Mengapa Terjadi “Miscommunication” Orangtua vs Anak?

Dalam link (http://www.macmillandictionary.com/thesaurus/british/miscommunication) dinyatakan bahwa “miscommunication” adalah “a failure to communicate clearly and effectively”.

Di suatu training komunikasi kepada dua puluhan orangtua, bapak dan ibu, yang saya lakukan, ternyata miscommunication menjadi pengalaman biasa yang terjadi antara anak dengan orangtua. Tak ada ilmu atau teknik ilmiah yang mengajari bagaimana menjadi orangtua yang baik. Tak ada juga yang bilang bahwa menjadi orangtua itu faktor bakat. Menjadi orangtua adalah pilihan ketika seseorang memutuskan untuk membangun relasi dengan orang yang dicintainya. Memilih jadi orangtua itu tidak mudah, salah satunya kerap terjadi “miscommunication”. Begitu hasil sharring antar orangtua saat itu.

Setiap peserta training diberikan satu lembar kertas yang bentuk dan warnanya sama dengan saya. Saya kemudian berikan instruksi, “Saya akan membuat sesuatu dengan kertas yang sama seperti yang dipegang Bapak Ibu semua. Dalam sesi kita kali ini, saya ingin Bapak Ibu mengikuti apa yang saya katakan. Tidak boleh ada pertanyaan. Tidak boleh ada komentar satu sama lain. Hanya kerjakan apa yang saya minta. Sambil mata Bapak Ibu ditutup semua. Ada pertanyaan?”

Entah mengapa mereka semua paham dengan instruksi saya sambil mata mereka ditutup semua.

Lalu saya pun membuat instruksi dengan kertas seperti, “Lipatlah kertas menjadi sama panjangnya. Bagi kertas yang sudah dilipat menjadi tiga bagian. Sobeklah ujung kertas dengan tangan sebelah kanan.” Dan seterusnya instruksi saya berikan kepada Peserta training.

Terakhir instruksi, saya meminta mereka membuka mata dan kertas yang menjadi karya mereka.

Hasilnya, dari sekian peserta tidak ada yang sama persis dengan yang saya sampaikan. Ada beberapa yang identik sama dengan karya kertas saya, cuma berbeda sedikit. Sebagian besar tidak ada peserta yang memiliki hasil sama dengan saya.

Instruksi yang saya berikan sama. Saya menjalankan kertas yang sama pula. Tetapi mengapa berbeda? Apakah terjadi miscommunication? Mengapa terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi yang jelas terucap oleh saya tanpa ada gangguan bising di sekitarnya?

Hal ini mungkin saja terjadi antara orangtua dengan anak. Orangtua berkomunikasi ingin “A”, sementara anak menjalankan hasilnya “B”.

Kesalahpahaman mungkin terjadi antara anak dengan orangtua karena:

1. Komunikasi hanya satu arah
Komunikasi apa yang terjadi dalam thematic games di atas dimana saya menjadi Instruktur membuat karya kertas? Komunikasi satu arah, yakni saya hanya berbicara saja. Saya tidak memberikan orang lain kesempatan bicara, bertanya, komentar atau menanggapi. Akhirnya timbullah kesalahpahaman apabila orangtua hanya menjalankan komunikasi satu arah kepada anaknya. Komunikasi satu arah bisa melalui pesan tertulis (aturan) tanpa melibatkan partisipasi anak. Pesan lisan dimana orangtua hanya mau bicara. Tentu ini menjadi tidak efektif, gagal komunikasi.

Tips: Bangunlah komunikasi dua arah orangtua dengan anak.

2. Persepsi anak yang berbeda dengan orangtua
Dalam instruksi misalnya saya minta peserta “Robeklah ujung kiri kertas dengan tangan kanan. Lalu lipat menjadi dua bagian. Lubangi bagian tengah kertas yang terbagi dua tadi.” Hasil komunikasi bisa dipersepsikan berbeda -beda satu sama lain. Begitu pun saat orangtua berbicara kepada anak. Tanpa kesempatan klarifikasi, apakah anak cukup jelas? Orangtua langsung berpikir persepsinya sama dengan anak. Padahal banyak faktor mempengaruhi persepsi komunikasi seperti pengalaman, dsb.

Tips: Adakan klarifikasi dalam komunikasi antara orangtua dengan anak. Bukankah komunikasi adalah kesepakatan pesan yang diterima baik oleh kedua belah pihak?

3. Terlalu banyak instruksi dan bicara
Di akhir thematic games, saya bertanya pengalaman peserta. Mereka pun berpendapat bahwa saya terlalu banyak instruksi sehingga membingungkan. Jadi kesalahpahaman antara orangtua dengan anak bisa terjadi apabilan orangtua terlalu banyak instruksi yang justru membingungkan anak.

Tips: Jika orangtua ingin banyak bicara, sediakan waktu lowong yang lama untuk diskusi dengan anak. Bisa juga disepakati kedua belah pihak dengan pesan tertulis. Misalnya, orangtua minta anak merapikan kamar, membersihkan kamar 3 x seminggu, menonton tivi 3 jam per hari, dsb. Agar tidak membingungkan, buat pesan tertulis lalu tempel di bagian yang selalu terlihat anak.

4. Tidak ada kesempatan saling mendengarkan satu sama lain
Kesalahpahaman terjadi apabila tidak ada kesempatan saling mendengarkan satu sama lain. Terkadang kita hanya berpikir hasil A, tanpa berpikir bahwa bisa saja hasilnya anak menjadi B. Dengarkan apa yang menjadi problema anak.

Tips: Sesibuk-sibuknya orangtua, selalu sediakan waktu buat mendengarkan anak. Bukankah sekarang komunikasi itu mudah? Satu lagi, orangtua itu juga boleh salah loh. Artinya tak melulu orangtua itu benar.
5. Orangtua merasa paling benar
Ketika selesai thematic games, saya bertanya kepada peserta yang notabene adalah orangtua, hampir semua menyalahkan anak. Orangtua merasa diri paling benar. Dalam permainan tersebut, bagaimana jika saya salah, saya sebagai Instruktur Games mengatakan agar merobek ujung kiri atas kertas padahal kenyataannya saya salah merobek karena mata saya juga sama-sama tertutup. Akhirnya saya jadi menyalahkan mereka karena karyanya tidak sama dengan saya. 

Kesalahan komunikasi bisa saja terjadi. Pernahkah anda berpikir bahwa mendengar dengan mendengarkan itu berbeda? Apakah pernah anda seratus persen mendengarkan apa yang disampaikan anak kita atau kita lebih selektif mendengar yang kita mau saja? Sesuaikan gaya dan pendekatan komunikasi bila kita berbicara dengan anak, dengan penuh atensi dan kasih. Karena mendengarkan dengan penuh perhatian artinya mengkomunikasikan apa yang dirasa dan dilihat oleh anak.

Silahkan baca juga link tulisan saya yang lain tentang hambatan komunikasi (https://liwunfamily.wordpress.com/2014/02/07/7-hambatan-komunikasi/)

Semoga bermanfaat!

Advertisement

One thought on “Mengapa Terjadi “Miscommunication” Orangtua vs Anak?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s