Jika anda berpikir bahwa burnout hanya menyerang kalangan orang usia lanjut, maka anda salah besar. Ternyata burnout menyerang juga kalangan muda, yang kini dijuluki generasi milenial. Tak percaya? Hal ini baru saja dialami oleh seorang remaja yang secara tidak langsung saya kenal. Hmm, saya yang mendengarnya prihatin.
Sebelumnya saya mengenal mantan rekan kerja suami yang juga berhenti bekerja karena dia mengalami burnout. Cerita saya bisa dicek di sini. Saya hanya berpikir gejala ini mungkin hanya mereka yang mengalami beban pekerjaan berkelanjutan, artinya mereka yang adalah orang-orang senior dalam pekerjaan atau mereka berusia lanjut. Ternyata burnout juga bisa dialami siapa saja. Penasaran ‘kan?
Burnout dalam bahasa Jerman bisa diterjemahkan menjadi “Ausgebranntsein” sedangkan dalam bahasa Indonesia mungkin, ini perkiraan saya saja yakni “lelah batin“. Memang kategori gejala ini dialami bagi mereka yang bekerja dan punya beban pekerjaan yang rutin, berkelanjutan dan tak menemukan solusi untuk memecahkan kejenuhan dalam hidup sehari-hari. Namun seiring dengan perubahan gaya hidup maka burnout bisa saja menyerang anak muda.
Kok bisa?
Burnout memang sepengetahuan saya belum bisa masuk dalam perawatan medis. Karena mereka yang mengalaminya, hanya mengalami kelelahan yang tak bisa dirasakan secara fisik. Itu biasa dikenal stress, gairah beraktivitas menurun dan menyendiri, bahkan depresi.
Hal itu bisa terjadi pada generasi milenial yang sedang kekinian. Burnout berdampak pada generasi milenial saat mereka tak mampu mengatasi kejenuhan hidup. Jenuh dirasakan saat remaja tak mampu memenuhi tuntutan gaya hidup, kebiasaan yang jadi kekinian, mencontoh apa yang dilakukan orang lain, mengikuti trend kekinian, dan masih banyak lagi. Jenuh ketika si milenial tidak memiliki apa yang dimiliki teman sebayanya. Jenuh ketika realita hidup tidak berjalan seperti impian.
Itu sebagian alasan yang saya ketahui dari remaja yang mengalami burnout. Meski ini tidak bisa digeneralisasikan, namun nyatanya burnout bisa menyerang kala kita tidak punya solusi untuk menyelesaikan kejenuhan batin. Burnout di kalangan milenial mungkin terjadi kala ada kesenjangan antara tuntutan gaya hidup dan realita kehidupan yang sesungguhnya.
Solusinya?
- Sediakan waktu untuk mengontrol penggunaan gadgets agar tidak berlebihan. Atau berhenti dari rutinitas penggunaan komputer atau telepon pintar yang menghubungkan diri dengan dunia maya.
- Alihkan perhatian dengan olahraga di luar rumah. Lakukan kegiatan kebugaraan yang disuka. Jika tidak, cukup berjalan kaki atau jogging di sekitar kompleks rumah agar mendapatkan energi baru.
- Hirup udara segar dengan berjalan di taman sehingga lebih rileks. Cari suasana yang dekat dengan alam sehingga memunculkan rasa syukur atas hidup dan nikmat dari Tuhan.
- Bercerita kepada teman, sahabat, orangtua atau orang yang dipercaya agar tidak merasa sendirian. Bagikan apa yang dirasakan bisa cerita atau menulis sehingga mendapatkan social support.
- Lakukan hobby yang jadi kesukaan selama ini.
Bagaimana pun hidup itu harus seimbang, sehat jasmani dan rohani. Pilihan hidup sehat pun di tangan anda. Jika anda mengalami gejala burnout, temukan solusinya segera agar tidak berkelanjutan.
Thanks for stopping by, Hal!
Noti-noti Barbera!
LikeLiked by 1 person
I just did it!
LikeLiked by 1 person
If you think or jump? Indonesian with a bit of Swahili?
LikeLiked by 1 person
Hello Barbera, I didn’t get your point!
LikeLiked by 2 people
When I get a Like I go to their site. If a foreign language, I try to figure out which one. In your case Hati-Hati seemed to be Swahili. But it wasn’t!
So I finally figured out it was Indonesian. My mistake apparently from you Response.
THAT’s The Point! Anna!
My first name is Hal not Barbera!
LikeLiked by 1 person
Aha!
I used to write in my mother language because of easy to blog up every day. My mother language is Bahasa Indonesia. Thanks for stopping by, Hal!
Let me know if needed clues😊
LikeLiked by 2 people
‘Certified’ burnout for sure!
LikeLiked by 1 person
Saya pun juga merasa sedang mengalaminya sekarang
LikeLiked by 1 person
Waduh, apakah anda perlu bantuan? Sebaiknya anda mencoba beberapa hal yang sudah saya jelaskan di atas. Semoga bermanfaat
LikeLike
Terimakasih, semoga ini membantu
LikeLiked by 1 person
Aku kenal sama orang yang kayak begini juga kak, sekarang kita sebagai teman-temannya lagi mencoba buat bikin dia bangkit :’) doakan ya
LikeLiked by 1 person
Amin… Semoga yang terbaik! Terimakasih sdh jadi sahabat terbaik buat temannya. Mereka butuh dukungan sosial.
LikeLiked by 1 person
Iya kaka 🙂
LikeLiked by 1 person