Siapa suka salat? Kata kolega saya yang adalah pria, bahwa hampir semua perempuan suka makan salat. Benar begitu? Bagi saya salat tak ubahnya saya suka makan lalapan, rujak atau karedok. Intinya salat adalah sejenis makanan yang tak besar porsinya tapi besar fakta nutrisi di dalam kandungannya.
Di sini saya menjumpai restoran bergaya western pasti menyediakan salat dalam daftar menu mereka. Ada restoran yang menyajikan salat sebagai makanan pembuka. Sebagian restoran lain memasukkan salat dalam menu utama dengan hidangan menarik. Sebagian lagi menyajikan salat sebagai pilihan, artinya jika menghendaki salat maka dikenakan biaya tambahan. Begitulah, salat bisa ditempatkan sebagai hidangan pelengkap atau hidangan pendamping. Namun ada pula yang memilih salat sebagai hidangan utama, terutama mereka yang mengontrol konsumsi makanan.
Bagaimana pun salat memang wajib dikonsumsi agar tubuh tetap bugar dan kaya akan serat. Kebutuhan kalori akan salat bisa diatur berdasarkan apa yang dihidangkan dalam salat. Jika hanya sayuran dan buah saja, tentu berbeda jika salat disajikan dengan keju mozarella atau tuna fillet misalnya. Yang jelas salat adalah makanan yang siap disantap, sejenis ready to eat. Ini alasan salat dihidangkan secara higenis dan sehat.
Selain komposisi bahan salat yang disajikan, perhatian lain soal penyajian salat. Ini menjadi trik bagi restoran agar memikat pelanggannya menikmati salat. Dengan melihat keindahan salat, siapa pun tertarik mencicipinya.
Membuat salat itu mudah. Ada banyak cara bisa ditiru tergantung komposisi bahan makanan yang disajikan. Misalnya, Geräuchter Salmon mit Kartoffeln salat seperti pada gambar di atas. Salat terdiri atas satu buah kentang rebus yang di tengahnya diselipkan irisan ikan salmon. Tambahkan sayuran hijau yang siap disantap. Agar memikat rasa, bisa disiapkan saus creamy dill. Saus ini terdiri dari mayo, irisan daun dill, bawang putih, garam dan merica.
Nah, berani mencobanya sendiri di rumah?
Waduh akuh di boomm….. 😨
LikeLiked by 1 person
Hahahahahahaha😎
LikeLike