Makanan Khas Jerman (18): Brat’l in der Rein (Schweinebraten in der Rein)

Bisa juga disebut schweinebraten in der Rein.

Saus yang jadi kuah daging.

Penampakan makanan di piring.

Ada sauerkraut tersembunyi di dalam tumpukan daging.

Wiken tiba, suami ajak makan di restoran karena libur untuk memasak di rumah. Saya usul untuk datang ke restoran Jerman dengan resep tradisional yang belum pernah saya coba. Suami setuju! Akhirnya kami berangkat ke salah satu restoran di suatu kota.

Saya ingin mengambil gambar suasana restoran di Jerman hanya saja, tak enak dipandang oleh orang sekitar yang sedang berada di restoran. Kami senang disambut baik oleh pramusaji karena tak perlu reservasi untuk datang ke restoran ini. Kebetulan suami kenal baik dengan pemilik restoran. Suami ada keperluan bisnis di dekat area restoran.

Akhirnya saya memilih menu yang terdengar aneh, bisa jadi ide untuk dituliskan. Benar saja, ini menu yang susah juga untuk ditulis Brat’l in der Rein. Si pramusaji yang mendengar saya menyebutkan nama menunya sempat tersenyum. Maklum lidah orang Indonesia. Untuk minuman, saya pilih air putih saja. Pastinya air putihnya bersoda.

Saya melihat ke sekeliling tempat duduk. Di depan saya seperti keluarga besar yang sedang merayakan sesuatu yang istimewa, mereka berbicara dan tertawa sambil menikmati makanan. Di sudut lain, sepasang opa oma sedang menikmati makan siang bersama sambil bergandengan tangan. Romantis sekali! Di dekatnya, ada suatu keluarga yang juga sedang menikmati makan siang bersama kedua anak mereka. Sedangkan di depan saya, seorang perempuan duduk sendirian dan memesan salat.

Akhirnya makanan saya pun tiba. Porsi yang besar untuk ukuran saya. Si pramusaji mengenakan drindl, pakaian kebesaran perempuan Bavaria kemudian menata semua sajian di hadapan saya. Ada semacam rantang besar yang berisi makanan di dalam dan cangkir aluminium untuk saus daging. Setelah itu, pramusaji meletakkan perlengkapan makan berisi piring lebar, sendok, garpu dan pisau daging. Rantang tersebut berisi kentang dan daging.

Brat’l in der Rein dimaksudkan adalah daging schweinefleisch yang sudah dibumbui terlebih dulu sehingga disebut schweinebraten. Ini bisa disebut juga brat’l yang ditaruh di dalam rantang, yang kemudian menu makanan ini menjadi brat’l in der Rein. Di dalam daging olahan tersebut, terselip saurkraut yang sering saya ceritakan dalam berbagai menu makanan khas Jerman.

Setelah dicicipi, saya cari tahu pembuatannya. Sepertinya schweinefleisch direndam dalam bumbu dengan gram, merica, jinten dan bawang putih. Daging yang dipilih pun tentunya tanpa lemak dan tulang. Setelah itu, daging dimasukkan dalam oven dengan periode waktu yang membuat daging tidak mengering tetapi kulitnya terasa crispy. Panggang selama beberapa jam. Kurang lebih seperti itu cara memasaknya. Sedangkan sausnya semacam fleischsuppe, yang diberi bumbu bawang putih dan air rendaman daging. Ini asumsi saya, karena saya tidak memasaknya. Kuah daging ini yang membuat rasa daging semakin nikmat.

Kentang yang tawar dan sauerkraut yang masak bercampur jadi satu dengan daging yang berkaldu. Rasanya tentu saja nikmat sekali! Inilah salah satu kuliner Bavarian di Jerman. Seharusnya untuk melengkapi makanan ini, saya harus memesan bir gandum agar lebih nikmat lagi. Apa daya, makanan ini saja sudah cukup mengenyangkan saya.

Suami selesai urusan bisnisnya, isteri senang mencicipi kuliner. Kerjasama yang luar biasa! Setidaknya saya bisa bercerita tentang kuliner tradisional di sini.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s