Susah Cari Cabai? Pengalaman Tanam Cabai itu Butuh Kesabaran buat Menanti Panennya

Tanaman cabai milik sendiri.
Tanaman cabai belum berbuah.

Makan tanpa cabai mungkin pengalaman yang tak biasa bagi penyuka masakan pedas. Apa daya jika cabai pun berharga mahal? Jika harga cabai masih bisa dibeli, tetapi bagaimana jika cabai benar-benar langka dan tak ada yang menjualnya. Begitu pengalaman bagi sebagian orang penyuka masakan pedas di tanah perantauan. Saya merasakan hal yang berat tanpa cabai dalam makanan sehari-hari saat pindah ke benua biru. Akhirnya ada solusi untuk atasi kebutuhan cabai, yakni tanam cabai sendiri di rumah.

Bibit cabai memang bisa ditemukan di supermarket di Jerman. Persoalannya, saya tidak tahu bagaimana merawat tanaman cabai. Saya sudah membeli tiga bibit tanaman cabai, namun naas tanaman cabai tidak tumbuh seperti yang diharapkan.

Awalnya dari bibit cabai, saya persiapkan agar bisa tumbuh menjadi tanamam cabai yang subur. Pengalaman pertama, saya gagal mendapatkan tanaman cabai dari benih yang saya beli karena bibit tersebut rupanya disukai burung yang datang dan pergi ke tempat saya. Pengalaman kedua bibitnya pun tak mudah ketika hujan terus menerus dan bersuhu di bawah 10 derajat selama beberapa hari. Gagal kedua kalinya. Ketiga kalinya, saya berhasil memperoleh panen cabai meski saya belum ahli atau mencoba berdagang cabai. Ini hanya konsumsi saya dan suami di rumah saja.

Berdasarkan ketiga pengalaman tersebut, saya uraikan tips yang mungkin bisa membantu anda menanam cabai bila anda berada di negeri empat musim.

1. Perhatikan tingkat kepedasan cabai

Cabai di Jerman itu ada banyak pilihan dari berbagai penjuru dunia dan tingkat kepedasannya. Namun saya sudah terbiasa cabai dari asia. Cabai yang dijual dalam bentuk bibitnya disebut “die Gewürzpaprika” dengan level capsicum yang berbeda-beda. Bibit cabai ini hanya tahunan saja yang saya beli. Jadi memang untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk diperjualbelikan.

Tanaman cabai yang saya miliki itu punya level tiga dari lima level rasa pedasnya. Rasa pedasnya demikian sudah termasuk golongan pedas (=scharf dalam bahasa Jerman). Di bawah itu, level pedas cabai masuk dalam kategori mild. Sedangkan level sangat pedas disebut sehr scharf. Tingkat kepedasan ini perlu diperhatikan di awal sebelum membeli agar tidak terjadi keluhan nantinya.

Tanaman cabai yang memikat.

Tingkat kepedasan sepanjang yang saya amati di sini sangat penting sebelum memutuskan membayar. Di restoran misalnya, saya bisa melihat menu makanan yang menonjolkan tingkat kepedasan dengan lambang cabai warna merah. Saya biasa menjumpai menu makanan demikian di restoran asia, afrika atau restoran india. Dan tanaman cabai yang saya miliki ini termasuk pedas sekali bagi saya.

2. Tanaman cabai butuh sinar matahari

Sinar matahari sangat berpengaruh untuk kesuburan tanaman cabai. Pengalaman mengajari saya bahwa cuaca yang berturut-turut dengan sedikit matahari bahkan suhu di bawah 10 derajat celcius membuat tanaman cabai saya gagal tumbuh.

MkaPada pengalaman kedua, tanaman cabai yang minim sinar matahari menyebabkan batangnya tak tumbuh tinggi dan daunnya yang layu.

3. Butuh suhu sekitar 12 – 30 derajat celcius

Tanamam cabai itu tak akan mudah ditanam saat musim dingin di tempat tinggal saya. Oleh karena itu, saat saya punya cabai dari tanaman sendiri, saya simpan atau saya haluskan menjadi sambal agar bisa tetap bertahan untuk kemudian dinikmati. Menanam cabai memang perlu diperhatikan agar pohon cabai tak kering pun tak layu. Suhu yang terlampau rendah, seperti meletakkan tanaman cabai di balkon apartemen paling tinggi maka mungkin pertumbuhan tanaman cabai jadi terhambat. Begitu pun saat tanaman cabai pada suhu tinggi pun membuat pengairan kurang.

4. Perhatikan tinggi dan jarak dan satu tanaman dengan tanaman lain

Jarak tanaman cabai sebaiknya perlu diperhitungkan. Ahli pertanian memperkirakan jaraknya sekitar 60-70 cm x 70 cm. Untuk lubang tanaman cabai pun sekitar 20 – 25 cm dengan kedalaman sekitar 15 cm. Perhatikan pula jarak satu tanaman cabai dengan tanaman cabai lainnya agar pertumbuhannya optimal. Informasi demikian saya dapatkan di balik petunjuk informasi kemasan benih, yang dijual di supermarket. Selebihnya anda bisa cari sendiri di internet.

5. Pemberian pupuk dan penyiraman

Pola penyiraman tanaman cabai tergantung bagaimana drainase tanah sehingga tidak terlalu lembab dan berair sehingga tanaman cabai tergenang air. Pun tanaman cabai jangan pula dibiarkan terlalu kering dan tak diberi air. Di sini, saya bisa menemukan pupuk yang memang khusus untuk tanaman seperti cabai dan beberapa tanaman sayur mayur. Saya tidak terlalu sering memberikan pupuk karena hal terpenting adalah pemberian pupuk di awal masa tanam.

Kesimpulan

Pengalaman menanam cabai itu memang menarik ketika saya menjadikan cabai sebagai kebutuhan untuk dikonsumsi rutin. Cabai yang diperlihara sendiri memang memiliki rasa yang berbeda. Lagi pula saya bisa berbagi pada yang lain, yang kebetulan sulit mendapatkan cabai di supermarket di Jerman. Hasil panen cabai harus diletakkan di tas berjala yang kering dengan suhu kamar yang sejuk.

Advertisement

6 thoughts on “Susah Cari Cabai? Pengalaman Tanam Cabai itu Butuh Kesabaran buat Menanti Panennya

  1. Hallo Mbak Anna, salam kenal

    Seger sekali liat cabenya. Perjuangan bgt ya buat nanem tanaman di negara 4 musim. Saya jd keinget kmrn pas bacain dongeng anak, nanem itu biasanya pas di musim semi yaa, karena lumayan panjangan dapat mataharinya. Kmrn saya liat video utk kebutuhan sinar mataharinya bisa menggunakan lampu katanya mbak.

    Dulu ga sempet nanem-nanem gt pas di belanda. saya cma sering naruh daun bawang di jar berair biar awet semingguan.😀

    Liked by 1 person

    1. Hallo Mbak Ghinna,

      Terimakasih kunjungannya dan infonya ttg lampu sbg alat bantu. Saya baru tahu soal itu dan menanam cabai secara teori. Praktiknya menanam cabai ternyata tak mudah. Wah, pengalaman menarik pas Belanda nanti saya tunggu ceritanya di blognya Mbak Ghinna. Happy weekend ya di sana!

      Salam kenal juga😀

      Like

    2. I see… Saya juga lagi ngajuin proposal penelitian, pun kampus msh tutup. Saya sih tinggal di sini. Beberapa teman Indonesia skrg sudah bisa balik ke Jerman. Cuma mmg pembelajaran di kampus saya msh pake Zoom sih. Jadi konsultasi bisa lewat zoom sih…

      Doa yg sama juga. Sehat itu penting dan utama skrg😁

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s