Jika Buang Makanan, Ingat Pesan Orang Jerman Ini!

Ilustrasi.

Hari Minggu lalu, 14 Oktober dirayakan gereja katolik sebagai Hari Pangan Sedunia (HPS). Memang tradisi ini dirayakan setiap minggu kedua bulan Oktober. Sedangkan dunia merayakan World Food Day tiap tanggal 16 Oktober. Mengapa dirayakan? Ini sebagai bentuk komitmen untuk memberantas kelaparan yang masih terjadi di bumi.

Perayaan HPS kali ini saya menyoroti hal lain. Ibu saya selalu kagum pada suami saya karena selalu menghabiskan makanan yang disajikannya. Piringnya bersih dan tak tersisa. Pemandangan ini pun saya temukan sama saat makan bersama dengan keluarga suami di sini. Piring mereka pun bersih, tak ada sisa. Saya pun akhirnya memilih makanan dalam porsi kecil agar saya tidak menyisakan makanan di atas piring.

Saya memang kerap makan dengan bersisa, alasannya karena saya sudah kenyang. Suatu kali ibu mertua saya melihat kemudian menjelaskan alasan mengapa mereka selalu menghabiskan makanan di piring. “Anna, kamu tidak tahu bagaimana rasanya saat orang sedang dilanda perang dan hidup susah, bahkan untuk makan sekalipun. Kami di sini mengalami perang dan susahnya makan saat itu, sehingga kami terbiasa untuk selalu menghabiskan makanan.”

Kalimat ibu mertua dalam bahasa Jerman membuat saya malu. Saya rasa, bisa saja itu adalah pesan yang diberikan para ibu di Jerman agar anak-anaknya juga menghabiskan makanan sehingga jadi kebiasaan. Di negara maju seperti ini, mereka menghargai makanan sebagai bagian dari kehidupan. Lalu mengapa kita masih menyisakan makanan?

Seorang teman di Jerman yang bekerja sebagai juru masak di restoran bercerita bahwa dalam grastonomy di Jerman, semua yang tersaji di piring itu harus bisa dimakan. Meski sekedar hiasan, namun semua harus bisa dimakan. Kemudian sebagai juru masak, dia sudah terbiasa menghadapi piringnya kembali bersih setelah makan alias tidak ada sisa kotoran. Hal itu adalah wajar dan sudah menjadi kebiasaan di Jerman. Namun hatinya bisa menjadi sedih ketika mendapati piring kembali dengan sisa makanan. Dia pasti tahu bahwa pemesan makanan pasti bukan orang Jerman. Dan kenyataannya, itu benar.

Orang Jerman makan dengan apa yang mereka kenal. Meski mereka tidak tahu dan paham apa yang dimasak di restoran asing seperti restoran Asia atau restoran Italia di sini misalnya, namun biasanya nama menu selalu dijelaskan deskripsinya. Itu yang membuat mereka tahu apa makanan yang dipesannya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menghabiskan makanan di piring.

Alasan lain, mengapa orang Jerman selalu menghabiskan makanannya adalah mereka sudah membayar makanan. Buat mereka, makanan yang dipesan di restoran itu cukup berharga, bahkan mereka pun bersedia memberikan tip atau membayar lebih mahal untuk makanan yang dipesannya. Buat apa sih membuang makanan yang sudah dibayar? Itu pemikiran mereka.

Di restoran di Jerman, selalu ada pilihan “mitnehmen” atau bisa dibawa pulang. Jika kita tidak ingin menghabiskan makanan, kita bisa mengatakan ke pramusaji untuk dibawa pulang. Itu wajar, ketimbang membuang makanan.

Dari sekian alasan di atas, semoga memberi pencerahan agar kita tidak lagi menyisakan makanan di piring. Saya pun akan merasa sedih juga jika makanan yang sudah saya masak dengan susah payah, ternyata tidak dihabiskan. Ini seperti yang dialami teman saya, si juru masak restoran. Semoga kebiasaan baik ini juga bisa kita laksanakan.

6 thoughts on “Jika Buang Makanan, Ingat Pesan Orang Jerman Ini!

  1. Setuju sekali Mba, sedih suka lihat di restaurant banyak makanan tersisa atau simple-nya saos di fast food restaurant yang bersisa banyak karena kalap ngambil.

    Sekarang anakku kuajarin kalau pesen makan di restaurant harus habis, karena itu salah satu cara belajar bertanggung jawab, menghabiskan yang kita pesan. Awal-awal bisa lama banget kita tungguin, kalau ga habis ga pulang 😆

    Liked by 1 person

    1. Wah pengalaman menarik. Saya setuju dengan ibu, bahwa saat kita mengambil makanan semisal prasmanan atau memesan, kita perlu bijak. Terimakasih bu sudah berbagi. Saya suka ceritanya😁

      Liked by 1 person

Leave a comment