
Jika membaca judul di atas, pertanyaan saya, apakah anda pernah mengalaminya dalam hidup? Anda membeli pakaian padahal tidak butuh misalnya. Lalu apa yang anda rasakan kemudian? Bahagia atau menyesal? Baru-baru ini saya dan teman-teman di sini membahas masalah ini ketika kami pergi makan siang bersama. Akhirnya kami selintas mendiskusikannya untuk saya bagikan dalam artikel berikut.
Seorang teman bercerita saat kami makan siang bersama bahwa dia sudah tiga tahun lamanya tidak membeli pakaian seperti baju, celana dan pakaian dalam lainnya. Dia pun bertanya pada kami, dimana tempat terbaik untuk membeli pakaian di Jerman agar dia bisa membawakannya juga untuk sanak saudaranya. Ketika kami mendengar bahwa dia sudah tiga tahun tidak membeli baju, reaksi kami semua di situ pun terkejut. Wajar kami kaget karena kami tidak pernah selama itu menahan uang untuk tidak membeli pakaian. Apakah anda pernah tidak membeli pakaian selama tiga tahun lamanya?
Di tengah kemajuan berbagai teknologi dan perangkat komunikasi, kita bisa jadi tidak disibukkan dengan bertransaksi tunai dan datang langsung. Kita bisa saja membeli pakaian atau barang secara online, jika kita tidak punya waktu untuk shopping. Asal punya uang, kita juga bisa membeli barang yang kita inginkan lewat perangkat telepon pintar. Apa pun yang ingin anda beli, bisa anda dapatkan tanpa harus berpergian. Kini anda juga bisa membeli apa yang diinginkan tanpa harus membayar secara tunai, misalnya dengan kredit atau cicilan.
Dari diskusi tersebut, akhirnya kami menyepakati bahwa ada kecenderungan kita membeli barang yang tidak dibutuhkan setidaknya sekali dalam setahun. Tetapi mengapa?
Sebagian orang percaya bahwa membeli itu adalah pilihan investasi. Contohnya, ada orang yang membeli barang-barang tertentu yang berharga, apa pun itu. Mereka berpikir, suatu saat barang-barang tersebut dapat dijual kembali bila mereka membutuhkan uang atau uang tambahan. Terkadang harga barang-barang yang sudah dibeli bisa jadi turun, namun bisa jadi barang-barang yang terlanjur dibeli itu berharga naik. Itu semua tergantung pada barang apa yang dibeli. Alasan bahwa kita membeli barang yang tidak dibutuhkan dikarenakan kita berpikir barang-barang tersebut bisa menjadi kebutuhan jangka panjang. Apa itu? Investasi.
Ada saja orang yang terlanjur membeli barang yang tidak dibutuhkan setidaknya karena terpengaruh gaya hidup, percaya pada saran penata gaya atau tak tahan melihat orang lain mengenakannya. Itu sebab toko pakaian selalu menunjukkan model yang sesuai dengan potongan baju yang dikenakan agar menarik minat pembeli. Pengalaman saya lainnya adalah saat saya mencoba pakaian dan penata gaya memberikan beberapa saran yang membangkitkan emosi saya untuk membelinya. Di situ saya mengambil hikmah bahwa tugas penata gaya di toko pakaian benar-benar berhasil mempengaruhi saya.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa berbelanja itu ada musimnya. Di Eropa yang mengenal empat musim tentu terjadi empat kali pergantian pakaian karena kita tidak mungkin mengenakan pakaian musim panas untuk musim dingin, begitu pun sebaliknya. Di luar hari raya, toko-toko di sini sering kali mengadakan program turun harga, sale, diskon yang menarik siapa saja untuk berbelanja. Pertanyaannya, apakah kita membutuhkan barang-barang itu? Belum tentu juga. Di situ, saya terkadang menyesal terpengaruh iklan toko yang sedang sale, padahal saya belum tentu membutuhkannya. Alhasil barang-barang tersebut pun dihibahkan kepada orang lain.
Jika ada dua pilihan, satu tas harga mahal dan tas yang lain dengan model sama berharga murah maka manakah yang anda pilih? Kebanyakan perempuan memilih tas yang berharga mahal, pendapat teman-teman pria. Meski seorang perempuan membutuhkan tas, namun dua tas di antara pilihan harga dan mereka tentu mereka memilih tas yang punya nilai status sosial atau gengsi. Mereka yang mampu membeli karena gengsi atau prestige, juga bukan berarti mereka membutuhkan barang-barang tersebut. Mereka membeli karena mereka mampu dan ingin, titik.
Alasan terakhir dari diskusi dengan teman adalah membeli barang yang tidak dibutuhkan bisa terjadi pada waktu-waktu tertentu. Maksudnya adalah kita cenderung membeli barang yang tidak dibutuhkan hanya karena kita ingin tampil baru dan berbeda. Misalnya, kita membeli baju baru pada hari raya, padahal kita masih punya ratusan baju lainnya. Contoh lain, kita membeli barang saat barang itu wajib dimiliki, meski tidak dibutuhkan sama sekali. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Anda sendiri bagaimana?
Membeli karena emosional 😩
LikeLiked by 1 person