


* catatan perjalanan awal tahun 2020
Udara yang tak bersahabat, mendung bergelayut dan rintik hujan mengiringi niat saya dan suami yang menyambangi Zurich, Swiss tempo lalu. Paling nyaman sih memang tidur di hotel dan tak usah berkeliling Zurich, kata suami. Saya sebenarnya antusias untuk berkeliling, tetapi hasil foto tak seindah cuacanya yang tak mendukung. Akhirnya kami pergi sebentar ke kafe di dekat mall, pusat perbelanjaan kota Zurich.
Pilihan paling banyak orang-orang Indonesia bila datang ke Zurich adalah berbelanja di pusat perbelanjaan. Tebakan saya benar, saya berjumpa sejumlah orang-orang Indonesia yang sedang berbelanja. Saya mendengar dari percakapan mereka yang sibuk membicarakan rencana belanja mereka. Saya pun segera berlalu, berjalan ke arah sungai Limmat di pusat kota Zurich.
Bila anda berada di pusat kota Zurich dan menyeberangi jembatan di atas sungai Limmat, pilihannya pun ada beragam. Jembatan utama, jembatan batu atau jembatan kayu. Untuk jembatan kayu memiliki sisi romantis tersendiri. Jembatan besi dengan dasar kayu ini disebut Obere Mühlesteg, dalam bahasa Jerman yang menjadi bahasa lokal penduduk Swiss. Jembatan ini menghubungkan sisi kanan Limmatquai dan sisi kiri Bahnhofquai. Di setiap sisi jembatan besi ini bergantung aneka gembok warna-warni nan indah. Ini yang saya maksud jembatan ini memiliki sisi romantis.
Ini kesekian kalinya kami tiba di “jembatan gembok cinta” atau Love Locked Bridge yang hampir ada di sebagian negara yang kami kunjungi pun di Jerman juga. “Jembatan gembok cinta” di Zurich ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1981. Jembatan ini melengkapi dua jembatan yang lain, yakni Rudolf Brun Brücke dan Bahnhofbrücke. Brücke sendiri dalam bahasa Jerman diterjemahkan menjadi jembatan.



Kami memang tak membawa gembok untuk ditancapkan di situ, tetapi kami suka mengamati gembok aneka rupa dan warna yang menghiasi sisi romantis sungai di Zurich. “Love Locked Bridge” menjadi hal umum di Eropa. Tentu ini menjadi pemandangan tak asing lagi bagi saya dan suami. Ini bisa dimasukkan dalam destinasi anda jalan-jalan ke Zurich karena tak ada tiket masuk ke sini. Ketimbang anda harus naik ke tower dan membeli tiket masuk hanya untuk memasang gembok cinta seperti yang kami alami di Bratislava, Slowakia misalnya. Ceritanya bisa dicek pada link yang ditautkan.
Oh ya pusat kota Zurich itu tidak sebesar kota Jakarta. Saran saya, bila anda transit di bandar udara di sini maka anda bisa berkeliling sebentar di pusat kota. Istilahnya, meski anda sekedar transit saja di Zurich maka anda bisa kok sightseeing sebentar. Mau berbelanja atau sekedar cuci mata di Zurich bisa anda lakukan sambil menunggu jadwal penerbangan berikutnya.
Anda bisa mulai petualangan dari airport Zurich menuju Hauptbahnhof Zurich. Hauptbahnhof adalah stasiun utama yang memudahkan anda menjangkau berbagai destinasi di pusat kota tua Zurich. Salah satu destinasi yang tak berbayar seperti jembatan gembok cinta yang saya sebutkan ini. Di sini ada sisi romantis sungai Limmat yang membelah kota Zurich.
It is such a lovely words. Again thanks for stopping by🙂
LikeLiked by 1 person
The same bridge we have in Cracov, Poland 😀
This is my first post in English, so feel invited 🙂
https://skowronpisze.com/2020/05/27/my-first-post-in-english/
Have a great day!
LikeLiked by 1 person
Hey,
I was been in Poland, but only around border with Germany. Actually this year I had plan to visit there😕 will see then when all things come back soon🙂
Thanks for sharing!
LikeLiked by 1 person
No problem! I hope you have a great journey 🙂
LikeLiked by 1 person
It is such a lovely words. Again thanks for stopping by🙂
LikeLiked by 1 person
Happy to come across your blog, Mbak 🙂 Always a delight to read another blogs of Indonesians abroad. Salam kenal dari follower baru!
LikeLiked by 2 people
Thank you for stopping by! Glad to know about you who live in abroad also. I just did to follow yours, Nabila. Let’s rock on blog🙂
LikeLiked by 1 person