Korea Selatan (3): Meriahnya Festival dan Karnaval Lampion di Bulan Mei

Sejak sore masyarakat sudah duduk dan menunggu festival lampion di tepi jalan. Sumber foto: Dokumen pribadi
Sejak sore masyarakat sudah duduk dan menunggu festival lampion di tepi jalan. Sumber foto: Dokumen pribadi

Sewaktu memiliki rencana berkunjung ke Korea Selatan, saya tidak tahu bahwa di periode saat saya datang akan ada festival dan karnaval lampion di wilayah yang akan melewati area tempat saya menginap. Usai berkeliling kota Seoul dan menuju penginapan, saya melihat ada beberapa papan informasi yang menyatakan bahwa jalan akan segera ditutup nanti sore. Saya pun diberitahu oleh staf tempat saya menginap bahwa akan ada festival lampion di sepanjang jalan, di depan hostel. Sedapat mungkin segera kembali sore hari agar bisa menyaksikan parade lampion dan juga lebih baik karena tidak ada transportasi melewati jalur saya menginap.

Melihat saya antusias mendengarkan informasi festival lampion, staf hostel,  pria yang berasal dari Eropa Timur mengajak saya ikut menonton atraksi itu. Saya pun menyambut ajakan itu. Sejak sore hari, saya sudah melihat jalanan kota depan hostel bersih dan tertata rapi layaknya akan ada parade besar. Di sepanjang trotor sudah dipasang kursi-kursi plastik untuk penonton, menarik sekali. Entah mengapa parade akan melewati jalan depan hostel, mungkin karena hostel saya terletak tak jauh dari Dongdaemun, yakni pusat sejarah dan budaya.

Jika mengecek informasi, sejarah festival lampion di Seoul diketahui  merupakan festival untuk merayakan hidup

Parade berlangsung hingga malam hari sehingga semakin terlihat cahaya dan kemeriahan lampion. Sumber foto: Dokumen pribadi
Parade berlangsung hingga malam hari sehingga semakin terlihat cahaya dan kemeriahan lampion. Sumber foto: Dokumen pribadi

Sang Buddha  di dunia, berabad-abad tahun yang lalu. Untuk menghormati dan merayakannya, umat Buddha di seluruh dunia melaksanakan berbagai ritual atraksi, termasuk festival lampion. Di Thailand dimana mayoritas penduduk beragama Buddha,  mereka juga merayakan festival lampion dimana lampion diterbangkan ke langit beramai-ramai. Sedangkan di Seoul sendiri, saya beruntung dapat menyaksikan festival lampion terbesar bahkan atraksi ini termasuk salah satu pemikat turis untuk berkunjung ke Korea Selatan.

Festival Lampion ini termasuk yang terbesar karena setiap perwakilan umat Buddha dari berbagai negara muncul semacam parade dengan membawa lampion yang unik dan penuh kreativitas khas negara asal. Di depan rombongan per negara, biasanya tertulis asal negara lalu diikuti para Biksu dan Rohaniawan serta umat asal negara tersebut. Sayangnya saya belum menemukan rombongan negara asal Indonesia. Saya jelaskan kepada teman saya asal Eropa Timur ini, bahwa di Indonesia terdapat juga umat Buddha bahkan kita memiliki Candi Borobudur yakni candi Buddha yang terbesar dan dikenal di seluruh dunia. Candi ini juga termasuk keajaiban dunia.

Sungai Cheonggyecheon juga dipenuhi antusiasme warga menyaksikan keindahan lampion di sini. Sumber foto: Dokumen pribadi
Sungai Cheonggyecheon juga dipenuhi antusiasme warga menyaksikan keindahan lampion di sini. Sumber foto: Dokumen pribadi
Keindahan lampion di sungai Cheonggyecheon. Sumber foto: Dokumen pribadi
Keindahan lampion di sungai Cheonggyecheon. Sumber foto: Dokumen pribadi

Parade yang berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam ini berawal dari Dongdaemun, sebagai titik awal keberangkatan. Ternyata berbagai kreasi unik lampion dapat dengan mudah ditemukan tidak hanya saat parade. Di sungai Cheonggyecheon yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat Seoul misalnya, saya temukan kreasi unik lampion di sepanjang sungai. Menarik dan meriah ya, bahkan sungai pun menjadi tempat yang asyik untuk wisata gratis dan tempat publik yang ramai untuk cuci mata.

Saya juga melihat ratusan orang penduduk setempat mengenakan pakaian tradisional (hanbok) dan membawa lentera dalam berbagai bentuk seperti bunga, buah, hewan dan simbol-simbol lain. Di Korea Selatan sendiri, ada berbagai tradisi dan atraksi budaya yang masih dipelihara hingga sekarang. Usai festival lampion, akan ada pasca festival lain yang menjadi tradisi masyarakat setempat.

Apakah anda punya cerita menarik soal Korea Selatan atau Festival Lampion di tempat lain? Yuks berbagi 😀

Advertisement

2 thoughts on “Korea Selatan (3): Meriahnya Festival dan Karnaval Lampion di Bulan Mei

  1. Hallo Gresiaputri,

    Terimakasih sudah mampir. Jika kita pergi ke negara2 minoritas muslim saya pikir tidak susah untuk bisa mendapatkan makanan halal. Ada banyak pilihan makanan dan restoran dari yang murah sampai mahal dan mereka juga yakin bahwa makanan mereka halal. Biasanya kita yang harus inisiatif bertanya dan cari tahu kepada penjualnya apakah layak dikonsumsi atau tidak.

    Kamu keluar kota kemana saja? boleh dong cerita nanti saya mampir hehehehe..

    Like

  2. Hai kak ana. .
    Postingannya selalu bagus, tp sayangnya aku blm ada cerita soal lampion. . setiap keluar kota selalu sj karena pekerjaan, jd ga ada lihat promo wisata. .
    Kak ana udh bnyak keluar negeri ya. . negara2 yg minuritas muslim, susah gak mbak mencari makanan halal? ?

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s