Gereja dan kedua menaranya tampak dari kejauhan.
Melanjutkan kisah perjalanan ziarah terbesar umat Katolik di Altötting, Jerman maka tiba kami di Stiffpfarkirche, Santo Philipus dan Santo Yakobus. Gereja ini terletak di seberang Gnadenkappele, The Chapel of Grace atau di sebelah selatan kapel Black Madonna. Kubahnya ada dua seperti kembar, layaknya Gereja Frauenkirche di Munich.
Baca https://liwunfamily.com/2013/08/19/wisata-gratis-di-muenchen/
Gereja ini termasuk bangunan tertua sekitar abad 9 sudah berdiri. Namun mengingat masih satu kompleks ziarah, Gereja ini direnovasi bergaya Gothic. Ciri khasnya terletak pada menara atau kubah Gereja yang tajam runcing. Ini menjadi ciri banyak bangunan di Bavaria. Saya bisa temukan bangunan Gothic lain semisal Rathaus di Munich.
Langit Gereja dibangun bergaya gothic yang runcing.
Altarnya yang klasik masih terpelihara sampai sekarang.
Merenovasi Gereja ini dimulai dari tahun 1488 hingga 1508. Padahal abad 13, Gereja ini sudah resmi menjadi paroki sendiri. Sebagian bangunan sudah sejak lama ada, namun ada juga bangunan baru yang kemudian ditambahkan pada abad 16. Selain menara Gereja yang runcing dengan tinggi 48 meter, ciri khas lain dari Gereja ini adalah banyaknya peninggalan sejarah yang menyimpan memori kematian.
Itu sebab Paus Benedictus XVI menjadikan Gereja ini sebagai harta warisan Kekristenan yang patut dipelihara. Seperti bangunan yang bertahan sejak lama, abad 9 dan kemudian Altar klasiknya yang menjadi pusat perayaan Ekaristi. Ada pula organ, alat musik di Gereja ini yang sudah ada sejak tahun 1724. Namun lebih dari itu, Gereja ini menyimpan sejarah kematian.
Apa itu?
Der Tod von Edding (Altötting)
Manusia suatu saat pasti mati. Ini yang menandai Tod von Altötting, yakni patung mekanik dengan gigur tengkorak setinggi 50 sentimeter ditempatkan di kayu berlapis perak yang tinggi. Patung populer ini sudah ada sejak abad 17 mengingatkan wabah penyakit yang pernah melanda Eropa Tengah. Jika anda mengingat sejarah yang pernah dipelajari dulu di sekolah, penyakit pes melanda juga area ini pada masa itu.
Wabah ini mendatangkan musibah kematian banyak orang. Mereka percaya musibah berhenti ketika manusia bertobat dan kembali kepada Tuhan. Itu sebab Gereja ini disebut Gereja Pertobatan. Meski ini sebuah legenda tentang kematian, namun dentang patung yang dimainkan “Tod von Edding” seperti jam ini menandai bahwa manusia akan mati di suatu waktu.
Den Toten Der Kriege
Lanjut adalah Salib besar tergantung dengan Bunda Maria di bawah kaki Yesus dengan wajah berduka. Ini adalah prasasti dari nama-nama mereka yang menjadi korban perang dunia pertama, 1914-1918 dan perang dunia kedua, 1939-1945. Tak hanya itu, di sini juga terdapat nama-nama mereka yang dianggap hilang oleh keluarga. Ini bisa menjadi sejarah suram bahwa kekejian perang tidak akan terulang lagi.
Krippenopfer
Patung Yesus Bermahkota Duri tampak berduka.
Daftar nama yang terbunuh pada April 1945 yang dikenang dan dihormati
Berlanjut ke sudut lain bangsal Gereja, adalah sebuah patung Yesus Berkepala Duri yang terlihat berduka. Kedukaan ini digambarkan karena di sini, pada April 1945 telah terjadi penembakan terhadap mereka yang dikenal berjasa, termasuk pemimpin kota Altötting pada masa itu. Di depan patung terdapat Salib dan beberapa lilin yang digunakan untuk berdoa kepada mereka yang tewas tertembak. Ini dimaksudkan untuk mengenang dan menghormati mereka yang gugur pada masa perang dunia kedua.
Tak jauh dari situ tertulis sejumlah nama-nama mereka yang wafat karena perang di masa lampau. Sebuah Jahreskrippe milik Gereja, yakni diorama yang berisi figur tentang kejadian kelahiran Yesus Kristus. Hingga digambarkan wafatNya, dengan Salib besar tergantung di sekitar itu.
Begitu luasnya bangsal Gereja, ada tangga menuju ke kapel kecil di atas. Di situ, siapa pun bisa berdoa meski tak luas tempatnya. Bunda Maria digambarkan berwajah duka. Lanjut ke area lain, menjorok ke bawah ada semacam tiga peti orang yang sudah meninggal terbuat dari lapisan perak. Tak ada informasi siapa yang terkubur di situ.
Gereja tua bersejarah ini menyimpan berbagai misteri kematian baik dikarenakan wabah penyakit maupun korban perang dunia. Itu semua menandai misteri ilahi bahwa suatu saat manusia pasti kembali kepada Sang Pencipta. Pintu Gereja pun terbuka bagi siapa saja yang datang untuk berdoa dan memohon rahmat dari Tuhan.
Semoga bermanfaat!