Ketika Merasa Tidak Bahagia, Coba Lakukan Ini

Ilustrasi.

Ada banyak ahli telah menjelaskan cara untuk bisa berbahagia, tetapi itu sepertinya masih kurang bekerja. Ada banyak buku menyarankan pada anda untuk berbahagia, tetapi itu pun belum menunjukkan kebahagiaan yang ingin anda rasakan saat ini. Memang benar bahagia itu sederhana, tetapi praktik bahagia itu sulit dilakukan. Mengapa? Karena cara yang dilakukan untuk berbahagia kurang praktis seperti yang diinginkan.

Berasal dari cerita fiksi, saya mencoba merangkum pengalaman berikut kepada anda. Ini sebagai cara bahwa ada banyak cara untuk tetap berbahagia dengan sesuatu yang mudah.

Seorang teman mengaku ia sedang tidak berbahagia dan mengeluhkannya pada sahabat karibnya itu. Bagaimana dia bisa berbahagia ketika dia harus mendapati vonis bahwa hidupnya tak akan lama lagi. Dia mengalami sakit kanker yang sudah mencapai stadium fatal dan sulit disembuhkan. Hidupnya tak akan lama. Dokter mengatakan hidupnya tinggal 50 hari lagi.

Sang sahabat yang mendengarkannya sangat terpukul. Biasanya ia selalu ceria bertemu kawan karibnya ini untuk tertawa dan menceritakan hal konyol yang didapati selama di kantor, perjalanan atau tetangga apartemen mereka. Namun kali ini suasana begitu mencekam seperti kiamat bahwa sahabatnya ini harus pergi untuk selama-lamanya.

Sahabatnya yang terkena kanker hanya meminta bahwa dia ingin mati dengan tetap berbahagia. Tetapi bagaimana caranya?

Meski ajal di depan mata tetapi bahagia itu pun harus tetap dialami. Demikian pikir sang sahabat yang tidak mengalami sakit kanker. Dia meminta sahabatnya yang menderita kanker ini menuliskan ‘A letter of thanks’ setiap hari yang berisi lima puluh hari sisa hidupnya. Surat ini berisi segala ucapan syukur yang dialami sejak bangun pagi hingga malam hari menjelang tidur.

Hari pertama dimulai, sebenarnya ia kesal karena dia terbangun dari suara berisik tetangga apartemennya. Tetapi karena isi surat itu tentang ucapan syukur maka ia menuliskan bahwa ia bersyukur memiliki tetangga yang berisik sehingga ia terbangun di pagi hari.

Hari kedua dilalui ketika dia menjadi marah datang terlambat bertemu dokter, akibat di dekat rumah sakit terjadi kecelakaan. Akhirnya ia menuliskan rasa syukur bahwa ia tidak menjadi korban kecelakaan. Begitu seterusnya hingga hari ke-50, dia kerap menuliskan surat bahagia itu yang kelak dibacakan pada saat dia meninggal.

Pada hari ke-50, Tuhan memanggil orang yang kena sakit kanker ini. Semua orang yang hadir dan mengenalnya begitu sedih dan tak bahagia tetapi orang ini meninggal dalam keadaan bahagia. Sahabatnya yang menyimpan ‘Letter of Thanks’ itu membacakannya satu per satu. Apa yang terjadi setelahnya?

Mereka yang mendengarkan dia membacakan ‘Letter of Thanks’ pun tersenyum, tertawa dan merasa bahagia. Bahwa saat orang lain merasa bahagia, ternyata kita pun ikut berbahagia. Bahwa bersyukur dalam segala hal, apa pun yang anda alami menciptakan rasa positif sehingga kita merasa bahagia.

Belajar dari menulis surat ‘A letter of thanks’ membuat saya merenung bahwa bahagia itu hanya bagaimana anda selalu bersyukur apa pun keadaannya.

Sahabat yang sudah meninggal itu pun bahagia di jelang akhir hidupnya karena ia berhasil mensyukuri apa pun keadaannya tiap hari. Jika kita tidak bahagia saat ini, coba kita menulis surat yang berisi ucapan syukur. Sederhana memang karena kadang kita lupa mendokumentasikan atau lebih tepatnya menuliskan rasa syukur dalam hidup ini.

Saat anda merasa tidak bahagia, buka kembali surat tersebut dan bacakan. Apakah anda tetap merasa tak bahagia?

Menulis surat ucapan syukur dilakukan di suatu terapi psikologis, dengan harapan seseorang bisa mengenali kehidupannya yang sebenarnya itu tidak dalam situasi krisis, membahayakan atau menyedihkan.

Menurut Galileo Galilei, “Man kann einen Menschen nichts lehren. Man kann ihm nur helfen, es in sich selbst zu entdecken.” Pada dasarnya anda tidak perlu diajari bagaimana menjadi bahagia. Anda hanya perlu sedikit petunjuk untuk menemukannya dalam dirinya sendiri.” Melalui surat ucapan syukur, ini akan membantu orang bahwa ia adalah pribadi berbahagia.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga!

Advertisement