Zagreb, Kroasia (3): Asyiknya Berkendara dari Jerman Menuju Kroasia

Zadar, Kroasia adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk melihat matahari terbenam. Ini adalah destinasi liburan kami.
Pemandangan di sekitar tol di Kroasia menuju Zadar.

Sebagaimana keinginan saya dan suami saat Kroasia berhasil menjadi runner up world champion 2018 bahwa kami ingin menghabiskan liburan musim panas di sana. Akhirnya cerita sebulan lalu, baru bisa tertulis sekarang. Kami berangkat dari Jerman menuju Kroasia dengan kendaraan pribadi. Sebelum berangkat, kami cek rute perjalanan dulu. Ternyata kami akan melewati dua negara yakni Austria dan Slovenia.

Sebelum berangkat, kami membeli vignette yakni bea tol melewati negara Austria. Untuk 10 hari, dikenakan biaya 9€. Ini semacam stiker warna merah ditempel di kaca mobil depan. Sepanjang tol, memang banyak kamera pengintai yang mengawasi. Biasanya nih ada petugas jaga di pintu keluar tol. Sewaktu-waktu ada pemeriksaan dan bila kedapatan tak punya stiker tol maka dendanya pun tak tanggung-tanggung berlipat-lipat. Meski cuma numpang lewat ke Austria, kami tetap beli stiker ini.

Kota besar di Austria yang dekat dengan Slovenia adalah Graz. Kami mampir sebentar untuk berfoto dan makan siang. Rupanya perjalanan ke Graz melewati jalur “maut” yakni jalur istimewa yang dibangun menembus pegunungan. Sebagaimana kita tahu bahwa Austria kebanyakan punya kontur geografis pegunungan. Jalur biasa tentu sudah pasti lama karena berkelok-kelok. Saya sendiri sempat kaget dengan nama “maut” rupanya ini bukan arti negatif terjemahannya. Tetapi memang diberi nama “maut” dan tentu begitu istimewanya, kami harus membayar biaya tambahan lagi.

Sempat saya protes karena sudah memiliki stiker tol, namun petugas tol sudah di depan mata dengan loket yang mengular antrian mobil. Tiap “maut” punya biaya yang berbeda-beda. Saya lupa pastinya. Ada 5.50€ tetapi apakah itu yang pertama atau kedua, saya sudah lupa. Lalu mendekati perbatasan Slovenia, masih ada lagi “maut” yang panjangnya 10 km. Maut itu semacam terowongan yang panjang sekali.

Salah satu loket bayar “maut” di Austria meski sudah punya stiker tol.
Stiker tol di Slovenia.
Antrian di salah satu pos tol di Kroasia.

Di loket kedua “maut” kami melihat tersedia vignete atau stiker tol untuk jalur ke Slovenia. Akhirnya kami putuskan untuk membayar “maut” dan membeli stiker tol untuk negara selanjutnya. Meski di Slovenia, kami hanya menumpang lewat saja tetapi jalur yang kami tempuh adalah jalur tol, sehingga kami pun perlu membayarnya.

Vignette di Slovenia berwarna biru, sedangkan Austria berwarna merah. Harga vignette alias stiker tol di Slovenia selama 7 hari adalah 7.5€ jika tidak salah. Saya sudah lupa karena membayar sekalian dengan “maut” di Austria. Kemudian vignette ditempel di kaca depan. Jadi sekarang kami punya dua stiker tol beda warna, hanya untuk menumpang lewat menuju ke Kroasia.

Menjangkau perbatasan Austria – Slovenia tidak ada pemeriksaan imigrasi jika melewati jalur tol. Justru sebaliknya ketika kami kembali dari Slovenia menuju Austria, ada kontrol petugas perbatasan. Dapat dikatakan jalur tol Slovenia tampak seperti jalan tol negara Eropa lainnya. Jalan tolnya pun mulus. Di beberapa titik tersedia pom bensin dan rest area yang disertai restoran atau supermarket.

Dari Graz Austria, kami menuju ke Maribor, Slovenia. Kemudian kami pun tiba di perbatasan Slovenia – Kroasia. Kendaraan pun melambat karena tampak antrian mobil dan bis yang mengular. Rupanya ini sudah memasuki jalur perbatasan dua negara, Slovenia sebagai salah satu negara yang masuk zona schengen sementara Kroasia tidak.

Di pos perbatasan ini semua kendaraan dan orang diperiksa. Kami yang membawa kendaraan pribadi hanya diperiksa paspor. Karena sudah memasuki negara yang baru, Kroasia maka ada biaya khusus lagi untuk tol. Ternyata tol di Kroasia berbeda seperti yang diberlakukan Austria dan Slovenia.

Di Jerman, tidak ada biaya tol. Di Kroasia, pemberlakuan tol sama seperti di Indonesia. Kemana pun tujuan anda, akan ada pos-pos yang berbayar sesuai arah dan tujuan anda. Terkadang antrian pos tol di Kroasia bisa macet panjang, namun bisa juga tidak. Jika musim panas tiba dan begitu banyak orang berpergian ke sini, tak terbayang betapa panjangnya antrian pos tol. Untungnya kami datang saat musim liburan anak sekolah di Jerman sudah selesai.

Agak khawatir bagi kami tentang pembayaran tol mengingat kami tidak punya mata uang Kroasia. Austria dan Slovenia menggunakan mata uang Euro, sedangkan Kroasia menggunakan mata uang sendiri, Kuna (KN). Untungnya pos tol di Kroasia, petugas bisa menerima pembayaran dalam mata uang lokal atau Euro. Nilai 1€ kira-kira sama dengan 7 – 8 KN.

Perjalanan kami dari Maribor, Slovenia menuju ke Zadar, Kroasia memakan waktu tempuh kira-kira empat hingga lima jam. Sepanjang tol di Kroasia kami mendapati panorama pemandangan yang luar biasa indah sekali. Bahkan menuju Zadar, banyak area bukit berbatu yang tak berpenghuni dan tampak gersang. Justru tempat seperti ini banyak dijadikan shooting film, kata suami saya sambil menyebut beberapa judul film.

Setelah berlelah-lelah perjalanan dari Jerman, maka tibalah kami di Zadar, Kroasia. Kota Zadar adalah kota kelahiran Luca Modric. Anda pasti kenal siapa beliau saat ini? Tak hanya itu, apa yang membuat kami tertarik dan memilih datang ke Zadar selama beberapa hari? Zadar adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk melihat matahari tenggelam. Karena begitu indahnya maka Zadar menjadi tujuan wisata, disamping tempat-tempat lain di Kroasia.

Nantikan kisah wisata di Krosia selanjutnya.

9 thoughts on “Zagreb, Kroasia (3): Asyiknya Berkendara dari Jerman Menuju Kroasia

Leave a comment