



Mengunjungi kompleks perziarahan Ältoting ternyata tak hanya Gnadennkapelle atau Black Madonna saja, peziarah yang datang bisa melihat kapel Bruder Konrad. Semula gereja ini adalah kapel St. Anna yang didirikan tahun 1657. Pada perkembangannya kapel ini dipergunakan sebagai memori Bruder Konrad. Selanjutnya kapel St. Anna menjadi basilika St. Anna, yang letaknya tak jauh juga.
Siapa itu Bruder Konrad, silahkan baca di bawah ini!
Ketika saya mengunjungi Ältoting sebelumnya, kapel Bruder Konrad sedang mengalami renovasi. Akhirnya kami tidak bisa masuk ke dalam. Lalu kali berikutnya, saya mendapati kapel tersebut sudah selesai direnovasi. Banyak orang datang ke situ untuk menghadiri misa yang memang sedang diselenggarakan. Sedangkan sebagian umat lainnya datang mengunjungi kediaman terakhir Bruder Konrad dan dokumentasi karyanya yang menjadi museum.
Saya merasa perjalanan saya menjadi lengkap. Saya pernah mengunjungi rumah kelahiran Bruder Konrad dan kini saya berhasil mengunjungi kediaman terakhir saat beliau wafat. Di kapel Santa Anna, yang kini menjadi kapel Bruder Konrad adalah tempat dimana beliau berkarya yang mendedikasikan hidupnya untuk orang miskin, kelaparan dan tak mampu. Bruder Konrad sendiri banyak menghabiskan diri melayani umat waktu Eropa saat itu terlanda bahaya kelaparan, epidemi penyakit dan perang. Devosinya pada Bunda Maria diperlihatkan melalui ruang doa miniatur yang bisa dilihat pengunjung.




Di sini pengunjung bisa melihat karya Bruder Konrad yang didokumentasikan dengan baik. Kita bisa melihat bagaimana umat yang berdoa melalui perantara Bruder Konrad terkabul doanya. Melalui dokumentasi ini, beliau layak menjadi orang kudus. Pengalaman iman ini didokumentasikan melalui banyak media seperti lukisan, surat, bahkan donasi untuk kelanjutan karya Bruder Konrad.
Naik ke atas, pengunjung bisa melihat ruang doa dan audiensi Bruder Konrad yang pernah dilakukan selama hidupnya. Dan di sudut kamar lain adalah ruang sederhana dimana beliau wafat dengan damai.
Bruder Konrad adalah salah satu figur yang memperlihatkan bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja, seperti yang pernah disabdakan Tuhan Yesus. Figur Bruder Konrad memberi harapan kepada umat di Eropa saat itu yang dilanda polemik kehidupan. Banyak orang datang ke sini tidak hanya sekedar mencari tahu tetapi juga menyadari pengalaman beriman yang sudah ditampakkan beliau. Bahwa harapan itu akan selalu ada, asalkan kita datang padaNya.
Selamat berhari Minggu!