



Ketika menjejakkan kaki di Bonn, mantan ibukota yang dulunya dikenal sebagai Jerman Barat, saya tiba-tiba ingin datang ke museum Beethoven. Siapa sih yang tidak kenal komponis ternama yang dikenal dunia lewat karya-karyanya. Akhirnya di kota kelahirannya, saya mendapati museum yang dulunya adalah rumah kelahiran dan keluarga Beethoven.
Sejak saya mendapati rumah kelahiran Mozart di Salzburg, saya pun sudah berkeinginan ingin mengunjungi rumah kelahiran Beethoven juga di Bonn. Sementara Beethoven sendiri pernah belajar pada Mozart agar ia bisa sesukses gurunya dalam berkarya musik. Akhirnya niat saya pun kesampaian, bahwa saya bisa tiba di Bonn.
Baca https://liwunfamily.com/2017/10/14/siapakah-mozart-cari-tahu-di-mozart-geburthaus-salzburg/
Rumah yang terletak di jalan Bonngasse nomor 20 tidak terlihat istimewa diantara bangunan-bangunan moderen sekitarnya. Setelah parkir mobil di stasiun di pusat kota Bonn, kami berjalan dua puluh menit untuk tiba di situ. Tertulis sebuah prasasti berbahasa Jerman ‘IN DIESEM HAUSE WURDE LUDWIG von BEETHOVEN GEBOREN AM 17 DEZEMBER 1770’ di atas pintu rumah.
Meski tertulis di tanggal itu, Beethoven lahir namun banyak pula yang mengatakan ia lahir tanggal 16 Desember 1770. Sang ayah berambisi agar anaknya bisa pandai dalam musik. Itu sebab Beethoven banyak berguru dengan tokoh musik dunia. Beethoven bahkan sempat pindah ke Wina, Austria agar ia bisa mahir dalam menciptakan karya musik.
Cita-cita menjadi komponis tidak menyurutkan Beethoven manakala ia harus berduka ditinggal sang ibu. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini harus menjadi tulang punggung keluarga. Tak hanya itu, Beethoven yang tekun menghasilkan ciptaan karya musik harus mengalami pil pahit di usianya sekitar dua puluh tahunan. Ia mengalami gangguan pendengaran. Bagaimana seorang komponis musik bisa menghasilkan karya hebat sementara ia tidak bisa mendengar dengan baik? Itu pemikiran saya.
Di museum ini kita bisa melihat bagaimana perjalanan hidupnya dan mengamati karya-karyanya yang masih tersimpan apik. Luar biasa apa yang dikatakan Beethoven benar, bahwa musik yang diciptakannya untuk masa depan. Ya, sampai sekarang kita masih bisa mendengar alunannya dimana saja. Contohnya yang sering saya dengar adalah karya Beethoven yang berjudul ‘Für Elise’ yang begitu mempesona menurut saya. Dan masih banyak karya lainnya yang masih didengar orang hingga sekarang.
Namun tahukah dibalik maha karyanya ada kisah kelam yang dialami Beethoven? Karya ‘für Elise’ ditujukan untuk seorang perempuan yang dicintainya namun sayangnya perempuan ini memilih menikahi pria lain. Patah hati tidak membuatnya kandas dan putus asa dalam hidup. Beethoven bukan pria yang pesimis manakala ia juga masih berjuang dengan kondisi pendengarannya. Ia terancam tak bisa mendengar. Tetapi bagaimana ia bisa menghasilkan karya musik yang luar biasa?
Itulah mujizat Tuhan. Terkadang Tuhan memberikan kelebihan dibalik kekurangan yang terjadi dalam hidup. Tuhan memberikan kekuatan dibalik kegagalan hidup. Bukankah orang yang sukses dalam hidup melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk bangkit?
Ketika Beethoven tidak berhasil mendapatkan seorang yang dicintainya, ia tidak menjadi seorang yang gagal dalam hidup. Ia berjuang untuk bisa sukses sebagaimana amanah ayah dan ibunya yang ingin ia berhasil dalam musik.
Banyak orang terinspirasi dari hidup Beethoven, termasuk saya. Dibalik maha karyanya, ada pengalaman hidup yang bisa menginspirasi.
Jadi, apa inspirasi anda di hari Minggu ini?