Tak ada yang dapat menebak seorang yang menjadi blogger bisa begitu konsisten dan bertahan hingga bertahun-tahun lamanya. Atau justru sebaliknya, kita juga tak bisa menebak ketika seseorang berhenti ngeblog dan tidak ingin posting artikel lagi. Siapa yang bisa menebak jalan cerita kehidupan, termasuk kehidupan blogging. Ada yang mendapatkan penghasilan dan menjadikannya pekerjaan, namun ada pula yang menjadikan blog sebagai media pengisi waktu lowong, suka-suka dan hanya menyalurkan hobby. Semua itu sah-sah saja.
Ketika seorang kenalan menyimak artikel demi artikel saya yang konsisten hari ke hari, kemudian dia menyarankan kepada saya untuk menjadi youtuber. Apa itu? Saya tahu bahwa perkembangan dunia teknologi komunikasi yang semakin canggih membuat siapa saja bisa berperan sebagai video maker.
Sepuluh tahun lalu itu adalah bagian pekerjaan yang saya lakukan, kini bisa dilakukan siapa saja. Dahulu saya memang wajib membuat video singkat untuk mendokumentasikan laporan program yang saya liput. Ibarat saya harus membuat visualisasi lalu kemudian dimuat di youtube. Link video disertakan dalam laporan berbahasa Inggris. Itu dulu.
Ketika teman tadi menyarankan saya membuat konten video, saya hanya menyanggah bahwa saya punya hobby menulis dan membaca. Alih-alih itu memberikan peluang penghasilan, blogging hanya pekerjaan sampingan yang dilakukan tiap hari. Namun jika saya berhenti menulis di blog dan membuat vlog, bisa jadi mungkin alasan orang berhenti blog saat ini. Beralih dari Blogger menjadi Vloger adalah satu alasan yang menyebabkan orang berhenti menulis.
Alasan lain orang berhenti blogging adalah bisa jadi sibuk dengan aktivitas utama. Aktivitas utama bisa bermacam-macak mulai dari bekerja, urusan rumah tangga hingga kepentingan pribadi. Itu artinya blogging memang aktivitas sampingan, sementara orang yang mengaku ‘the blogger’ adalah mereka yang mendedikasikan waktu untuk blogging sebagai aktivitas utama.
Di sisi lain, blogger yang mumpuni ternyata telah berhasil mengumpulkan artikel demi artikel yang dimuat di blognya. Lalu dia menyusunnya dengan baik sehingga menjadi buku. Ada kenalan blogger yang berhasil merilis buku, buah pikirannya selama di blog. Pada akhirnya dia pun berhenti menulis di blog. Alasan ini bisa jadi masuk akal, berhenti jadi blogger karena sudah berhasil menerbitkan buku.
Ada lagi bagi mereka yang berhenti blogging dikarenakan rasa bosan, tak menemukan kesenangan dalam blogging, jenuh atau tampak frustrasi. Tak ada yang bisa menebak perasaan emosional ini bisa muncul yang mendorong seseorang tak lagi ngeblog atau berhenti menulis. Jika ini terjadi, sebaiknya berhentilah blogging. Menulis itu harus dalam keadaan menyenangkan.
Alasan terakhir yang membuat orang berhenti blogging adalah sakit dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Poin ini rasanya tak perlu dijelaskan lagi.
Apakah anda menemukan alasan lain dimana orang berhenti dari dunia blogging yang belum dijelaskan di atas?