami. Saya bisa bertemu orang baru, budaya baru, suasana baru, cara pandang baru, kehidupan sementara baru, pikiran baru yang dimaksudkan sesaat melalui traveling saya belajar menjadi lebih bijak sebagai pribadi setelahnya.

Pengalaman saat saya mewawancarai penduduk hingga pejabat setempat bila bekerja sambil traveling turut membantu saya memperkaya konteks data yang saya ambil. Atau pengalaman saya tersesat di negeri orang dan bagaimana saya bisa kembali ke penginapan.

Lain lagi bagaimana saya mengamati cara pembuatan makanan hingga penyajian lalu kemudian saya mencobanya. Atau, bagaimana saya melewati perbatasan di Papua New Guinea atau Timor Timor yang bertetangga dengan kita, meski cuma mampir sebentar saat sedang bertugas. Pengalaman itu indah meski tak sempurna.

Tips dari saya, jangan suka membandingkan suatu kondisi dengan kondisi/wilayah lain! Hargai mereka di manapun anda berpijak.

2. Karena saya bisa melakukan refleksi diri dan mandiri

Saya bukan tipe traveler yang suka bergantung dengan teman seperjalanan. Saya bisa mandiri untuk berwisata sendiri. Saat sendiri, saya bisa melakukan refleksi diri terhadap perjalanan hidup dan situasi yang sedang saya hadapi. Saya mengambil banyak hikmah dari traveling, tak melulu perlu menghabiskan uang yang penting ada waktu bagi saya dan diri saya.

Tips dari saya, jangan pernah takut traveling sendirian karena banyak juga Traveler/Plancong yang melakukannya sendiri! Sebagai makhluk sosial, saat sendiri pasti akan ada teman baru yang mengisi perjalanan traveling anda.

3. Karena saya bisa belajar dari sudut pandang yang berbeda

Beberapa teman yang saya jumpai saat travelling membuka pemahaman saya terutama soal keberanian. Misalnya, bagaimana saya pun tak perlu ragu dengan bahasa inggris saya toh saya bertemu H, Perempuan Jepang yang bisa survive travelling meski tak pandai bahasa Inggris.

Atau, saya harus berani merantau di negeri orang karena saya bertemu R, Pria dari Montenegro yang datang jauh-jauh dan nekat berwirausaha di Asia meski pendidikan dan uang yang dimiliki tak seberapa.

Ada lagi kisah saya menjelaskan makna pengampunan ketika seorang gadis cilik 12 tahun asal Belanda yang berlibur bersama keluarganya. Ketika itu dia berjumpa dengan saya dan bertanya, apakah saya sebagai orang Indonesia tidak menaruh dendam bila bertemu dengannya asal Belanda di mana yang dipelajarinya di sekolah bahwa bangsanya telah menjajah kita.

Wah, pengalaman perjumpaan dengan mereka memperkaya saya akan hidup ini.

Tips dari saya, anda bisa buat jurnal harian dari perjalanan traveling anda, syukur-syukur dibagikan menjadi artikel reportase atau inspirasi perjalanan.

4. Karena saya sedang merayakan “sesuatu” dalam hidup

Merayakan sesuatu tak melulu dengan pesta atau peringatan syukuran. Lewat traveling, saya biasanya ingin berbagi dengan orang yang tak pernah saya jumpai sebelumnya. Tak ada yang tahu hari ulang tahun saya saat itu, tetapi saya bisa makan bersama dengan sopir dan penduduk setempat saat saya sedang ulang tahun.

Kami pergi ke lokasi wisata kuliner terenak di kota itu, lalu mereka saya traktir. Luar biasa melihat senyum mereka sambil bercerita tentang kehidupan mereka. Traveling telah ada sejak jaman dulu ketika manusia di awal sejarah mulai nomaden dan mencari penghidupan di lokasi baru.

Pada dasarnya manusia tak ingin diam dalam satu tempat. Manusia tak pernah puas terhadap apa yang dimilikinya, traveling adalah jawabannya. Tak harus perayaan ulang tahun, asal saya ingin berbagi kesenangan lalu traveling menjadi rencana perayaannya.

Tips dari saya, temukan jiwa petualangan saat anda traveling, disitu anda seperti merayakan hidup lewat perjalanan yang baru ditempuh.

5. Karena saya belajar beradaptasi dengan orang yang baru ditemui/dikenal

Tak mudah bagi orang pemalu seperti saya untuk membuka diri dan berhadapan dengan orang asing. Lewat traveling, saya bisa mendengar kisah dan inspirasi mereka soal kehidupan atau opini mereka.

Di situ kami berbagi kontak sehingga mungkin suatu saat saling membutuhkan satu sama lain. Bahasa bukan menjadi hambatan dalam komunikasi, yang diperlukan adalah keberanian membuka diri dan pengertian satu sama lain.

Saya berkenalan dengan Perempuan Belgia yang tinggal di Swiss saat kami tinggal dalam satu dormitory. Dari topik pembicaraan soal kebiasaan tidur karena kami mengomentari teman seruangan yang punya kebiasaan tidur jelek hingga akhirnya dia memberikan celana bermerek ‘Zara’ yang baru dibelinya sebagai kenang-kenangan.

Bahwa saya bertemu dengan pria asal Polandia yang mengatakan bahwa setiap orang pasti senang travelling karena mereka suka kebebasan untuk mengeksplorasi. Saya bisa bertukar pengalaman dan budaya yang saya miliki dengan mereka yang saya jumpai.

Tips dari saya, hindari topik-topik pembicaraan yang sensitif seperti agama, suku, ras,dan konflik politik. Jika anda sudah terlanjur bertanya dan ingin tahu, ucapkan maaf sebagai tanda maklum. Hargai apa pun budaya dan kebiasaan mereka, ambil sisi yang baik dan tinggalkan sisi yang buruk dari pertemuan dengan mereka.

6. Karena saya ingin mengenal budaya dan karakter penduduk setempat

Setiap orang adalah unik. Mereka dibentuk oleh kebiasaan dan lingkungan sekitar, tak salah jika ada hal-hal yang perlu saya pelajari dari mereka sebagai bentuk kekaguman saya.

Pernah suatu kali saya dan rekan perjalanan saya, gadis asal Israel pergi bersama ke komunitas penduduk pedalaman Thailand. Dari dia saya belajar mengamati budaya dan karakter komunitas tersebut yang tak pernah saya pikirkan sebelumnya. Budaya yang dimilikinya memberi pemahaman tentang budaya diluar “kacamata” saya sehari-hari.

Tips dari saya, dokumentasikan hasil pengamatan dan pemahaman anda lewat foto dan tulisan karena sejarah petualangan anda tentu tak akan terulang.

7. Karena saya suka tantangan dan petualangan

Saat pekerjaan terasa membosankan, traveling menjadi petualangan yang menggairahkan dan memberi semangat usai kembali bekerja. Traveling menjadi tantangan tersendiri untuk survive di wilayah lain terhadap kondisi yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

Lewat traveling, saya berusaha keluar dari zona nyaman saya dan belajar mengatasi perubahan yang muncul. Hey, bukankah ini tantangan yang mengasyikkan?

Jika orang berpikir bahwa traveling hanya untuk mereka yang berduit, siapa bilang? Anda bisa lamar pekerjaan yang memang diperlukan intensitas traveling yang tinggi. Rancang perjalanan sederhana berbiaya murah ke keliling pulau misalnya.

Lihatlah traveling sebagai petualangan anda untuk keluar dari “kotak” anda selama ini.

Tips saya, tak melulu traveling itu perlu biaya mahal tetapi traveling pasti butuh dana. Oleh karena itu, berhematlah dan siapkan kocek yang cukup. Pengalaman traveling tentunya lebih berharga.

Kesimpulan

Jika anda merasa bosan, mungkin anda perlu traveling. Seperti teman Polandia yang saya kenal tadi berkata bahwa, “Everyone loves traveling.” Namun bagi saya saat ini, Everyone needs traveling. Dijamin asyik dan menggairahkan hidup.

Saya bermimpi akan banyak tempat yang dapat saya kunjungi. Karena dunia ini ibarat sebuah buku di mana setiap lembarnya selalu ada yang menarik dari sekedar traveling.

13 thoughts on “7 Alasan Mengapa Saya Suka Traveling

    1. Bagi saya traveling juga membuat saya lebih bijaksana tentang kehidupan. Itu mengapa saya berpikir ini bukan hobi atau kesenangan saja. Mari melakukannya!

      Like

    1. Semua di dunia itu indah, tergantung bagaimana kita melihatnya. You get what you see! Jika kita melihat yang baik, maka kita dapat pengalaman baik. Tidak serta merta luar negeri itu lebih indah dari Indonesia, itu semua tergantung cara pandang. Hanya sekarang kesempatan untuk melihat dunia luar lebih terbuka dengan kemurahan biaya dan kemudahan akses. Every one loves traveling, agree?

      Liked by 1 person

Leave a comment