
Sebagai kota metropolitan dan multi etnis, begitu mudahnya menemukan makanan yang dikehendaki di Brussels. Sebagai turis, anda bebas memilih makanan apa yang dikehendaki sepanjang anda punya anggaran untuk itu. Seperti misalnya, saya ingin makan selera asia saat itu dan suami mengabulkan permintaan saya. Karena saya tidak ingin makan dalam porsi yang banyak maka saya berpikir mungkin ada imbiss, semacam kedai asia seperti di Jerman.
Jika anda berada di Brussels dan mungkin ingin makan selera asia dalam porsi yang tak besar maka anda bisa menyambangi sushi shop yang tersebar di sini. Salah satu sushi shop yang kami sambangi berada di Brussels Central Station. Ini semacam stasiun utama kereta api yang super sibuk di ibukota Belgia ini. Tentu anda bisa berfoto dan menjadikannya destinasi wisata juga. Stasiun ini juga menarik disambangi loh.

Baca: How to make simple sushi
Setelah menimbang makanan apa yang hendak disantap, pilihan saya jatuh pada sushi salmon dan nasi sate ayam ala Jepang. Seperti yang anda lihat, ini nikmat sekali. Dan memang ini bukan pertama kali saya mengulas sushi di blog ini. Bahkan saya pernah membuat sushi sendiri dengan sushi maker yang dibeli di Jerman. Anda juga perlu tahu perbedaan sushi dengan gimbap yang mirip dan berasal dari Korea Selatan.
Sushi salmon ini rasanya sederhana hanya nasi sushi dan salmon asap yang memang sudah matang. Di Jerman salmon ini disebut geraucht lachts yang biasa terjual di supermarket sebagai makanan ready to eat. Ini smoked salmon yang memang super enak dan biasanya kami menikmatinya dengan roti dan acar bawang merah. Jika di Jepang bisa dibuat sushi salmon maka di Jerman bisa dibuat sandwich salmon.

Selanjutnya adalah nasi dan sate ayam. Ini mungkin tak asing lagi di Indonesia. Eits, tapi pasti ada yang berbeda dengan yakitori asal negeri matahari terbit ini. Saya membeli yakitori sudah siap disantap, hanya saja ini bisa dihangatkan di microwave di tokonya langsung. Itu tergantung si pembeli karena saya ingin makanan hangat. Dan pramusaji sekaligus kasir langsung menawarkan diri memasukkannya di microwave.
Persamaan yakitori dengan sate yakni keduanya menggunakan bilah bambu. Sementara sate dalam kuliner negara lain misalnya biasa menggunakan bilah metal. Persamaan lainnya adalah keduanya sama-sama dipanggang dalam bara api layaknya sate yang kita kenal. Satu lagi, yakitori pun dinikmati dengan saus kecap. Ini sama seperti sate bersaus sambal kacang plus kecap.
Yakitori disajikan dengan kecap manis atau asin, yang disesuaikan dengan selera pembelinya. Jika sate yang kita kenal bisa untuk berbagai daging yang dikehendaki, sementara yakitori hanya menggunakan daging ayam fillet saja. Yakitori pun dinikmati begitu saja setelah matang atau dengan nasi putih seperti yang saya beli.