Seorang ibu berbicara lantang lewat telpon genggam seperti sedang memarahi seseorang. Banyak kata-kata kasar terucap dari mulutnya, bahkan orang-orang di sekitarnya menggelengkan kepala karena tidak suka dengan perangainya. Saya pun yang mendengar risih dan jengah.
Lain lagi dulu saya punya rekan kerja yang saban hari bergunjing tentang rekan kerja yang lain. Setiap orang di kantor dijadikan topik pembicaraannya, dari hal sepele hingga masalah rumah tangga yang merupakan ranah pribadi, dibicarakan di kantor.
Ada lagi teman yang punya kebiasaan mengumpat dan memposting umpatannya di media sosial. Dia akan senang jika ada orang yang suka dengan postingannya atau memberi komentar. Dia bisa menuliskan kemarahannya di media sosial, bahkan memarahi pasangan hidupnya lewat status-statusnya.
Sadarkah anda bagaimana kita harus berkomunikasi? Hati-hati dalam berkomunikasi dan pertimbangkanlah hal-hal berikut:
1. Apakah itu benar dan tepat?
Sadarkah informasi yang anda sampaikan ke orang lain benar dan tepat? atau itu hanya gosip? Seperti contoh rekan kerja dulu yang menggunjingkan orang lain. Apakah informasi itu hanya gosip karena ketidaksukaannya pada orang tersebut? Atau malah informasi itu berasal karena rasa iri atau cemburu pada rekan kerja yang lainnya. Tentu anda juga tidak ingin larut dan terbawa arus oleh perangai orang yang seperti ini. Berhati-hatilah dalam berkomunikasi agar tidak menimbulkan masalah karena informasi yang tidak benar dan tidak tepat.
2. Lihatlah kondisi sekitar anda!
Pernah suatu kali saya pergi bersama teman ke Singapore. Teman saya ini ingin menyampaikan pendapatnya tentang gaya berpakaian seseorang yang kami temui di MRT. Menurut teman saya, gaya pakaiannya norak dengan kaca mata yang tidak pas dengan dandanannya. Teman saya berbicara dalam bahasa Indonesia dan berpikir tidak ada yang mengerti percakapan kami. Salah besar!!! Orang yang dibicarakan itu bersiap turun pada pemberhentian berikutnya sambil berhenti di hadapan kami, menjelaskan mengapa dia berpakaian seperti itu. Dia bisa berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik. Betapa malunya kami saat itu. Rupanya dia orang Indonesia yang menetap di negeri Singa itu. Jadi berhati-hati dalam berkomunikasi karena kondisi sekitar anda. Di Jerman misalnya, saat di kereta apakah sopan berteriak-teriak dan tertawa hingga gaduh? tentu tidak sopan. Hati-hati berkomunikasi di tempat publik, lihatlah kondisi sekitar anda!
3. Pastikan bijak kata-kata yang yang disampaikan
Situasi di awal saat seorang ibu berbicara marah-marah pada suaminya lewat telpon, anda tahu dimana dia berkata itu? Di sekolah saat pengambilan rapor. Tentu ada kalimat yang tidak bijak disampaikan didengar oleh anaknya atau orangtua yang lain. Berhati-hatilah dalam berkomunikasi dengan kata-kata yang tidak pantas didengar saat di tempat umum agar jangan sampai mempermalukan diri sendiri!
4. Berbicara yang santun tanpa perlu berteriak
Beberapa orang masih menerima telpon saat di ruang rapat atau rumah ibadah. Meski anda sudah mengecilkan volume suara, namun tetap saja mengganggu. Jika anda terdesak terima telpon, anda bisa menyingkir dulu sehingga tidak mengganggu orang lain. Berbicaralah tanpa perlu berteriak. Jika anda menerima telpon disertai gangguan seperti bising, suara terputus-putus, suara tidak jelas, dll maka sebaiknya menghindar atau telpon kembali saat kondisi membaik. Cari tempat yang membuat suara anda berkomunikasi dengan telpon tidak mengganggu orang lain. Berhati-hatilah dalam berkomunikasi karena setiap orang juga butuh privasi!
5. Pertimbangkan informasi viral yang diterima secara online
Kebanyakan kita meneruskan informasi yang didapatkan sebarannya tanpa dibuktikan sumber yang jelas. Jadilah penerima informasi yang cerdas untuk menyebarkannya kembali! Jangan sampai niat baik menyebarkan informasi malah menjadi bumerang sendiri! Berhati-hati dalam komunikasi di dunia maya itu penting. Pikirkan kembali sebelum posting sesuatu di media sosial tentang dampak dan manfaatnya untuk diri pribadi dan orang lain.
Ada pendapat?