Siang itu, seorang anak datang menghampiri ayahnya. Ia bermaksud untuk meminta bantuan ayahnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru di sekolah. “Ayah, apakah kau sibuk saat ini?” tanya anak tersebut.
“Sedikit,” sahut ayah.
“Apakah kau bisa membantu pekerjaan rumahku? Aku tidak suka pelajaran matematika ini.”
“Mengapa kau tidak suka pelajaran matematika?” tanya ayah sambil menghampiri putri semata wayangnya itu.
“Karena gurunya galak,” sahut anak itu. Kemudian ia menjelaskan lagi, “Gurunya selalu berteriak saat mengajar. Ia memiliki mata yang melotot seperti orang mau marah.”
“Nak, jangan habiskan waktumu hanya memikirkan guru matematika yang tidak kau sukai. Sebaiknya habiskan waktumu untuk memikirkan bagaimana kau memahami pelajaran matematika,” kata ayah sambil menepuk bahu anak itu. Maksud ayah, jika kita sudah membenci sesuatu maka energi akan terbuang untuk hal-hal yang semakin sulit. Ketidakmengertian berawal dari ketidaksukaan.
Ayah lalu melanjutkan, “jadi jika kau ingin mengerti pelajaran matematika, kau harus menyukainya. Sukai gurunya yang menurutmu galak, sukai waktu kamu mengerjakan soal-soal itu, dan sebagainya.”
Hmm, baiklah jadi selama ini jika kita tidak menyukai seseorang itu berarti kita tidak mengerti perangainya atau karakternya. Ketidakmengertian menjadi alasan untuk membenci sesuatu atau seseorang. Pelajaran menarik dari ayah.
“Ayah, bagaimana aku bisa menjadi guru matematika?” tanya anak itu sambil menjawab beberapa soal matematika yang masih rumit. “Sepertinya aku ingin menjadi guru matematika. Aku yakin matematika bisa menjawab permasalahan kehidupan,” katanya sekali lagi.
Jawaban ayah sungguh menyentuh anak itu, “Nak, jika kau ingin mencapai impianmu, mulailah dari apa yang bisa kau lakukan. Kebanyakan orang yang bermimpi selalu berawal dari apa yang ingin mereka lakukan dan mereka lupa mewujudkannya.”
Sejak saat itu, anak itu tidak pernah membenci matematika karena matematika menjadi bagian dari kehidupannya saat ini. Ia kini menjadi guru matematika yang cukup disegani.
Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita di atas:
- Jangan habiskan energi hanya untuk membenci sesuatu hal atau seseorang! Beri waktu yang cukup memahaminya, bukankah di dunia ini segala sesuatu ada dalam rencana Tuhan?
- Belajarlah menerima dan menyukai apa yang tidak kau sukai!
- Awalilah mimpimu dari apa yang bisa kau lakukan!