

Sudah lama tidak menyantap masakan khas Taj Mahal, yang jadi nama restoran India di sini. Suami ajak saya menikmati restoran cabang yang sama dan baru buka di kota lain. Saya pun sepakat. Restoran Taj Mahal sebelumnya sudah pernah saya bahas di sini. Makanan buatan mereka benar-benar buat lidah bergoyang.
Suasana restoran baru memang terasa di sini. Segera kami disambut oleh pramusaji yang menyerahkan buku menu. Setelah memesan minuman, mata saya tertuju pada makanan dengan nama Banana Lamm. Dijelaskan dalam bahasa Jerman, makanan ini terdiri atas daging kambing dengan kuah kacang mede, berbumbu kunyit dan ditambah irisan pisang. Saya yang membacanya pun langsung tergiur untuk mencobanya.
Di restoran ini pramusaji biasa bertanya, mau disajikan dengan nasi atau roti sebagai side-dishes. Tentu nasi dan roti yang disajikan ala India. Nasi khas India berwarna putih terang, butir beras sangat panjang, terkesan kering dan ditambahkan sedikit rempah di atas. Sedangkan roti yang dimaksud juga bukan roti yang menjadi makanan pokok orang Jerman. Roti asal India seperti roti prata, yang dipanggang kering. Baik roti maupun nasi terasa lezat, percaya deh!
Pesanan saya datang bersamaan dengan sajian yang dipesan suami. Namun kali ini saya membahas menu yang saya pesan. Kali lain, saya bercerita menu pesanan suami.
Pramusaji menuangkan nasi ke piring saya. Sedangkan untuk menu banana lamm, terdiri atas beberapa potong daging kambing dan irisan pisang. Saya benar-benar menikmati sajian ini karena kuahnya benar-benar enak. Kuahnya berwarna kuning tentunya dari kunyit. Ini mungkin kari India. Irisan pisang membuat rasa kuah tidak seperti kari. Lagipula daging kambingnya benar-benar empuk, tidak liat dan alot saat dikunyah.


Dua kata yang bisa saya gambarkan. Enak sekali! Sepertinya makanan suami saya pun sama enaknya. Kami sepakat bahwa sajian kami berasa sempurna enak. Kami berdua pernah mengalami makan di restoran India di Asia, rasanya malah tidak enak dan sudah dingin. Namun kali ini, kami memang ingin datang, datang dan datang lagi.
Kesan itu pula yang terlihat dari para pelanggannya yang datang kemari. Mereka suka dengan rasa dan kelezatan dari tiap masakan yang disajikan.
Untuk menu pesanan suami saya, segera diceritakan berikutnya.
Aneh g sih rasanya..cb ah bsk pas hari raya qurban beli pisang sekalian..
LikeLiked by 1 person
Iyakk betul.. ternyata pisang juga enak dimasak, bersama kambing, domba juga..kalo sudah coba, ditulis yak…
LikeLike
Sebelum tadi saya membacanya. Saya mengira pisang itu di crush gitu terus dicampurkan seperti bumbu. Ternyata hanya irisan
LikeLiked by 1 person
Dimasukkan juga dalam sausnya pak, karena sausnya ada rasa manis dari pisang..ada juga irisan pisang sebagai garnish..
LikeLike