Di Jerman ada beberapa pekerjaan yang memang mendapatkan sebagian pendapatannya dari tip pelanggan sebagai jasa atas apa yang telah dikerjakan.
Pekerjaan seperti pramusaji di restoran misalnya. Mereka umumnya memiliki gaji pokok, namun tidaklah besar. Lagipula kebanyakan pembayaran makanan kita di restoran tidak di depan kasir, namun bayar ke pramusaji. Kecuali anda datang ke gerai makanan cepat saji semisal McD dan semacamnya, tentu anda bayar dulu di hadapan kasir baru kemudian mendapatkan pesanan anda. Tetapi jika anda memesan dulu makanan lewat pramusaji, maka pembayaran langsung kepada pramusaji. Tak heran para pramusaji punya dompet yang tebal untuk menerima dan mengembalikan pembayaran.
Lalu berapa tip yang sebaiknya diberikan? Saya bertanya kepada beberapa teman di sini. Semua menjawab “Das ist egal, Anna.” Itu terserah anda ingin memberikan berapa. Tidak ada persentase dari sekian pembayaran. Jika mereka melayani dengan baik, ramah, helpful, mungkin mereka mendapatkan tip yang banyak.
Saran saya, anda pasti mendapatkan nota pembayaran yang tidak bulat dari pramusaji. Misalkan anda harus bayar 16,89€ maka anda bisa memberikan 20€ lalu mengatakan untuk kembalikan uang 1€. Atau jika berbaik hati, anda bisa berikan semua sebagai tip sekaligus. Namun ini bukan kewajiban, hanya saja kita menyadari bahwa tip adalah sebagian dari pendapatan yang diterimanya.
Lain pramusaji, lain pula saat saya datang potong rambut di salon. Meski di Indonesia, saya pun memberlakukan beri tip untuk orang yang membantu merapikan rambut atau melakukan perawatan untuk saya, bagaimana di Jerman? Harga untuk memotong rambut di salon saja sudah merupakan harga yang lebih mahal jika dibandikan harga di salon langganan saya di Jakarta. Jadi berapa tip yang diberikan?
Kebetulan tetangga rumah adalah pemilik salon. Suami saya berpendapat, tidak memberikan tip kepada pemilik salon yang kebetulan memotong rambut saya. Jadi saya membayar sejumlah harga yang disebutkan. Suatu kali suami saya potong rambut dan beri tip ke pemilik salon yang sudah memotong rambutnya, sang pemilik menolak dan memberikan uang kembalian sesuai nominal harga. Oh, jadi tak perlu tip kepada pemilik, pikir saya.
Lalu saya mencoba wawancara dengan karyawan salon saat sang pemilik tidak ada. Rupanya gaji pokok mereka sekian Euro, lagi-lagi mereka juga berharap tip dari jasa yang diberikan kepada pelanggan. Jadi mereka yang bekerja melakukan jasa memang mengandalkan sebagian dari tip dari orang-orang yang dilayani. So, jangan pelit memberikan tip! Karena mereka sudah berusaha optimal dan maksimal melayani anda, kemudian berharap anda bisa memberikan tip.
Bagaimana pendapat anda?
Kalau saya sebagai pribadi, ketika pelayanannya memuaskan saya apresiasi, tentu dengan ucapan dan juga tips walau tak seberapa. Dan saya akan datang kembali, lalu mencoba mendapat pelayan yang sama.
LikeLike
Setuju mas… terimakasih selalu berkunjung ke blog saya😄
Tip nya bisa nambah jika baik, ramah dan cantik pula 😃
LikeLiked by 1 person
Nah itu, saya heran. Kalau udah cantik baik ramah, kok tiba2 lupa mana sepuluh mana lima puluh. 😊
LikeLike
Hahahaha… itu sih tricky namanya😁
LikeLiked by 1 person
Besok2 biar emak aku aja yg bayar bil nya 😂
LikeLike
Kabooooorrrr kalo dah berurusan sama emakkkkk..😅
LikeLiked by 1 person
Teliti dalam keuangan. Hehehe
LikeLiked by 1 person