11 Tahun, 820 Hari: Sering Menulis Tiap Hari, Ini 7 Keseringan Dampaknya

Selamat bergabung di aplikasi wordpress yang ke-11!
Sudah 820 Hari, blogging tiap hari!

Menulis setiap hari itu menjadi tantangan tersendiri buat saya selama 820 hari. Padahal saya sudah memulai sejak 11 tahun lalu bergabung di wordpress, aplikasi yang menyalurkan hobi menulis saya. Namun kebiasaan rutin menulis baru beberapa tahun belakangan ini. Seandainya 11 tahun lalu saya sudah menulis tiap hari tentu sekarang saya sudah menghasilkan sekitar empat ribuan artikel. Sayangnya, itu tidak terjadi demikian.

Dahulu pekerjaan saya di Indonesia adalah sebagian traveling ke pelosok nusantara untuk bekerja. Tak terbayang berapa banyak tempat dan artikel yang bisa saya kumpulkan sekarang. Menyesal? Saya sangat menyesal tidak bisa menyisihkan kesibukan pekerjaan dahulu dengan menulis. Kini saya tahu betapa pentingnya menulis tiap hari untuk aktualisasi diri. Saya merasakan self-esteem yang tumbuh positif melalui kebiasaan ini.

Artikel ini bukan yang pertama yang menjelaskan manfaat menulis tiap hari dan tantangannya. Saya sudah mengulas sebelumnya, yang bisa anda cek di blog ini.

Kali ini saya membahas apa sih dampaknya menulis tiap hari selama 820 hari, yang saya rasakan. Sering menulis itu menyebabkan keseringan pada hal lain. Apa saja?

1. Sering Baca

Apakah anda berpikir saya tahu segala hal lewat semua ide yang saya tulis? Saya tahu tentang banyak hal ketika saya membutuhkannya untuk memperkaya data artikel saya. Artikel saya memang tidak berhubungan dengan persoalan pribadi, sehingga saya harus mencari informasi yang melengkapi artikel yang hendak ditulis. Mengapa begini? Mengapa begitu? Lewat membaca, saya menjadi tahu sesuatu yang mendasari atau latar belakang tentang sesuatu hal. Ada yang mengatakan membaca dulu kemudian menulis, tetapi bagi saya membaca dan menulis harus dilakukan beriringan atau sejalan.

2. Sering Bertanya

Mengapa mereka melakukan itu?” atau “Apakah benar di Tiongkok itu ada hari lajang?” dan sebagainya pertanyaan-pertanyaan saya pada beberapa kenalan saya berbeda bangsa di sini. Kebiasaan bertanya itu ternyata melatih berpikir kritis saya. Misalnya, saya bertanya bagaimana membuat makanan ini dan itu kepada orang lain. Jika anda hidup di negeri perantauan dan tidak mengenal akrab, anda tak mungkin bergosip dan membicarakan orang lain. Tentu berdiskusi soal kebiasaan, makanan hingga budaya itu membuat hidup saya makin kaya.

3. Sering Cari Tahu

Ada yang memanfaatkan kecanggihan smartphone itu untuk terhubung dengan orang lain yang berada jauh di sana, ada yang selfie, ada yang menjadi social media addicted atau ada pula yang menjadi vlogger. Semantara saya memanfaatkan smartphone untuk menyimpan ide menulis dan memotret apa yang saya lihat. Lewat smartphone, saya mencari tahu tentang ide menulis yang hendak saya kembangkan. Dunia kini seluas dua jari, anda bisa mencari tahu begitu mudahnya. Jika stuck menulis, segera cari tahu ide menarik untuk ditulis.

4. Sering Penasaran

Menulis tiap hari itu membuat saya penasaran pada banyak hal di dunia ini. Saya penasaran terhadap sesuatu hal sehingga ini melatih saya untuk menulis. Menulis tiap hari itu memunculkan rasa penasaran. Besok saya akan menulis apa. Bulan depan, apa yang akan saya tulis. Saya penasaran dengan suatu tempat, suatu makanan atau sesuatu hal, hanya karena saya harus menulis tiap hari.

5. Sering Berpendapat

Menulis tiap hari itu melatih keterampilan linguistik seseorang, itu yang saya rasakan. Ini bisa menjadi alasan, saya begitu mudah mengungkapkan pendapat saya ketika berdiskusi atau berjumpa dengan orang lain. Keterampilan lingustik itu membuat saya cakap berpendapat tentang sesuatu ide, bukan menggosip ya.

6. Sering Berpikir Terstruktur

Bahwa seberapa banyak orang memahami sesuatu, ketika dia sering berpikir terstruktur. Ia akan mudah menuliskan atau menyampaikan hal yang mudah dicerna dan terstruktur. Apa yang menyebabkannya? Menulis tiap hari melatih otak untuk menyampaikan sesuatu secara tertulis, yang berhubungan satu sama lain sehingga menjadi struktur artikel. Kebiasaan baik ini tentu mendorong saya untuk berpikir terstruktur dalam kerangka berpikir (=logical frame) yang sering tentang sesuatu hal.

7. Sering Punya ‘Me Time’ buat menulis

Hal terakhir yang menjadi keseringan saya adalah memiliki waktu sendiri untuk menulis. Saya tahu bahwa saya punya aktivitas lain yang juga sama penting atau lebih penting dari sekedar menyalurkan hobi menulis. Namun kebiasaan menulis tiap hari melatih saya untuk meluangkan waktu sendiri untuk menulis. Jika ditanya apa ‘me time’ saya? Menulis dan membaca adalah ‘me time’ saya yang tak terpisahkan.

Menulis tiap hari itu adalah soal memilih bagaimana memanfaatkan waktu luang. Target saya adalah menggenapi artikel sampai hari ke-1.000 menulis tiap hari. Semoga saya berhasil melampui 180 hari lagi menulis tiap hari.

Anda sendiri bagaimana?

Advertisement