Seorang perempuan muda datang pada seorang tukang pembuat taman yang bijak. Dia berkata “Hei bapak pembuat taman, saya ingin memiliki bunga yang paling indah sedunia. Bisakah kau buatkan untukku setangkai bunga saja tetapi yang paling indah? Karena aku belum pernah melihatnya di dunia selama ini.”
Si bapak tukang taman berpikir bagaimana bisa mewujudkan keinginan perempuan muda itu. Saban hari ia berpikir bagaimana meyakinkan bahwa ia berhasil membuat setangkai bunga yang paling indah sedunia. ‘Tuhan Sang Pencipta segalanya saja belum berhasil menciptakan bunga yang paling indah menurut perempuan itu, bagaimana dengan saya?’ pikir bapak itu.
Waktu yang ditentukan pun tiba. Ia datang ke rumah perempuan muda itu. Bapak tua, si pembuat taman mengetuk pintu rumah perempuan itu. Ia pasrahkan pada kekuatan Tuhan untuk membuat setiap pesanan orang.
“Silahkan masuk!” seru perempuan itu. “Bapak hanya punya waktu selama seminggu untuk membuat setangkai bunga paling indah. Aku akan kembali untuk menilai dan membayar bapak jika bapak berhasil menemukannya,” kata perempuan itu lagi. Lalu ia pun bergegas meninggalkan bapak tua dengan segala kebingungannya.
***
Seminggu kemudian, perempuan muda itu datang kembali ingin melihat hasil kerja si tukang taman.
Bapak tua itu pun berujar “Pekerjaanku sudah selesai. Sekarang aku tidak ingin mendengarkan komentar nona terlebih dulu. Silahkan nona periksa sendiri bunga yang paling indah menurutmu!”
Perempuan muda itu tidak hanya mendapati setangkai bunga indah tetapi sebuah taman yang dipenuhi bunga-bunga. Ia pun patuh pada pinta si tukang taman untuk tidak berkomentar dulu, melainkan mencari bunga yang paling indah.
Selang beberapa jam, perempuan muda itu kembali kepada tukang taman. Dia berkata “Aku tidak menemukan setangkai bunga yang paling indah. Aku begitu bingung saat melihat semua bunga terlihat indah di taman ini”
“Nona, aku sengaja membuatkan sebuah taman yang indah saat kau meminta setangkai bunga. Aku berpikir ini akan memudahkanmu mendapatkan setangkai bunga yang paling indah” kata tukang taman. Dia bertanya “Bukankah kau hanya menginginkan satu bunga yang indah saja?”
Perempuan muda itu pun diam.
Bapak pembuat taman pun berkata lagi pada nona pemesan itu “Saat kita meminta setangkai bunga, Tuhan bahkan memberimu sebuah taman agar kau bisa memilihnya. Namun yang terjadi, kau tetap merasa bingung dan berkomentar bahwa tak ada bunga yang paling indah sesuai keinginanmu.”
Perempuan muda itu tertunduk malu pada tukang taman tua yang sederhana dan bijak ini.
***
Terkadang yang diperlukan bukan sekedar melihat dengan keindahan mata saja, tetapi keindahan rasa. Jika kita tak pernah puas dengan apa yang sudah diberikan Tuhan pada kita, bagaimana kita bisa melihat bahwa hidup itu sejatinya indah.
Dalam hidup, kita terlalu banyak menuntut padahal sesungguhnya kita sudah diberi apa yang diberikan Tuhan. Ingat, saat kita meminta setangkai bunga, Dia beri kita sebuah taman. Saat kita meminta kesabaran, Dia beri kita ujian. Bahwa sesungguhnya kita hanya bingung karena semua terlalu indah saat kita sudah melewatinya.