Nasi goreng khas Indonesia. Terlihat sederhana namun harganya tidak sederhana. Rasanya enak sekali!
Sayur bambu dan jamur yang dipesan suami.
Suasana restoran khas Asia.
Ini semacam tungku untuk menghangatkan makanan, di dalam ada lilin yang menyala. Makanan diletakkan di atas tungku ini agar tetap hangat.
Letaknya di kota tua, tak jauh dari rumah kelahiran Mozart.
Ini jadi nasi goreng termahal saya.
Siapa yang tak kenal nasi goreng di Indonesia? Dari harga termurah sepuluh ribu rupiah di pedagang gerobak hingga harga termahal puluhan ribu rupiah di restoran eksklusif untuk seporsi nasi goreng. Saya suka nasi goreng bila berada di luar Indonesia dan rindu masakan tanah air. Mengapa? Nasi goreng adalah menu masakan Indonesia yang mudah dijumpai di luar negeri.
Konon kata ibu saya, nasi goreng adalah makanan rakyat dimana masa perang ketika banyak orang begitu susah untuk makan, mereka menggoreng nasi agar tetap bisa dimakan dengan enak. Betul saja bumbu nasi goreng yang sederhana, berbeda dengan masakan Indonesia lain yang kaya bumbu maka nasi goreng digemari lidah orang-orang non Indonesia. Termasuk suami juga suka nasi goreng yang menjadi makanan favorit sejak kenal Indonesia.
Tak percaya bahwa nasi goreng populer di luar negeri. Datanglah ke ‘China Restaurant Yuen’ di Salzburg, Austria! Letaknya tak jauh dari Mozart Geburthaus, rumah kelahiran Mozart di kota tua. Terdapat beberapa menu nasi goreng di sini. Saya pikir pramusaji atau pemiliknya adalah orang Indonesia namun ternyata tidak. Katanya banyak orang juga datang dan memesan nasi goreng, bukan hanya dari Indonesia saja. Mereka pun menyebut ‘Nasi Goreng Khas Indonesia’ dalam daftar menu mereka.
Saya pesan nasi goreng dan suami pesan sayur bambu. Tak berapa lama pramusaji yang ramah menyediakan pesanan kami dalam wadah yang dihangatkan dengan lilin. Dengan begitu makanan akan tetap hangat. Maklum saja Salzburg tetaplah kota yang sejuk dan dingin sehingga paling enak jika menyantap makanan selagi hangat. Enak sekali! Kerinduan saya terbalaskan di sini. Rindu masakan di rumah.
Bagi anda di Indonesia, nasi goreng adalah menu biasa. Namun bagi saya di luar sini, nasi goreng pun menjadi istimewa. Ini pertama kali saya makan nasi goreng seporsi dengan harga paling mahal. Biasanya saya makan nasi goreng di pedagang kaki lima hanya sepuluh ribu rupiah. Kini saya makan nasi goreng dengan harga lebih dari seratus ribu rupiah yakni 11,90€. Ya sudah, harga tak masalah. Setidaknya rasa lidah terobati, rindu masakan Indonesia.
Apakah anda suka nasi goreng juga? Bagaimana pengalaman anda dengan nasi goreng?
Terimakasih informasinya 😀
LikeLiked by 1 person
Sama, saya juga penyuka nasi goreng. Barusan makan malam nasi goreng , pas sekali dengan minum teh melati di saat hujan begini. Lumayan mahal juga ya buat sekedar nasi goreng, sama dengan harga seporsi ikan dory+kentang yg pernah saya makan di Perth ( AUD 16). Padahal nasi goreng mudah sekali lho bikinnya, irisan bawang merah+putih+ cabe rawit, tumis sampai setengah matang, masukkan nasi, ratakan, masukkan sebungkus bumbu nasi goreng (sajiku/racik/bamboe/larasa dll), aduk-aduk, sajikan. 2 piring ga sampai 10 ribu. Mau lengkap dg sate, panggil memang penjual sate ayam keliling, 10 tusuk 15 ribu rupiah.Hahaha.
LikeLiked by 1 person
Hahahaha… ya begitulah pak saat sedang di luar😊 Di Jerman kita masih bisa menemukan bumbu nasi goreng pak sekitar 2€😊 terimakasih sudah berbagi cerita pak 👍👍👍
LikeLiked by 1 person
Sama sama Bu, terimakasih kembali. Jadi bisa kira-kira budget makan kalau jalan ke Jerman dan negara Eropa lainnya.
LikeLiked by 1 person
Jika di Jerman, bapak bisa cari Asian Imbiss https://liwunfamily.com/2017/10/28/ingin-makan-murah-di-jerman-datang-ke-imbiss/
Harganya masih berkisar 5-9€ porsinya besar.. ada juga porsi kecil 3€ tetapi di Eropa saya sarankan beli makanan di supermarket lalu dihangatkan lagi di microwave harganya bisa sekitar 3-5€, sesekali boleh makan di restoran juga pak😁
Selamat berkunjung pak!
LikeLiked by 1 person