
Sejak awal tahun lalu, kami yang tinggal di wilayah Bavaria (Bayern) mendapatkan surat edaran bahwa tiap rumah tangga wajib memiliki alat pendeteksi asap. Alat ini berfungsi sebagai deteksi dini dari kebakaran yang mungkin terjadi. Kami pun memasang alat ini ini bukan hanya di satu tempat saja saja tetapi kami pasang di tiap ruang di rumah. Alat pendeteksi asap ini fungsinya untuk mendeteksi bahaya kebakaran di rumah. Dengan alarm ini, risiko kebakaran dapat diminimalisir.
Saya tidak tahu bagaimana penerapan alat pendeteksi asap di negara bagian lain, sementara kami tinggal di wilayah Bavaria memang wajib memilikinya. Harga alat ini di supermarket sekitar 12€ namun saya punya beberapa untuk tiap ruang di rumah. Alarm ini juga ada di kamar asrama mahasiswa. Itu artinya semua rumah di Bavaria wajib punya alarm kebakaran.
Ada cerita menarik dari alat pendeteksi ini. Saya dan beberapa mahasiswa Indonesia suka sekali masak memasak. Kami pun berencana untuk masak di salah satu asrama mahasiswa. Kami tambah senang pula karena kami ingin sekali masak ikan asin dan beberapa menu masakan nusantara.
Kebiasaan masak memasak makanan nusantara memang sering kami lakukan. Namun ada satu kali kami kedapatan sial. Kami terlalu asyik mengobrol hingga lupa bahwa kami sedang menggoreng ikan asin. Sepertinya ikan asin ini tidak hanya mengeluarkan bau asin yang “ajaib” saja melainkan asap dari wajan yang mengepul.
Kompor listrik yang moderen di sini kebanyakan sudah dilengkapi penghisap asap. Kami pun sudah menyalakan penghisap asap selama memasak. Entah bagaimana asap dari wajan penggorengan itu semakin lama semakin banyak. Dan kekacauan itu pun terjadi.
Alat pendekteksi asap segera berfungsi dan berbunyi nyaring sekali. Kami semua panik. Saya takut sekali saat itu. Padahal sebenarnya tidak terjadi kebakaran atau api yang membahayakan. Seseorang dari kami mengatakan bahwa kita bisa mendapatkan denda jika terbukti tidak terjadi kebakaran dan menimbulkan kegaduhan. Kegaduhan yang dimaksud pemadam kebakaran datang ke tempat kami sementara tidak terjadi kebakaran. Jika terjadi begitu, bersiaplah kena denda 500€! Itu kata teman yang lain. Tentang jumlah uang denda, saya tidak tahu pasti kebenarannya. Hal yang dipikirkan saat itu, jangan sampai ada orang memanggil pemadam kebakaran! Lalu segera semua sibuk mengambil alat pendeteksi asap agar berhenti berbunyi.
Beruntung pemadam kebakaran memang tidak datang karena kami mampu mengatasi kekacauan. Sesaat kami semua berhenti dan syok terhadap kejadian tersebut. Begitu traumanya saya terhadap bunyi itu, saya pun tidak berani memasak selama sebulan.
Begitu cerita pengalaman saya soal pendeteksi asap yang diwajibkan ada di tiap rumah di sini. Gunanya untuk mendeteksi bahaya kebakaran dan meminimalisir risiko yang terjadi.
Apa anda pengalaman serupa?
Baru denger malahan aku ada alarm pendeteksi asap
LikeLiked by 1 person
This happened to me a few times in Germany. Since then I turned the device out before and after cooking again.
All the best to you
Laureen
LikeLiked by 1 person
Aha! Hahahahaha… it’s tricky
Yes, it happened to me and my friends in here when we were cooking together.
Thanks for stopping by Laureen😊
LikeLiked by 1 person
Aku bahkan baru dengar kali ini, jadi gimana mo cerita he he he
Berarti angka kebakaran disana sangat minimlah ya?
LikeLiked by 1 person
Kalau angka saya kurang tahu pasti datanya. Hanya saja, memang alarm ini mengurangi risiko bahaya kebakaran.
Setahu saya di Indonesia juga ada, tetapi mungkin hanya di hotel atau kantor-kantor saja. Itu perkiraan saya, sedangkan di sini di tiap rumah tangga harus tersedia.
Terimakasih Sondang sudah mampir😊
LikeLiked by 1 person
😊
LikeLiked by 1 person