Salah satu syarat tinggal di Jerman yang diberikan ke saya adalah wajib mengikuti orientierungkurs. Ini semacam kursus orientasi tentang hidup di Jerman. Mengapa saya harus mendapatkan kursus tersebut? Karena saya tinggal di Jerman. Tidak hanya itu, saya juga bersuamikan pria Jerman. Selain dua alasan di atas, saya juga menjadi paham banyak hal tentang Jerman.
Kursus berlangsung selama sebulan. Selama kursus saya belajar tentang sejarah, politik, budaya dan kebiasaan masyarakat Jerman umumnya. Hal ini menarik saya untuk memahami dan mengerti tentang Jerman sesungguhnya. Misalnya, saya paham tentang bagaimana sejarah perang dunia pertama dan kedua. Meski saya sudah diajarkan saat dulu bersekolah di Indonesia, namun di kursus ini saya memahami sudut pandang yang berbeda. Belum lagi peserta kursus juga dari berbagai negara. Kami jadi banyak berbagi pendapat dan pengalaman meski sebelumnya mereka pun sudah mendapatkannya di sekolah di negara asalnya.
Dimana bumi berpijak, di situ langit dijunjung. Mungkin pepatah itu benar adanya. Kursus ini memberi saya pencerahan tentang adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku di sini. Kursus Orientasi “Leben in Deutschland” rasanya memang tepat dan perlu diberikan bagi para pendatang dan migran agar mereka bisa memahami dan belajar beradaptasi di sini. Banyak pengetahuan yang saya dapatkan, termasuk soal politik dan tata negara.
Dari sekian pengalaman saya di Jerman, saya ingin berbagi tips menghadapi ujian yang diselenggarakan di akhir kursus. Ya, kursus diakhiri dengan ujian, dengan sebelumnya belajar 300 pertanyaan seputar sejarah, politik, budaya dan kebiasaan di sini. Jika berhasil menjawab 60% maka peserta dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat. Siapa pun ingin lulus karena tidak ingin mengulang waktu kursus, yang diselenggarakan setiap hari.
Setelah sekian bulan menunggu sertifikat kelulusan, baru-baru ini saya dinyatakan lulus dengan seratus persen jawaban benar semua. Kebanggaan saya mendapatkan sertifikat ini karena saya mengerjakan soal hanya dalam waktu lima menit, dari total 60 menit yang seharusnya. Begitu antusiasnya saya menjawabnya hingga waktunya ternyata cepat. Saya pikir pertanyaannya berjumlah 330 seperti yang sudah saya pelajari, ternyata hanya 33. Itu pun sudah termsuk pertanyaan tentang negara bagian wilayah tinggal saya, yakni Bavaria. Jadi saya terlalu cepat mengerjakan. Puji Tuhan, saya mendapat 100! Alias saya menjawab benar semua.
Dari pengalaman saya yang luar biasa tersebut, ini tips dari saya:
Pertama, jangan pikirkan soal grammatik dan kesukaran memahami bahasa Jerman dalam ujian “Leben in Deutschland”!
Namanya belajar sejarah dan politik misalnya, terkadang ada bahasa “dewa” yang buat saya dan peserta kursus lainnya tak paham. Ini bukan hanya soal kosakata, tetapi struktur kata dan kalimat yang membuat saya melongo tak paham. Begitulah, pastinya sulit dipahami bila kapasitas bahasa Jerman kita pas-pasan. Saran saya, lupakan itu! Fokuskan pada pertanyaan dan jawaban yang jadi kisi-kisi ujian.
Kedua, berlatihlah menjawab soal menjelang ujian!
Menjelang hari ujian yang sudah ditentukan, sebaiknya siapkan dengan latih diri menjawab 300 pertanyaan di rumah. Oh ya, anda juga bisa melatih diri dengan latihan jawab soal secara elektronik. Jika ada komputer di rumah, silahkan lakukan latihan dengan cek langsung ke websitenya! Jika tidak, anda juga bisa mengunduh program “Leben in Deutschland” di google playstore. Lumayan, sambil tunggu bis atau makanan yang dipesan di kafe misalnya, kita bisa latihan jawab soal pakai hape.
Ketiga, pahami soal pertanyaan dan jawaban.
Jangan asal hafal jawaban saja tanpa paham pertanyaannya! Bukan tidak mungkin, jawabannya bisa saja diacak. Sebaiknya pahami pertanyaan sekaligus jawabannya dengan baik. Jika anda memahami pertanyaan dengan baik maka mudah untuk menjawab soal saat ujian nanti.
Keempat, bawa segala kelengkapan administrasi dan keperluan ujian!
Pengalaman saya ujian, kami menggunakan bulpen. Bukan pensil, ingat! Jangan sampai sudah tiba di ruang ujian, lupa membawanya! Saya membawa banyak bulpen dan akhirnya saya meminjamkannya pada beberapa teman yang tidak bawa. Ini akan mengganggu kesiapan ujian. Lalu persiapkan syarat administrasi seperti kartu tanda penduduk di Jerman.
Kelima, datanglah 30 menit sebelum ujian dimulai!
Terkadang kita tahunya ujian pukul sekian, padahal petugas ujian sudah masuk ke ruang ujian tiga puluh menit sebelumnya. Rupanya ada kesiapan administrasi yang harus diperiksa lewat formulir yang diisi peserta. Lalu juga penjelasan pengisian lembar ujian. Saran saya datang lebih awal 45 menit sebelumnya akan lebih baik. Jika anda datang terlambat, tidak ada toleransi perpanjangan waktu.
Keenam, rajinlah datang setidaknya 75-80% dari jumlah kehadiran di kelas
Segala kesibukan tiap hari memang terkadang menyita. Namun anda bisa saja dinyatakan gagal ujian di awal karena frekuensi ketidakhadiran di kelas yang tinggi. Ini syarat yang ditetapkan di awal kursus.
Herzlichen GlĆ¼ckwunsch, liebe Anna!
LikeLiked by 1 person
Herzlichen Dank, Tanja! LG
LikeLiked by 1 person
Request Bu….
Tolong dong bikin artikel mengenai sejarah perang dunia dari sudut pandang Jerman, saya jadi penasaran š¤£
LikeLiked by 1 person
Ini kenapa kemarin-kemarin gak bisa dibales kommentarnya yaš¤Ø
Kalau penasaran kudu bayar šššš
LikeLike
Wah mungkin lagi error.
Yah kan bisa buat bahan bacaan juga bu, sekalian belajar. Kapan lagi bisa baca sejarah asli dari orang Jerman soal PD Bu?
LikeLiked by 1 person
Wow mantab…
Saya baru tau kalau Bu Anna punya suami orang Jerman.
Wah kapan ya saya diajak maen ke Jerman?
*Yang ada di sini malah jejer Kauman š
LikeLiked by 1 person
Lah kemarin saya ajak ndak mau, sekarang malah kepengen, piye jalš
Besok jangan dateng telat lagi yak….š mana bisa pesawatnya nunggu tohššš
LikeLike
Beda negara bda tradisi ya, klau di Indonesia WNA yg tinggal di sini gak ad kyaknya ujian kek bgtu.
Mbak Anna emang pinter, jawab soalnya sukses.
Trmksh atas sharenya. Kita jd tahu ttg itu.
LikeLiked by 1 person
Betul pak, itu ide yang baik. Mungkin ada, tetapi saya tidak tahu pastinya.
Terimakasih pak. Sukses selalu untuk bapak. Semangat ya!
LikeLike
Wah, ternyata ada ujian supaya bisa tinggal di Deutschland ya! Oh ya Mbak, kalo kursus orientasi ,,Leben in Deutschland” itu hanya untuk pekerja atau pelajar Uni harus ikut juga?
LikeLiked by 1 person
Kalau pelajar Uni gak perlu ikut. Pekerja mungkin, tergantung syarat yang diberikan sama Job Center.
LikeLiked by 1 person