Makanan Khas Jerman (14): Surbraten mit Wienkraut und Schnitzel mit Preiselbeermarmelade

Surbraten mit Wienkraut, minumnya apfelsaft yakni jus apel.

 

Hari minggu di Jerman dikenal Ruhetag atau dalam bahasa Inggris disebut rest day. Semua yang pernah datang ke Jerman tahu bahwa tidak ada aktivitas pertokoan dan perkantoran kala hari Minggu yang lalu. Mereka menikmati momen bersama keluarga, pergi ke Gereja atau berkumpul bersama kolega menikmati hari di restoran. Restoran memang buka meski tak semuanya juga buka.

Seusai pergi ke Gereja, kami pun menikmati sajian tradisional di restoran khusus menyediakan makanan Jerman pada hari minggu lalu. Rencana yang tiba-tiba tanpa reservasi, rupanya tak mudah diperoleh di restoran yang sudah ternama. Jadi beberapa restoran di hari wiken sebaiknya memang sudah melakukan reservasi sebelumnya. Beruntungnya kami mendapatkan tempat duduk tetapi harus berbagi dengan pengunjung yang lain. Begitulah di Jerman, jangan kaget jika anda makan dan minum dalam satu meja bersama tamu lain jika restoran penuh.

Surbraten dengan kentang buatan.



Makanan tradisional yang dipesan suami saya adalah Surbraten. Kata suami saya, restoran ini terkenal dengan Surbraten-nya yang enak. Pantas saja, di hadapan saya seorang bapak sedang menghabiskan makanan tersebut dengan lahapnya. Sementara bapak yang lain di samping saya, dia hanya duduk menikmati bir. Ini benar-benar gaya Bayerisch. Lalu dua pemuda di sebelah suami saya memesan makanan hamburger dan kentang goreng sambil minum bir.

Surbraten adalah makanan khas Bayern dengan daging yang sudah dibumbui terlebih dulu. Ini bukan seperti daging asap pada umumnya. Untuk mengolah daging tersebut, juru masak perlu suhu panas yang lama sekitar 90 menit hingga 2 jam tergantung ukuran dan suhu oven. Sesekali tuangkan air sedikit ke atas daging. Setelah matang, daging pun disiram dengan saus berbumbu semacam fleisch soße. Disantapnya dengan kentang rebus atau kentang buatan juga bisa.

Wienkraut.

Selanjutnya surbraten, pramusaji juga memberikan wienkraut. Ini terdengar seperti sauerkraut ya. Bahan yang digunakan juga sama, kol putih. Rasanya pun agak mirip dengan masam menyegarkan. Sepertinya jika saya coba ada cuka dan anggur putih yang bercampur dalam bumbunya. Rasanya tepat disajikan bersama Surbraten.

Untuk makanan kedua adalah pilihan saya. Karena khawatir dengan porsi makannya yang terlalu besar, saya mencoba daftar makanan porsi kecil atau untuk anak-anak. Makanan yang saya pilih ini sudah biasa dikenal di Jerman yakni schnitzel. Schnitzel ini sering saya bahas dan mudah ditemukan di restoran Jerman di Asia.

Schnitzel mit pommes, ditambah saus preiselbeermarmalede di mangkuk kecil.

 

Schnitzel adalah potongan daging tanpa lemak dan tulang kemudian dibungkus dengan tepung roti. Beberapa kali saya pun mencoba membuatnya di rumah. Karena saya yakin pasti ada yang berbeda jika saya pesan di restoran. Betul, saya mendapati saus preiselbeermarmelade.

Schnitzel ini dimakan bersama kentang goreng, yang dalam bahasa Jerman disebut pommes. Sedangkan saus yang disajikan semacam selai buah bila diterjemahkan dari asal kata preiselbeermarmelade. Di Jerman ada bermacam-macam buah berri, disamping strawberi yang biasa dikenal mudah di Indonesia. Buah berri ini dihancurkan kemudian diberi air gula. Dimasak kurang lebih 5 menit. Rasanya masam manis bersamaan. 

Begitulah cerita dua masakan tradisional khas Jerman yang saya jumpai di restoran di Jerman. Tips kali ini adalah melakukan reservasi jika ingin makan bersama di restoran yang cukup ternama di Jerman, terutama pada akhir pekan. 

 

5 thoughts on “Makanan Khas Jerman (14): Surbraten mit Wienkraut und Schnitzel mit Preiselbeermarmelade

Leave a comment