

Saat kami berkendara menuju Frankfurt, kami berhenti sejenak di Würzburg. Kami sudah lama ingin mampir ketika kami menjejakkan kaki di Nürnberg, tetapi kami urung pergi. Kini saat kami hendak pergi ke Frankfurt, kami tiba di sini. Di kota Würzburg yang kaya bangunan romantik khas abad pertengahan atau medieval. Selain itu, kami bisa melihat perbukitan dipenuhi tanaman anggur yang cantik. Ya, Würzburg terkenal dengan produksi anggur juga.
Kami langsung menuju pusat kota, apalagi tujuan kami adalah Dom atau Katedral yang menjadi magnet wisatawan setiap singgah di tiap kota-kota di Jerman. Dom ini memang sudah menjulang dengan dua menara kembarnya dari kejauhan. Menara lancip khas gaya arsitektur gothik nampak jelas menghiasi gereja katolik ini. Konon gereja katolik bergaya romantik khas bangunan abad pertengahan menjadi ciri khas Dom Würzburg. Dom dengan gaya arsistektur tersebut termasuk terbesar keempat di Jerman.


Ciri khas bangunan gaya romantik di Eropa yakni pendirian bangunan tersebut pada abad pertengahan. Gaya romantik tampak pada lengkungan setengah lingkaran atap gereja. Gaya arsistektur ini konon mendominasi Eropa pada abad 6 hingga 11 Masehi. Sementara Dom Würzburg dibangun pada awal tahun 1000 Masehi. Ini menjadi cikal bakal katedral, tempat bernaung uskup dan pusat administrasi gereja-gereja katolik sekitarnya di Würzburg. Kemudian abad 16, Dom mengalami renovasi mengingat jumlah umat yang bertambah dan munculnya gaya arsistektur baru di Eropa. Dom pun memiliki ciri khas gaya gothik dengan dua menara kembar tampak menjulang runcing.


Kemudian abad 18, sisi-sisi interior gereja diperbaharui dengan gaya baroque. Ternyata pembaharuan gereja tak berhenti di situ saja. Pada saat perang dunia kedua, gereja ini mengalami kerusakan di berbagai sisi akibat bom. Lagi-lagi gereja mendapatkan pembaharuan yang sempurna pada tahun 1967. Semua informasi ini lengkap diperoleh dari petugas informasi katedral, jika anda datang selaku turis dan membutuhkan panduan. Anda perlu bayar sekian Euro dan tentu banyak informasi bisa anda selami di sini.
Mengapa diberi nama Santo Kilian?
Nama santo Kilian memang tak begitu populer di telinga saya. Beliau berasal dari tanah Irlandia, yang pernah hidup sekitar abad 7. Setelah beliau selesai menyelesaikan studinya di Roma, beliau melanjutkan misi pelayanan di Würzburg, Jerman. Saat beliau datang, masih banyak warga di situ yang percaya pada berhala atau memuja pagan. Semasa hidup pelayanannya menjadi uskup hingga wafat, beliau memilih di Würzburg. Di sini pula beliau meminta dimakamkan. Perayaan santo Kilian diperingati setiap 8 Juli.
Akhirnya?
Satu yang pasti, kami datang kala Jerman dilanda suhu terpanas di musim panas. Suhu sekitar 41 derajat celcius saat itu membuat kami lelah menyusuri kota. Namun ketika kami masuk ke dalam katedral, rasa sejuk dan damai pun terasa. Rupanya tak hanya kami, banyak orang memilih merasakan sejuknya berada di rumah Tuhan. Setidaknya kami tak lupa untuk bersyukur bahwa selalu ada yang menarik di rumah Tuhan.
Selamat berhari Minggu bersama keluarga!