Saya selalu kagum pada orang yang mampu menguasai lebih dari tiga bahasa asing, bahkan ada yang ngaku sampai lima atau tujuh dan sebagainya. Hebat ya!!!! Saya aja satu hari harus bicara tiga bahasa asing, bahasa Indonesia, English lalu Deutsch (bahasa Jerman) bisa kebolak-balik. Malah kadang ada bahasa Tarzan, yang kadang saya campur-campur dua bahasa jika sedang bicara dengan suami. Intinya, dia tahu apa yang saya maksud karena suami saya belum bisa bicara dalam bahasa Indonesia.
Balik lagi nih, saya dapat pertanyaan dari mereka yang sedang belajar bahasa asing, sebaiknya mana yang didahulukan dalam belajar bahasa asing, belajar berbicara atau belajar menulis? Hmmm, saya bingung jawabnya. Mungkin pengalaman bisa membantu.
Banyak tawaran kursus bahasa asing menjamur bahkan yang menawarkan “Langsung Bisa Ngomong” singkat ala metode instan. Ada pula buku-buku yang mengajari belajar bahasa asing. Lalu pertanyaannya, mana yang dulu dipelajari menulis atau berbicara? Mereka yang jago menulis bahasa Inggris dengan skor TOEFL atau IELTS yang bagus di atas rata-rata belum tentu pede juga saat diajak berbicara bahasa Inggris. Ini adalah pengalaman pribadi dari beberapa rekan kerja di Jakarta dulu.
Nah suatu kali saya telpon om saya, guru bahasa Jerman di SMA. Selain berbicara soal kabar, saya juga ingin mengecek kemampuan bahasa Jermannya. Lagi pula saya pikir ini ide yang bagus juga untuknya punya partner bicara bahasa Jerman. Saya minta suami saya jadi partner bicara, rupanya om saya belum bisa merespon apa yang dibicarakan suami saya. Jadi memang kemampuan menulis yang diajarkannya pada siswa belum sebanding ketika dia berbicara dalam bahasa Jerman.
Beberapa kali saya berjumpa turis yang bukan berasal dari negara berbahasa Inggris, mereka ternyata sulit juga menulis kalimat berbahasa Inggris. Hal ini terbukti dari cara mereka menulis kosakata yang kadang hanya sesuai dengan lafal berbicara, sehingga kurang atau lebih huruf. Rupanya mereka lebih percaya diri untuk bicara bahasa Inggris ketimbang teman kerja saya yang punya score TOEFL yang tinggi.
Lalu menjawab pertanyaan mana yang lebih dulu, belajar ngomong atau belajar nulis saat kursus? Jawaban saya harus dua-duanya bilamana mendesak diperlukan seperti mengambil studi, bekerja atau berniat pindah ke negeri yang dimaksud. Namun jika anda berniat untuk serius belajar bahasa asing, sebaiknya belajar menulis dulu melalui kursus. Ini adalah cara yang tepat dan benar. Selain belajar membaca lewat majalah dan koran-koran berbahasa asing juga cocok untuk anda memperkaya kosakata dan penulisan yang benar.
Untuk pergaulan, belajar ngomong bahasa asing itu dapat mencoba beberapa langkah hasil pengalaman saya:
1. Latih pengucapan lewat lagu.
Cari lagu yang jadi favorit anda untuk dinyanyikan. Dengarkan bagaimana si artist menyanyikan dengan lirik yang ada. Sebaiknya cari lagu yang tersedia liriknya sehingga anda bisa ikut menyanyikannya juga.
2. Cari partner bicara
Belajar bahasa asing akan lebih bersemangat bila punya teman tandem buat bicara. Anda bisa berkenalan lewat berbagai komunitas atau kelompok pecinta budaya luar. Intinya anda percaya diri untuk berbicara.
3. Kunjungi belajar online yang bertebaran di internet
Latih dan tingkatkan kemampuan bahasa asing yang bisa dicari di internet. Mereka biasanya ada berbagai latihan yang cocok bagi pemula.
Selamat mencoba