
Apakah anda pernah mengalami dilema untuk memutuskan dan berkata “Tidak” atas permintaan orang lain? Apakah anda selalu berkata “Ya” tetapi kemudian anda menggerutu, merasa kesal dan mengumpat? Apakah anda meminta pendapat orang lain bila anda dihadapi pada suatu permintaan hanya karena anda tak sanggup berkata “Tidak” untuk menjawabnya? Jika anda mengalami semua atau satu dari pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita lanjutkan untuk menelaah bersama.
Suatu hari muncul permintaan A supaya saya melakukan ini. Beberapa hari kemudian muncul permintaan B dan saya pun melakukannya. Tiba-tiba muncul C dan meminta saya membuat itu. Tiga permintaan selalu dituruti dengan berkata “Ya” mengartikan saya itu “orang bodoh” atau “orang baik”? Jika setiap permintaan selalu dijawab “Ya” kapankah saya punya kuasa untuk menjawab “Tidak”?
Mengacu fenomena di atas, saya mendapatkan gambaran tentang perkembangan spritualitas kepribadian yang baru-baru ini saya baca. Salah satunya adalah cara merawat kesehatan mental adalah bisa berkata “Tidak” dalam hidup. Saya yang membacanya menjadi termangut-mangut bahwa saya pun pernah mengalami berada di posisi sulit berkata “Tidak” dan ternyata situasi itu memang memberatkan. Itu sebab saya menekuni bahan bacaan tersebut dan membagikannya pada anda.
Mengapa berkata “Tidak” adakalanya baik untuk diri anda?
1. Karena anda bebas menjadi diri sendiri
Hidup ini dipenuhi berbagai pilihan, tetapi ketika kita dihadapkan pada suatu permintaan, entah mengapa kita seperti tidak memiliki pilihan. Begitulah hal yang dihadapi orang yang tak sanggup berkata “Tidak” pada orang lain. Ada banyak alasan mengapa kita menyanggupi permintaan tersebut dan tidak berani berkata “Tidak”. Saya pun menyadari hal itu dan tidak mudah pada praktiknya.
Cobalah anda berpikir, apakah dengan menyanggupi permintaan orang lain akan berarti anda bisa bebas menjadi diri sendiri? Jika anda terpaksa melakukannya hanya karena tidak berani berkata “Tidak” sebaiknya tinggalkan saja permintaan itu. Buatlah hidup itu sesederhana seperti anda mudah menjawab “Tidak” maka niscaya anda kembali bebas menjadi diri sendiri!
2. Karena anda tidak mengeksploitasi diri atas kemauan orang lain
Tanpa sadar mereka yang tak sanggup berkata “Tidak” pada semua permintaan telah mengeksploitasi diri. Hal itu sesungguhnya sangat mengganggu pribadi anda sehingga membuat anda merasa “apakah saya merasa bodoh melakukan itu?” Itu seperti yang saya pikirkan. Jika kita merasa orang lain mengeksploitasi diri kita, hanya karena kita tidak bisa berkata “Tidak” maka jelaslah kita tidak BODOH. Mungkin kita punya alasan dibalik itu semua.
Berkata “Tidak” sesungguhnya ingin menunjukkan siapa saya, bukan siapa mereka yang telah meminta saya melakukan permintaan. Jika kita memang tak sanggup melakukannya atau permintaannya sangat menggangu kenyamanan kita, sebaiknya kita berpikir ulang. Mungkin kita telah tereksploitasi atau dimanfaatkan oleh kepentingan orang lain. Tentu permintaan yang dimaksud adalah hal yang tidak ada kepentingannya sama sekali dengan diri anda. Jadi buat apa dilakukan jika permintaan itu membuat anda menderita dan tak bahagia.
3. Karena anda bisa bersikap tegas dan konsisten
Ada orang yang bisa mengatakan secara langsung “Tidak” saat sebuah permintaan meluncur, tetapi ada orang yang tak bisa mengatakan langsung. Ada orang yang bisa berada di area hitam atau area putih, tetapi tidak mungkin berada di area abu-abu atau di antara keduanya. Artinya, kita harus memilih dengan tegas termasuk segera menjawab “Tidak” bila kita tahu sulit memenuhi permintaan itu.
Percayalah, kita tak mungkin bisa menyenangkan semua orang di dunia ini. Jika anda menjawab “Ya” hanya untuk menyenangkan orang lain sesungguhnya itu tidak memberikan petunjuk bahwa anda bisa bersikap tegas dan konsisten dalam hidup. Berkata “Tidak” secara langsung mampu menunjukkan ketegasan anda menentukan pilihan. Lambat laun ini bisa membiasakan diri menjadi konsisten terhadap permintaan serupa di kemudian hari misalnya.
4. Karena anda bisa hidup tanpa tekanan dan kegelisahan
Berkata “Tidak” lalu membuat anda gelisah dan tertekan bukanlah pilihan yang bijak. Sadari bahwa hidup ini sebenarnya adalah kebiasaan untuk memutuskan yang baik untuk diri sendiri, tidak hanya untuk orang lain. Anda bebas berkehendak, termasuk bebas berkata “Ya” atau “Tidak” saat orang lain memintanya. Jujurlah untuk berkata “Tidak” dan berikan alasan mengapa anda harus mengatakan hal tersebut. Bisa jadi permintaan tersebut belum tentu bisa dilaksanakan dan mungkin membuat anda tertekan gelisah memikirkannya.
Hidup yang bebas adalah dambaan tiap orang. Jika anda memimpikan kebebasan tersebut, berlatihlah untuk menjawab “Tidak” agar anda tidak hidup dalam kegelisahan dan tekanan. Sesekali boleh kok kita berkata “Tidak” pada orang lain jika permintaan tersebut membuat kita gelisah, stress dan tertekan.
5. Karena anda menghargai diri sendiri
Menghargai orang lain itu perlu dan sama pentingnya dengan menghargai diri sendiri. Berkata “Tidak” bukan berarti anda tidak menghargai orang lain. Kita merasa takut tidak bisa berkata “Tidak” pada siapa yang meminta. Sesungguhnya kita perlu berkata “Tidak” untuk menunjukkan siapa saya sesungguhnya. Orang lain perlu dihargai sama seperti kita menghargai diri sendiri. Jika kita tidak menghargai diri sendiri, lantas siapakah yang akan melakukan itu?
Kesimpulan
Sebagai makhluk sosial, kita memang membutuhkan orang lain satu sama lain. Namun jika kehadiran orang lain lewat permintaannya membuat diri sendiri terganggu, tak bebas, tertekan, tak menjadi diri sendiri dan menimbulkan ketidaknyamanan maka seyogyanya kita perlu bersikap tegas. Berkata “Tidak” bukan berarti anda tidak menghargai orang lain, melainkan anda menghargai diri sendiri dan orang lain dengan cara yang berbeda.
Selamat merayakan akhir pekan bersama keluarga!
Betul….
LikeLiked by 1 person
“Apakah anda selalu berkata “Ya” tetapi kemudian anda menggerutu, merasa kesal dan mengumpat?” Iya, Mbak, kadang saya begitu. Apalagi ketika sudah berkata “Ya” tapi kok si yang meminta bantuan malah “nglunjak”. Haha. Kadang malah saya mikir: apakah perasaan ini karena saya tidak ikhlas membantu? Mungkin ikhlas di awal tapi tidak untuk selanjutnya. Dulu berkata “Tidak” sama dengan menunjukkan kalau saya bukan orang baik. Selain itu, berkata yang demikian juga membuat saya takut andaikan “karma” berkata “tidak” menimpa diri saya, alias ketika saya meminta bantuan ke orang lain, yang saya dapati adalah jawaban “Tidak”. Namun, sekarang-sekarang ini, anggapan itu saya coba kurangi. Karena peduli apa saya sama anggapan atau penilaian orang lain atas diri saya dan toh orang lain saja bisa berkata “Tidak” mengapa saya harus berkata “Ya” terus.
Tulisan yang “mencerahkan” mbak Liwun di tengah pergolakan antara berkata “Ya” dan “Tidak”.
LikeLiked by 1 person
Terimakasih Mas Ibnu, benarkah saya memanggil anda demikian?
LikeLike
Benar Mbak Anna. Terima kasih.
LikeLiked by 1 person
Apakah itu benar nama anda?
Terimakasih sudah berbagi cerita di sini🙂
LikeLiked by 1 person