


Ada pemandangan menarik ketika saya berkunjung ke Amsterdam dan Brussels di pusat kota. Ada antrian yang mengular menunggu giliran. Mereka berbaris rapi hanya untuk menikmati sebungkus kentang goreng. Saya mendapati pemandangan ini di pusat kota Amsterdam, area turis tepatnya seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya. Kini antrian yang sama untuk sebungkus kentang pun ada di Brussels. Ajaib!
Baca: 3 Jajanan di Amsterdam yang saya coba
Entah apakah terjadi trend yang sama antara Amsterdam dan Brussels, nyatanya saya mendapati pemandangan serupa di kedai kentang goreng. Saya berpikir, jajanan kentang goreng ini begitu istimewa hingga mengundang orang datang dan mengantri membelinya. Setelah saya amati, pembeli membeli kentang goreng kemudian mereka melakukan foto selfie. “Demam” makan kentang goreng kekinian sedang melanda di sini.
Bagi anda, kentang goreng bukan hal baru. Saya juga! Banyak kuliner yang saya liput dan muat di blog ini juga bercerita tentang kentang goreng, tetapi mengapa kentang goreng? Kentang goreng dalam bahasa Jerman disebut pommes, di sini mereka menyebutnya frite fries. Kentang goreng juga tak asing dijumpai di restoran cepat saji yang berasal dari negeri Paman Sam. Lalu apa istimewanya kentang goreng ini?
Saat malam hari, antrian kedai kentang goreng tampak mengular. Suami saya urung membelinya. Keesokan harinya, pemandangan antrian pun masih tetap sama. Tak hanya itu kedai yang menjual kentang goreng pun di sini mudah dijumpai. Ada yang berpendapat, anda harus membeli kentang goreng A dibandingkan B. Sementara saya sebagai turis tak tahu bagaimana membedakan rasanya.


Karena penasaran, saya minta suami untuk berhenti di kedai kentang goreng tetapi kedainya harus menyediakan tempat duduk. Ini alasan saya untuk bisa duduk dan menikmati sebungkus kentang goreng. Sementara beberapa kedai kentang goreng lain tidak menyediakan tempat duduk. Pembeli bisa menikmati di tempat sambil berdiri atau dibawa pulang. Sebungkus kentang goreng punya harga bervariasi baik di Amsterdam maupun Brussels. Pastinya harga sebungkus normal itu masih dibawah 5€. Menurut hitungan saya, harga ini sedikit lebih mahal jika saya membeli kentang goreng di warung cepat saji.
Mereka mengklaim, kentang yang dibuat berasal dari kentang dengan kualitas terbaik. Cara mengolah hingga menggoreng kentang goreng itu menjadi rahasia tersendiri. Bahwa kentang goreng terasa renyah dan tak terlalu berminyak. Itu menjadi kesukaan orang-orang di sini. Tak hanya itu, ada saus istimewa untuk menemani kentang goreng kekinian. Pemesan bebas memilih varian saus yang dijual. Jika selama ini saya mengenal saus kentang goreng hanya saus tomat atau mayonnaise saja, mereka punya saus terenak lainnya untuk dinikmati bersama kentang goreng.
Setelah kita mendapatkan sebungkus kentang goreng, jangan lupa berfoto! Foto ini semakin menambah kekinian jajanan yang sedang digandrungi di sini.
Suami saya berpendapat mungkin trend jualan kentang goreng bisa menjadi ide bisnis di Jakarta. Who knows! Ide ini bisa dicoba jika anda tahu bagaimana strategi memasarkannya. Buktinya orang rela antri hanya untuk sebungkus kentang goreng.
Hahahaha. Nggak jauh beda ternyata mau di Amsterdam, Brussels, atau kota-kota di Indonesia sini. Banyak makanan baru yang kekinian dan orang-orang sampai rela ngulaaaar.
LikeLiked by 1 person
Hahahaha.. Betul Mas Akbar. Mungkin Mas Akbar punya ide usaha serupa di sana.
LikeLike
SUKA MEMBACANYA.
LikeLiked by 1 person
Terimakasih Encik!
LikeLike