Indomie adalah salah satu produk yang saya pilih bagaimana bisa mencitrakan sebagai buatan Indonesia.
Saya lagi tertarik mempelajari branding. Branding adalah bagian dari strategi komunikasi sehingga menarik bagi saya, tidak hanya sebagai promosi namun mempengaruhi perilaku. Bagaimana product branding mempengaruhi seseorang untuk memilih produk itu.
Apa itu product branding? Menurut saya, sesuatu produk yang ditampilkan ke publik kemudian bagaimana publik menerima atau terkesan dengan produk tersebut.
Tergelitik oleh rasa ingin tahu saya, mengapa kita atau saya pilih produk A, bukan B atau C? Nah, berikut hasil pengalaman dan pengamatan saya:
1. Ada pengalaman
“Ketika saya coba produk tertentu, tangan saya jadi gatal atau alergi. Setelah saya tes produk ini, saya tidak alergi,” kesan seorang ibu pada produk deterjen pakaian. Ada pengalaman yang baik dan buruk tentu mempengaruhi seseorang memilih sesuatu produk.
Saya pernah dulu tergabung dalam riset marketing suatu produk. Sebelum diluncurkan produk yang baru, perusahaan menggali pendapat dan pengalaman masyarakat lewat survey. Hasil riset membantu memetakan pengalaman baik dan buruk responden yang ditanya sehingga perusahaan akan mengkaji agar produk nanti yang akan diluncurkan aman, tidak menimbulkan alergi, misalnya.
Rupanya riset pasar juga membantu mendapatkan product branding yang sesuai dengan pengalaman baik di masyarakat, lalu memperbaiki produk bilamana ada pengalaman tidak baik.
2. Saran/rekomendasi orang lain
“Ayo, silahkan coba produk yang saya pakai! Dijamin wajah kamu bebas dari jerawat!” seru seorang teman pada rekan di sebelahnya di suatu apotik. Akhirnya orang yang ditawari seperti terbius menuruti dan kemudian membeli produk tersebut.
Apakah anda pernah mengalami hal yang sama? Tergiur dari rekomendasi seseorang yang anda percayai. Mengapa kita jadi pilih produk itu? Karena kita percaya pada saran orang tersebut lalu memilih produk itu. Jika anda cukup percaya pada pemikiran diri sendiri, tentu anda tidak tergoda.
3. Pengaruh iklan
“Sebagai model, saya sering melakukan macam-macam treatment rambut yang membuat rambut rapuh dan rusak. Setelah saya keramas dengan sampo X, rambut saya sehat,” kata model iklan. Terbius oleh penampilan dalam iklan tersebut akhirnya pilih produk itu.
Iklan atau Advertising memang diciptakan untuk meningkatkan penjualan suatu produk. Rasanya sulit mengenal produk bilamana tidak pernah diiklankan. Begitu besar pengaruh iklan sehingga orang pilih produk tertentu. Tak salah bila meyakinkan publik, iklan disajikan lebih sering, lebih menarik dengan figur-figur berpengaruh.
4. Kemasan Menarik
“Awalnya saya tertarik membeli produk itu karena kemasannya menarik. Setelah saya coba di rumah, khasiatnya biasa saja,” kata seseorang bercerita suatu produk.
Salah satu yang menentukan nilai jual suatu produk adalah kemasannya. Seperti cerita di atas, pilihan produk ditentukan oleh kemasannya yang menarik konsumen.Hal ini juga yang membuat desain visual hingga pengepakan (packaging) bekerja keras mendapatkan atensi publik agar orang memilihnya.
5. Harga
“Saya suka produk ini karena harganya murah. Kalau khasiatnya sama saja seperti yang mahal, tentu saya pilih yang murah” kata seorang ibu yang bersaksi soal suatu produk. Ada orang yang pilih produk karena harganya yang murah dan terjangkau, namun tak sedikit orang yang juga memilih karena kualitas produk meski mahal.
You get what you pay for. Kurang lebih begitu menerjemahkan bahwa anda mendapatkan apa yang dibayar. Jangan komplen bilamana barang yang anda beli tidak sesuai, hanya karena tergiur dengan harga yang murah! Namun jangan pula menuduh barang murah namun kualitasnya rendah. Semua pilihan produk ada di tangan anda.
6. Ada bonus pengikat
“Siapa tahu saya bisa jalan-jalan keluar negeri, hanya dengan membeli produk ini!” seru seorang remaja di toko swalayan. Bonus jalan-jalan keluar negeri begitu memikatnya sehingga memutuskan beli produk tersebut dalam jumlah banyak.
Melihat keinginan publik buat traveling, misalnya perusahaan produk kemudian menjanjikan hadiah atau bonus bilamana pilih produknya. Bonus pengikat lain seperti ‘beli satu dapat satu’ atau dapat bonus produk lain gratis juga bisa jadi mempengaruhi anda pilih produk. Apa pun bonus pengikatnya tergantung keputusan anda untuk memilihnya.
Demikian hasil pengalaman dan pengamatan saya. Anda sendiri bagaimana? Lalu mengapa saya tidak menulis faktor kualitas produk? menurut saya semua orang pasti menginginkan kualitas yang terbaik dari suatu produk, terlepas dari harga/iklan/bonus/kemasan/rekomendasi orang lain.
Tentunya kualitas produk adalah hal yang utama yang menentukan product branding.
One thought on “Product Branding: Hal-hal Menyangkut Pemilihan Barang (Produk)”