Pertama yang terjadi dalam hidup saya adalah memvisualisasikan hidup di luar negeri. Now it happened😊.
Ada segudang keinginan dalam hidup anda. Betul? Nah, apakah anda merupakan salah satu dari orang-orang yang suka memvisualisasikan keinginan? Jika ya, selamat bagi anda.
Jika tidak, nih saya kasih alasan mengapa kita perlu memvisualisasikan keinginan.
Saya sering berhadapan dengan banyak orang dalam menyampaikan gagasan semisal di kantor atau dunia pekerjaan atau bahkan di kampus, tempat studi. Setiap dari mereka begitu ahli berpendapat tentang berbagai ide atau gagasan, saya akan langsung membayangkannya. Atau saya meminta mereka menggambarkannya di kertas buram tak terpakai atau di papan tulis. Apa maksudnya? Saya mengaku bahwa saya termasuk tipe visual. Apa itu? Silahkan cari sendiri ya:)
Jadi saya butuh memvisualisasikan apa yang muncul dalam benak orang lain agar saya paham dan mengerti. Begitu pun saat saya menghendaki sesuatu atau ingin melakukan sesuatu, saya sudah memvisualisasikan dalam pikiran saya. Tak jarang saya pun berujar kepada sesuatu atau seseorang yang saya visualisikan, kok ternyata berbeda ya?! Namun visualisasi tadi membantu saya bahkan seperti tak jauh berbeda dengan imej yang saya buat.
Nah, balik ke topik mengapa kita perlu memvisualisasikan. Ini dia alasannya:
1. Tidak ada yang bisa menebak keinginan anda, bahkan Tuhan sekalipun
Seorang rekan kerja bertanya apakah suami saya adalah pria yang sesuai dengan keinginan. Saya jawab ya. Mengapa? Saya berdoa pagi, siang, malam dengan memvisualisasikan pria seperti apa yang saya mau kepada Tuhan. Terbukti!
Lalu teman saya ini berpendapat bahwa dia merasa Tuhan juga mengabulkan keinginannya mendapatkan jodoh cuma ada beberapa hal yang tidak dia inginkan. Katanya “Mungkin sewaktu berdoa, saya lupa menyebutkan seperti apa (visualisasikan) jodoh saya, akhirnya hanya dapat jodoh saja.” Hahahaha! Bercanda saudara-saudara.
Jadi bagaimana pun visualisasikan keinginan yang terucap dalam doa, mengapa tidak? Sepertinya Tuhan tahu saya adalah tipe visual sehingga Tuhan mengabulkan doa saya seperti imej yang saya buat meski tidak semua doa. Artinya visualisasi memudahkan siapa saja menebak keinginan anda.
Pernah begini, dapat pertanyaan pesanan makanan? Saya jawab saya ingin makan mie ayam bang gondrong, tanpa micin, saus sambal dipisah, pakai kuah dipisah, dan seterusnya. Maka orang yang mendapat pesanan makan tersebut, office assistant akan bisa menebak makanan yang saya inginkan. Pesanan makan yang demikian juga bentuk visualisasi ketimbang anda hanya mengatakan saya mau mie ayam saja atau terserah deh.
2. Visualisasi membantu mengarahkan apa yang diinginkan
Saya pernah melatih dalam grup karyawan di suatu training tentang pentingnya visualisasi. Ada dua orang yang saya perlakukan berbeda. Satu orang pertama ini saya minta menggambarkan rumah yang diinginkan dalam imej pikirannya. Saya beri waktu 5 menit untuk dia memvisualisasikan.
Orang kedua yang lain saya minta tanpa ada waktu visualisasi. Jadi tiba-tiba saya meminta dia menggambarkan rumah yang diinginkannya.
Apa yang terjadi?
Ternyata orang yang sudah memiliki visualisasi dalam benak pikirannya lebih mudah untuk menggambarkan rumah impian ketimbang yang tidak diberi waktu visualisasi.
Orang pertama yang punya visualisasi terlihat tenang dan tekun menggambar, bahkan minim kesalahan. Orang kedua terlihat gugup, bingung dan menebak-nebak lalu banyak kali kesalahan menggambar. Kedua orang ini tidak diberi penghapus bila ada kesalahan dan punya waktu yang sama untuk menggambar.
So bagaimana dengan anda?