Mesir (9): Assuan atau Aswan, Kota Tertua yang Kaya dengan Wewangian

Selesai di Philae Temple, bus yang kami tumpangi beranjak ke lokasi lainnya. Sebelum jam 13.00 waktu makan siang tiba, kami mengitari kota Assuan atau yang bisa disebut juga Aswan. Dari Assuan, kita bisa ke negeri tetangga Sudan, yang berjarak 300 kilometer. Jelas tour guide dalam bahasa Jerman pada kami di bus. Sepanjang jalan, ia banyak menunjukkan tempat-tempat publik di Assuan dan berbagai infomasi lainnya.

Kota Aswan terletak di sebelah selatan Mesir. Di sini disebut the first cataract of nile rivers dari enam titik sungai nil lainnya. Sisanya kebanyakan di Sudan.

Katedral Ortodoks untuk orang Koptik.
Hotel Old Cataract dari sungai nil.

Jika merujuk perjalanan saya ke Philae Temple yang berada di Aswan maka dapat dipastikan kota ini termasuk kota tertua sebelum masehi. Bahkan nama Aswan yang juga disebut syene disebut penulis kuno. Syene sendiri bisa dilihat kisahnya dalam kitab suci. Di sini didiami orang-orang suku nubian, yang berperawakan berbeda dari orang Mesir umumnya. Mereka berperawakan tidak besar, kulit hitam dan rambut keriting. Bahasanya pun berbeda, yang sampai sekarang masih digunakan untuk percakapan sehari-hari.

Menurut pemandu wisata kami, Assuan sudah dikenal dunia sebagai pengobatan herbal. Sebagaimana diketahui beberapa infomasi soal dunia medis sudah tergambar jelas di kuil. Misalnya lambang apotek yang digambarkan ular pun bermula di sini. Atau jika mengalami sakit ini dan itu ada beberapa pengobatan alami yang diambil dari tanaman yang tumbuh di sini, seperti tumbuhan yang menghasilkan minyak kayu putih. Karena Assuan yang dikenal dengan sumber daya alam wewangian yang biasa dipergunakan untuk parfum, Assuan menjadi singgahan pasar dunia. Tak salah jika sovenir dari Assuan yang bisa dibawa pulang adalah parfum alami tanpa alkohol yang wanginya mirip seperti parfum ternama.

Pemandangan dari sungai nil.
Salah satu orang suku Nubian yang membawa kami menyusuri sungai nil.
The Elephantine, pulau di sungai nil yang juga masih diselami oleh para arkeolog.

Assuan menjadi dikenal ketika Agatha Christie, seorang penulis ternama dunia yang pernah menuliskan kisah misteri ‘Death on the Nile’ dan sempat dibuat menjadi film. Di Jerman pun film tersebut juga populer sebagai film krimi. Untuk menuliskan kisah fiksi tersebut, Agatha Christie menginap di hotel Old Cataract yang view menghadap ke sungai nil. Hotel ini kerap dikunjungi turis karena lokasinya yang indah.

Kembali lagi tentang Assuan yang dikenal wewangian, kunjungan kami setelah Philae Temple adalah pabrik wewangian. Di tempat ini kami diperkenalkan bagaimana Assuan sudah dari dulu mengimpor bahan baku parfum sejak lama. Jika menyelusuri sejarah parfum, di Assuan sini berawal. Parfum sendiri berarti rumah wewangian dalam pengertian setempat. Dan Mesir dikenal dalam sejarah sebagai negeri pertama yang sudah mempopulerkan parfum.

Di sini pula saya tahu bagaimana beda parfum dan wewangian lain. Tak hanya itu, bagaimana parfum itu juga digunakan agar tahan lama wanginya. Di sini kami diperlihatkan tentang wewangian dan aromatherapi yang bermanfaat untuk pengobatan.

Assuan atau Aswan juga termasuk kota moderen kok. Ada pusat perbelanjaan, makanan cepat saji asal Paman Sam hingga kafe atau restoran manca negara. Soal hotel, silahkan sesuaikan dengan anggaran anda ada di sini. Kini Assuan sudah dihuni orang-orang multi etnis juga.

Selanjutnya, masih soal Assuan akan saya tunjukkan kehidupan desa wisata yang dihuni suku nubian. Di sini buaya dijadikan hewan peliharaan.

Selamat berhari Minggu!

Advertisement

2 thoughts on “Mesir (9): Assuan atau Aswan, Kota Tertua yang Kaya dengan Wewangian

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s