(ICE yaitu Intercity Express yang dikenal kereta tercepat dengan kecepatan 300km/jam. Sumber foto: Dokumen pribadi)
(Suasana hiruk pikuk di pusat stasiun München atau Hauptbahnhof München. Sumber foto: Dokumen pribadi)
Kejadian ini tahun lalu, saat masih culun di München. Selama ini saya menggunakan kereta (Zug dalam bahasa Jerman) U-Bahn (Unter Bahn) atau kereta bawah tanah, saya hanya pasrah dan ikut saja sama si dia tanpa memperhatikan tiketnya. Saya langsung duduk manis sambil terkagum-kagum “kapan ya negeri saya punya kereta seperti ini”. Konon Jerman juga terkenal dengan teknologi keretanya yang super canggih dan tepat waktu, nama perusahaan perkereta-apiannya yakni Deutsche Bahn.
(Ini yang disebut S-Bahn alias Strasse Bahn berarti tidak di bawah tanah seperti U-Bahn. Sumber foto: Dokumen pribadi)
Rupanya kelas sudah dimulai. Saya harus mandiri dan hanya kereta U-Bahn yang memang cocok dari Flat saya. Subuh saya sudah diceramahi dia, saat memberikan kartu pas kereta sambil menjelaskan caranya. Saya hanya manggut-manggut saja dan terkesan mengerti memanfaatkan kartu pas itu. Jadi memang tidak perlu pura-pura jika kita memang belum mengerti menggunakan kartu itu.
Hari pertama lolos, hari kedua hingga seterusnya saya pun lolos. Hari keempat, saya mulai bosan. Saya pulang ke flat pasti bengong lagi. Jadi saya niat jalan-jalan dengan kereta. Saya sengaja mengambil jurusan berlawanan dengan arah flat tempat tinggal saya. Di Jakarta juga dulu gitu, kalau mau duduk di kereta kita naik dulu ke stasiun paling jauh. Nah, saya pun demikian. Saya pikir kartu itu bisa digunakan sekehendak saya. Saya salah, saudara-saudara.
Seorang perempuan yang terlihat seperti penumpang biasa berbicara dalam bahasa jerman menanyakan tiket. Saya kasih dengan percaya diri. Astaga, dia pun mengoceh dalam bahasa jerman sambil bilang bahwa saya salah. Heh!!! Saya pun diperiksa paspornya dan dicatat namanya dalam sebuah slip pembayaran bank. Salahnya, si petugas mengira saya dari Korea, kenapa streotip muncul saya orang Korea? Astaga 180 derajat jauh berbeda. Saya jelaskan dalam bahasa jerman terbata-bata, asal negara saya dan maksud saya. Tetapi namanya negeri Jerman yang tertib dan taat hukum, siapapun pelanggar wajib diperlakukan sama.
Oh ya, denda 40 Euro saya dapatkan untuk kesalahan fatal karena salah memberi stempel pada kartu pas. Gubraks!!! Hebatnya, saat saya memberikan 40 Euro, Petugas menolak. Rupanya denda dibayarkan langsung lewat bank. Wah, cara seperti ini dijamin uang langsung masuk ke kas negara. Tidak ada lagi praktik suap menyuap lainnya saat sedang bertugas.
Berdasarkan pengalaman tersebut, berikut tips yang bisa membantu anda:
1. Selalu siapkan fotokopi paspor atau paspor asli dan kartu residen anda selama anda tinggal di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan identitas anda seperti KTP.
(Ini contoh kartu gratis biasa dibagikan di stasiun atau tempat menginap yang menunjukkan rute kereta yang dilalui. Semua mudah dan sangat membantu bagi anda yang pemula. Sumber foto: Dokumen pribadi)
2. Tanyakan bagaimana jalur dan pemanfaatan kendaraan umum di negeri tersebut termasuk juga harga, penggunaan kartu dan pembayarannya. Anda juga bisa langsung tanyakan kepada petugas loket di terminal atau stasiun besar. Ada pula petugas pemandu turis yang kadang menyebar juga di stasiun. Ini saya jumpai misalnya di Seoul. Petugas pakai slayer bertuliskan “Ask Me” kalau tidak salah. Pastikan anda benar-benar paham dan tidak pura-pura seperti saya.
3. Jika ada pelanggaran dalam berlalu lintas dan berkendaraan, anda dapat menjelaskan siapa anda sebenarnya sebagai turis/pendatang baru. Ada yang dengan mudah menganulir kesalahan anda bila bukan kesalahan besar, seperti menabrak pasti itu kesalahan besar. Namun ada pula yang diperlakukan sama bagi setiap orang meski anda turis.
4. Bayarlah tiket sesuai ketentuan yang berlaku
Ini memang kisah yang tidak patut ditiru. Di negara Eropa semisal Belanda dan Jerman memang tidak dilakukan kontroling dan pengawasan ketat terhadap setiap penumpang. Celah ini dimanfaatkan beberapa teman Asia dengan tidak memiliki tiket. Pemerintah setempat telah mempercayai warganya bahwa jika akan pergi ke suatu tujuan maka penumpang dengan penuh kesadaran akan membeli tiket sesuai dengan harga yang berlaku. Kontroling tiket hanya dilakukan sewaktu-waktu. Bila kedapatan tidak punya tiket, anda akan kena sanksi yang fantastis. Saya masih melihat teman Asia memanfaatkan kepercayaan ini dengan tidak membeli tiket. Walah!!! Mereka benar-benar keterlaluan, memang bisa begitu. Belilah tiket sesuai tujuan dan kewajiban anda.
5. Bayarlah denda bila anda melanggar
Siapapun yang didenda sesuai ketentuan hukum yang berlaku wajib menaatinya. Bayarlah denda tersebut dan belajarlah untuk tidak mengulangi lagi.
(Ini contoh signboard di Stasiun Salzbürg, Austria tentang arah tujuan ke Stasiun München dan jadwal kereta berangkatnya. Sumber foto: Dokumen pribadi)
6. Biasakan untuk disiplin dan tertib sesuai aturan yang berlaku, misalnya mengantri saat membeli tiket, tidak dorong-dorongan, beri kesempatan orang dalam kereta keluar dulu baru anda masuk, beri bangku bagi yang memerlukan sementara anda masih sanggup berdiri, dsb. Perhatikan juga aturan yang berlaku dalam transportasi umum. Misalnya, saya pernah ditegur saat naik Mass Rapid Transportation (MRT) di Singapore karena mencoba makan dan minum. Rupanya dilarang makan dan minum selama di MRT.
7. Tanyakan apabila ada kemudahan
Sebagai mahasiswa, anda mendapat kesempatan potongan harga dalam membeli tiket kereta. Anda juga bisa membeli tiket per bulan agar lebih hemat. Anda juga bisa mendapatkan sebagai turis atau pendatang baru peta dan kartu lintasan perjalanan. Peta atau kartu ini menjadi informasi buat anda yang ingin keliling kota menjadi mudah.
(Coba lihat bersih dan nyaman stasiun dan kondisi dalam keretanya, jadi jaga kebersihan itu perlu. Sumber foto: Dokumen pribadi)
8. Jagalah kebersihan
Anda sedang berada di negeri orang jadi tunjukkan identitas anda dengan menghargai milik bersama seperti transportasi umum. Hal terutama adalah tidak membuang sampah dan menjaga kebersihannya sepanjang anda berada di kereta atau transportasi umum milik bersama tersebut.
Selamat bertualang 😀
One thought on “Tips Bertransportasi Umum di Jerman”