Dalam hidup mungkin kita pernah berbohong. Kita bisa menyebutnya berbohong kecil atau berbohong besar tergantung pada situasi dan lawan bicara. Bagi orang awam seperti saya bisa jadi sulit menebak apakah seseorang berkata jujur atau sedang berbohong. Namun satu yang pasti bahwa kebohongan itu pasti bisa dideteksi dari ekspresi wajah dan mata seseorang.
Pepatah mengatakan bahwa mata adalah jendela hati, benar adanya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa jika seseorang sedang berbicara bohong atau tidak jujur maka dapat dikenali dari matanya.
Meski saya percaya bahwa setiap orang itu unik dan berbeda di seluruh dunia, namun ekspresi orang itu di seluruh dunia adalah sama. Ketika seorang, apa pun ras dan suku bangsanya, merasa sedih atau senang pada dasarnya bisa dikenali dari ekspresi wajahnya. Demikian juga berbohong.
Itu pula sebab saat seorang aktor menunjukkan kebohongan, sutradara pun menginginkan ekspresi yang mendalam dari wajah dan mata si artis.
Bagi mereka yang adalah pembaca kebohongan begitu mudah menebak apakah target berkata jujur atau bohong. Karena bagaimana pun berbohong akan mudah dideteksi dari ekspresi wajah dan mata mereka.
Berikut pengalaman saya berhadapan dengan sebagian orang yang akhirnya kedapatan berbohong.
1. Menutupi kesalahan
Kebohongan dilakukan karena sebuah kesalahan. Kita pastinya tak sempurna dan pernah berbuat kesalahan. Karena tidak ingin mengatakan kesalahan yang sebenarnya, kebohongan pun dilakukan.
2. Keuntungan pribadi
Sebagian lainnya terpaksa membuat kebohongan untuk kepentingan pribadi semisal berbohong soal usia. Keuntungan ini dilakukan dengan berbohong agar bisa diterima dan sesuai dengan kondisi yang berlaku. Apakah anda pernah melakukannya?
3. Keuntungan ekonomi
Di pihak lain, ada pula mereka yang berbohong agar mendapatkan keuntungan finansial. Terpaksa berbohong agar mendapatkan keinginan yang diharapkannya. Dalam soal bisnis untung-rugi misalnya, bukan tidak mungkin bisa saja berbohong dilakukan.
4. Membantu orang lain
Sementara ada pula kebohongan dilakukan karena ingin membantu yang lain. Belas kasihan, solidaritas persahabatan dan persaudaraan kerap menjadi landasan agar bohong bisa dilakukan. Ini semua dimaksudkan agar bisa menolong orang lain yang kesusahan.
5 Niat jahat
Kebohongan selanjutnya yang berhubungan dengan tingkat kriminalitas misalnya. Mereka yang ditangkap karena melakukan kejahatan, bisa saja berbohong agar menguatkan alibi bahwa mereka tak bersalah. Atau mereka yang berbohong karena niat jahat pada orang lain.
Begitulah uraian yang jadi pendapat saya. Pastinya kebohongan kecil yang dilakukan terus menerus bisa menjadi besar. Pepatah mengatakan kebohongan akan menghasilkan kebohongan lainnya. Ada pendapat?
Tp ada jg org berbohong krn tak brdaya, gak ada cara lain bg nya slain bohong, tp tujuannya dmi kbaikan, itu msuk yg mna ya? Dan bnar gak ya?😂😂
LikeLiked by 1 person
Menurut saya, berbohong tetaplah berbohong pak. Dilihat lagi maksudnya berbohong tersebut misalnya untuk membantu orang lain misalnya. Soal benar atau tidak, kembali ke nilai dan pendapat pribadi pak karena saya bukan hakim atau jaksa, hanya senang menulis saja hehehehe
LikeLike
Yaiyalah, berbohong ta ttplah berbohong, masa tdk berbohong, 😀
Bgmn pun penulis ttp mnilai
LikeLiked by 1 person