Tiba hari yang ditunggu, saya janjian sama mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Jerman, kebetulan lagi mampir di LMU München untuk beberapa bulan.
Kami bertemu di Galerieinkazentrum, seperti pusat perbelanjaan untuk makan siang sambil ngobrol. Pas mengenali perawakan orang Indonesia, langsung dari jauh kami sudah saling tersenyum. Ups, dia langsung menempelkan pipi kanan kiri cipika cipiki. Kaget dong. Kan baru saling kenal, kok langsung nyosor gitu ya secara dia ‘kan mahasiswa, bukan mahasiswi. Lalu hal ini juga terjadi ketika pertama kali berjumpa dengan teman saya orang Jerman pas di Airport, dia pun melakukan hal yang sama pada saya.
Nah, akhirnya dia pun bercerita kebiasaan masyarakat high society di sini dimana mereka akan saling cipika cipiki baik perempuan maupun pria. Saya pun suka mengamati hal tersebut saat mereka saling berjumpa satu sama lain di tempat publik seperti Hauptbahnhof atau stasiun kereta. Atau saat mereka berjumpa di Mall atau Restoran mereka juga akan melakukan hal yang sama. Hal ini juga sempat jadi bahan diskusi saya dengan teman kelas asal Inggris, dia pun kaget dengan gaya mereka yang dikenal “Bussi-Bussi” atau “Bussi-Gesellschaft”.
Bussi adalah julukan untuk cipika cipiki atau check-kissing sedangkan Gesellschaft” dapat diartikan “society”. Jadi bussi-bussi semacam cium persahabatan masyarakat disini. Namun sepertinya tidak semua di Jerman mengenal “Bussi-bussi” karena seperti teman saya asal Saxony, dia malah tidak paham cium persahabatan ini.
Mungkin cukup populer “Bussi-bussi” terjadi hanya di München saja. Atau cukup juga mereka menyebut “Bussi” saja sudah dipahami sebagai cium persahabatan. Ada juga yang bilang bahwa “Bussi” adalah the bavarian dialect for kiss.
Jadi jangan heran jika datang berkunjung ke München dan menemukan mereka saling cipika cipiki baik pria maupun wanita.