Sekecil apa pun uang, tetaplah berguna termasuk uang koin. Di sini mata uang koin mulai dari 1 cents Euro hingga 2 Euro. Jika dinilai dalam mata uang rupiah saja, nilai uang koin 1€ sudah mencapai lebih dari lima belas ribu rupiah.
Jadi dompet terlihat tebal dan berat mungkin karena menyimpan banyak uang koin. Karena kebutuhan uang koin, akhirnya saya mensiasati dengan membuat celengan koin. Ternyata ini berguna saat saya benar-benar membutuhkannya. Lalu siasat berikutnya adalah memisahkan uang koin dan uang kertas dalam dompet berbeda. Uang kertas di sini memiliki rupa yang tidak buruk, kumal atau lecek.
Kembali ke uang koin yang begitu penting untuk aktivitas berikut di bawah ini.
1. Pergi ke Toilet Umum
Tiap negara di Eropa yang memberlakukan Euro sebagai mata uang memiliki kebijakan retribusi toilet umum. Di wilayah pariwisata terkenal misalnya, bukan tidak mungkin kita perlu menyiapkan 1€ untuk membayar toilet umum. Jadi selalu siapkan uang koin jika kita punya kebiasaan “urusan ke belakang”.
Bersyukur jika ada petugas jaga yang bisa mengembalikan uang kertas anda. Atau ada juga mesin penukaran uang, misalnya uang kertas pecahan 5€ menjadi uang koin meski ini tidak berlaku di semua tempat. Namun bayangkan jika anda sudah kepepet harus ke toilet namun tidak ada uang koin. Begitu berartinya uang koin untuk kebutuhan biologis seperti “urusan ke belakang” yang satu ini.
2. Mencuci baju di mesin cuci umum
Di Jakarta, saya biasanya mengandalkan cuci dan setrika kiloan jika mesin cuci rusak. Lalu bagaimana di Jerman?
Suatu kali mesin cuci bermasalah, akhirnya kami harus pergi ke mesin cuci umum. Di tiap tempat harganya bervariasi, untuk mahasiwa yang tinggal di asrama bisa jadi perlu uang koin 1€ agar mesin cuci bisa berjalan. Itu harga yang paling murah. Masukkan koin agar mesin cuci umum bisa berjalan, dengan kisaran 2€ hingga 3,50€. Itu yang saya ketahui.
Selanjutnya mungkin kita butuh mesin pengering maka kita masukkan koin sesuai yang diminta agar mesin berjalan. Begitulah, rasanya begitu sulit menukar uang koin pada orang sekitar.
3. Berbelanja di Supermarket
Bersyukurlah jika kita membayar dengan jumlah yang genap saat berbelanja di supermarket. Umumnya kita membayar dengan jumlah nominal yang memerlukan uang koin. Untuk mempercepat antrian, tak jarang kasir meminta kepada pembeli uang koin agar mudah dan cepat dikembalikan. Memang bisa saja kita dengan ringan menjawab ke kasir, tak punya uang koin.
4. Beli minuman di mesin otomatis
Mesin otomatis minuman biasanya mudah ditemukan di kantor atau institusi pendidikan. Merasa ngantuk di kelas, datang ke mesin otomatis tersedia kopi dengan aneka rasa atau minuman hangat lainnya. Tentu mesin bisa berjalan asalkan anda punya uang koin yang diinginkan. Ada juga mesin otomatis minuman untuk aneka soft drink. Jika haus maka anda perlu menyiapkan uang koin untuk membelinya.
5. Bayar parkir di mesin otomatis
Jika tidak punya uang koin sebaiknya cari tempat parkir gratis atau tidak usah parkir. Jangan sampai anda harus bayar denda karena kesalahan parkir seperti pengalaman saya di waktu lalu! Di kota kecil, bea parkir masih murah dengan memasukkan uang koin semisal 20 cents Euro untuk 30 menit. Di kota besar maka berlaku hal berbeda. Ada yang 30 menit gratis dan selanjutnya bayar jika di pusat perbelanjaan. Namun ada juga yang harus membayar sejak kedatangan sehingga anda perlu uang koin segera untuk mendapatkan tiket parkir. Di sini tidak ada kasir baik kasir yang memberi tiket parkir maupun kasir yang menerima uang parkir.
6. Pergi ke Gereja
Biasanya saya datang ke Gereja maka saya juga perlu uang koin semisal membeli lilin jika saya membutuhkannya. Harga lilin bervariasi dengan memasukkan uang koin ke kotak yang disediakan. Tak hanya itu, uang koin juga dipakai bilamana ingin membeli warta/berita Gereja yang dijadikan buletin bulanan atau per kuartal. Uang koin dimasukkan dalam kotak yang disediakan.
Kesimpulan
Begitulah hasil pengalaman saya di sini. Bagaimana pengalaman anda yang lain dalam menggunakan uang koin?
Semoga bermanfaat!
Kalau saya justru sengaja kumpulin koin 50 sen, 1 euro dan 2 euro dari Indonesia sebelum berangkat ke Belanda. Disini banyak lho dijual di online lebih murah dari kurs sebenarnya karena bank atau money changer gak terima koin. Lumayan bisa bawa sampai 400 euro dalam bentuk koin dan cuma abisin sekitar 4juta doang. Cuma ya koper jadi ketambahan beban sekitar 3 kilo😂 tapi enaknya, hampir 6 minggu bebas biaya makan karena belanja bahan makanan seminggu cuma ±50 euro dan masih bisa beli kopi pinggir jalan juga. Baru deh setelah koin dari Indonesia abis mulai harus perang dan pinter2 nuker koin. Biasanya sengaja bayar 5 euro kertas cuma buat kopi €1,5 cuma biar dapet koin😂 kalau sampai gak punya koin kadang jadi susah sendiri karena di Belanda bayar pakai receh lebih sering dibanding di Indonesia. Kalau di Indonesia bayar parkir aja pakai uang kertas sekarang, receh paling cuma dijadiin alat kembalian swalayan.
LikeLiked by 1 person
Wah, pengalaman menarik Mas Bejo. Saya baru tahu bahwa kita bisa mendapatkan duit koin dengan cara begitu. Noted. Ini bisa menjadi saran menarik buat yang suka traveling. Terimakasih Mas Bejo sudah berbagai pengalaman. Salam kenal😊
LikeLike
Apakah aman kalau koin € dalam jumlah besar (puluhan kilo) dimasukan bagasi? Pengalaman kakak gmn?
LikeLiked by 1 person
Hai Kak Dwi, saya jawab pakai logika saja. Menurut saya membawa uang koin (puluhan kilo) dalam bagasi itu gak ada keuntungannya karena di Indonesia uang tsb tidak bisa digunakan. Sayang slot bagasinya. Kedua, uang logam yang berlebihan dan dalam jumlah besar juga harus melewati Declaration Custom dan bea cukai juga. Ketiga, uang logam puluhan kilo pun tidak bisa ditukarkan di Money Changer, yang mana mereka meminta uang kertas. Itu pendapat saya:)
LikeLike
Kalau saya sih masih suka nyimpan uang koin pecahan 200-1000 rupiah. Saat kepepet alias dompet mulai mengering, uang koin itu juga sangat berguna. Ada di saat diperlukan.
LikeLiked by 1 person
Betul, dimana pun uang koin tetap berharga. Terimakasih sudah berbagi pengalaman. Selamat berakhir pekan😊
LikeLike
Saat ke luar negeri bbrp hari koin merepotkan loh. Belanja sesuatu kembaliannya recehan koin, macam-macam pecahan. Makin repot krn berat menyimpannya di dompet/tas. Waktu belanja lagi, bingung mau bayar pakai koin krn susah kan bedainnya bagi kita orang asing, akhirnya yah sodorin saja semua dan biarkan si kasir memilih pecahan koin-koin yg dibutuhkan unt membayar belanjaan kita.. Kalau si kasir ngga jujur, walahuallam.. pasrahkan saja, hahaha..
Hari terakhir sebelum pulkam, koin-koin harus dikosongkan dari dompet/tas biar ngga berat bawa pulangnya. Repot juga yah. Maka orang Indonesia “lebih” kreatif, koin seringnya diganti permen..
LikeLiked by 1 person
Terimakasih sudah berbagi pengalaman, Mo. Cerita koin diganti permen itu “kreatif” atau “inisiatif” ya hehehe begitulah… berkah dalem, mo😊
LikeLiked by 1 person
Saat kepepet gk pny duit bu… 😂
LikeLiked by 1 person
Hahahahahaha… iya iya iya iya😄
LikeLike