5 Hal Mengapa “Sok Jadi Pemimpin” Tidak Disukai?

Saya yakin anda pasti sebal dengan karakter orang yang sok jadi pemimpin padahal dia tidak punya posisi apa pun atau bahkan tidak terlihat kinerjanya, namun selalu berlagak punya power atas orang lain.

Nah, kira-kira mengapa orang yang demikian tidak disukai dalam pergaulan? Ini dia alasannya:

1. Karena mereka merasa paling tahu tanpa menunjukkan caranya.
“Kalau menurut saya, anda sebaiknya begini begitu…,” kata orang yang sok jadi pemimpin. Ketika ditanya balik pada mereka atau dimintai bantuan, mereka biasanya meninggalkan kita yang masih terpelongo atau mereka mengaku sibuk. Mereka sok sibuk mengurus pekerjaan orang lain, padahal bisa jadi pekerjaan mereka belum terkelola dengan baik. Mereka merasa paling tahu padahal mereka tidak pernah menjelaskan bagaimana mengerjakannya. Hmmm, begitulah.

2. Karena mereka yang sok jadi pemimpin ini lebih suka memerintah daripada meminta bantuan.
Hello, setiap orang punya hak dan kewajiban yang sama meski dia adalah bos anda sekalipun. Tetapi bagi mereka yang sok memimpin akan terlihat bagaimana gaya mereka berbicara yang bossy untuk menyuruh orang lain ketimbang meminta dibantu. Pantang untuk berkata ‘tolong’ dan ‘terimakasih’ tetapi jika ada kesulitan mereka akan berteriak-teriak agar orang bersegera menolong. Hmmm, setujukah anda?

3. Karena mereka suka mengaku kehebatan diri sendiri ketimbang tim yang bekerja.
“Perlu diketahui bapak-ibu, bahwa acara kemarin bisa terlaksana dengan baik karena saya,” seru orang yang sok jadi pemimpin. Dia lupa bahwa segalanya berjalan dengan baik berkat kerja orang lain juga, bahwa ada tim yang membantunya. Dia suka mengapresiasi diri sendiri dan lupa mengungkapkan apresiasi pada orang lain. Hmmm, pantas tidak disukai ya ‘kan?

4. Karena mereka yang sok jadi pemimpin tidak peduli kepentingan orang banyak dan kurang pengorbanan.
Menjadi seorang pemimpin harus banyak pengorbanan, bahkan mengorbankan kepentingan diri sendiri. Nah, mereka yang sok pemimpin tidak peduli dengan kepentingan orang banyak dan selalu meminta dispensasi untuk diri sendiri. Mereka mau menang sendiri dan tak suka mengalah. Hmmm, ini baru sok memimpin, belum disuruh memimpin ya!?

5. Karena mereka lebih mengatur orang lain daripada diatur dan taat pada aturan.
Sok memimpin pastinya terlihat dari gayanya mengatur orang-orang. Padahal diri sendiri yang sok jadi pemimpin belum becus mengatur diri sendiri, cenderung arogan dan tak patuh aturan. Wajar, mereka disebut sok jadi pemimpin karena mereka sukar diatur dan dipimpin orang lain.

Semoga kelima hal di atas cukup menjelaskan bahwa menjadi pemimpin yang sesungguhnya tidak tergambar dari banyaknya gaya dan omongan saja, namun terlihat dari kinerja. Mereka yang bisa memimpin diri sendiri pasti berhasil memimpin orang lain. Tetapi mereka yang sok jadi pemimpin orang lain belum tentu berhasil memimpin diri sendiri.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s