Perkembangan teknologi telah mendorong orang berinovasi untuk membuat anda tampil rupawan, cantik bagi perempuan dan tampan bagi laki-laki. Banyak orang menginginkan penampilan seperti yang diinginkan secara fisik terlihat mata lebih indah dan sempurna.
Namun, sadarkah anda bahwa suatu saat anda akan terjebak pada kecanduan untuk melakukan lagi dan lagi sehingga anda selalu merasa kurang dan kurang? Kecanduan ini memang tiada pernah habisnya sepanjang anda punya uang. Vermak di sana sini sehingga anda tidak lagi merasa resah saat tampil di publik. Kemudian anda berpikir anda sudah layak tampil di publik dengan kondisi yang anda inginkan, bukan yang Tuhan ciptakan.
Adalah Obsesi fisik yang kompulsif dalam istilah psikologi dikenal dengan nama BDD, Body Dysmorphic Disorder. Gangguan somatoform dimana individu merasa khawatir berlebihan dengan citra tubuhnya yang dirasa “cacat” atau “kurang” atau tidak seperti yang diharapkannya sebagai bagian dari penampilan fisik mereka di mata publik.
Keresahan orang dengan BDD ini bisa dikaitkan dengan penerimaan diri (self acceptance). BDD bisa diawali sejak masa puber, masa pencarian jati diri, yang mungkin menyangkut penampilan fisik seperti semacam kritikan pedas dari orang terdekat dan menyakitkan hati. BDD berusaha menutupinya dengan busana, perhiasan dan riasan yang menutupi kekurangannya. Mereka memerlukan waktu berjam-jam untuk berpenampilan. Akhirnya mereka berpikir bedah plastik dapat memperbaikinya. Tetapi sebenarnya ini sebuah “gejala awal” hingga anda merasa selalu ingin memperbaiki lagi dan lagi atau tak pernah merasa puas. Kecenderungan yang muncul bukan kepuasan penampilan, namun ketidakpuasan batin. Mengapa? Karena anda tidak menjadi diri anda sendiri.
Public figure yang pasti anda kenal seperti Michael Jackson, yang tak pernah puas dengan bedah plastik yang dilakukannya sehingga menyesengsarakannya. Ia jadi sulit kena paparan sinar matahari. Kasus lainnya banyak anda temui bagaimana bedah plastik dapat membawa pada kematian.
BDD umumnya adalah mereka yang tampil normal atau bahkan penampilan mereka sudah menarik. Mereka hanya tidak bisa terima ejekan atau penghinaan kemudian memperbaiki beberapa aspek dari penampilan fisik mereka. Gangguan BDD bisa menjadi ekstrim dan kemungkinan berujung pada kematian, yang semula hanya berasal dari konsep dirinya.
Kasus BDD ekstrim dapat ditemukan pada Lolo Ferrari seorang entertainer (presenter acara TV), yang meninggal pada 5 Maret 2000 akibat sistim tubuhnya yang sudah rusak parah. Semasa hidup, ia memilki payudara ukuran 54 GG dan suka mengenakan cincin hingga 15. Ia merasa tidak percaya diri bila menanggalkannya. Ia juga merasa mengerikan bila tanpa make up.
So, there is no cosmetic for beauty like happiness!
Kembangkan pikiran positif dan bangun konsep diri yang lebih baik dengan talenta yang anda miliki. Penampilan tidak melulu soal fisik, jika anda sudah merasa bahagia.
Bahagia itu sederhana. Jadi diri sendiri sudah cukup! Atasi rasa ketidakpuasan dengan bersyukur.