

Bunga cantik yang pernah saya jadikan foto profil di blog ini ternyata bernama Echinacea atau yang lain menyebutnya coneflower. Bagi orang Jerman yang banyak menanam bunga ini di perkarangan rumahnya seperti saya, bunga ini disebut “Sonnenhut” seperti yang anda lihat dalam foto yang disertakan. Ada dua jenis bunga ini yang saya dokumentasikan yakni kuning dan ungu. Bunga ini termasuk klasifikasi keluarga aster (Asteraceae) atau ada yang menyebutnya daisy.
Orang awam yang tak begitu paham soal bunga seperti saya di awal kedatangan dan tinggal di Jerman, menganggap bunga ini adalah bunga matahari. Mengapa? Bentuk dan warnanya mirip sekali. Tentang bunga matahari akan saya jelaskan di artikel selanjutnya. Apalagi bunga echinacea itu juga mekar dan berbunga saat bulan Juli hingga September. Ya, mirip sekali dengan bunga matahari ‘kan.
Namun tentu ada perbedaannya. Jika bunga matahari bisa dijadikan minyak goreng misalnya maka bunga echinacea banyak dipakai dalam pengobatan herbal. Anda pasti terkejut jika saya katakan ada banyak kegunaannya untuk mengatasi masuk angin misalnya. Gejala masuk angin seperti badan kedinginan dan flu ternyata bisa diatasi dengan pengobatan herbal seperti memanfaatkan bunga echinacea warna ungu. Namun tentu hanya para ahli yang tahu bagaimana memanfaatkannya dengan benar.

Penelitian bunga echinacea terus dikembangkan. Sejak tahun 1950-an misalnya bunga ini telah diteliti untuk mencegah infeksi saat digunakan untuk mengobati luka. Pasalnya bunga echinacea berwarna ungu ini membuat sel kekebalan tubuh kita lebih efisien dalam menyerang bakteri, virus, dan sel abnormal. Contohnya di Jerman saya bisa menemukan obat sakit tenggorokan atau obat flu dari ekstrak bunga echinacea warna ungu ini. Ini adalah pilihan bagi orang-orang yang suka pengobatan herbal ketimbang mengkonsumi antibiotik misalnya.
Bunga echinacea warna ungu ini juga dipercaya mampu meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Misalnya suatu kali saya ditawari minum herbal infus semacam teh dari ekstrak bunga ini saat saya mengeluh kedinginan. Saya minum teh tersebut tanpa gula tentunya dan rasanya pun tak enak, tetapi hasilnya memang berkhasiat langsung untuk tubuh. Semacam jamu begitu, di sini pun tersedia ekstrak dari bunga ini.
Saya mengamati bunga echinacea warna kuning yang ternyata memang tumbuh cantik di antara bunga sekitarnya. Bunga ini setinggi 150 sentimeter menghiasi musim panas yang begitu menyengat saat ini. Tentu apa pun musimnya, imunitas tubuh tetap dijaga. Bagi saya, memandangi keindahan bunga echinacea sudah memberi rasa bahagia bahwa hidup itu begitu indah. Dan rasa bahagia itu pun memicu sistim kekebalan tubuh sehingga lebih sehat.
Apakah anda tahu juga tentang bunga echinacea ini?
cantik banget kak bunganya…
LikeLike
terimakasih kak artikelnya sangat membantu, sukses selalu dan ditunggu artikel selanjutnya.
perkenalkan nama saya Sarwono dari ISB Atma Luhur
LikeLike
Wonderful 👍
LikeLiked by 1 person
Thank you, Subrata🙂
LikeLike
Rasanya aku sering lihat bunga ini tumbuh di tepi jalan. Bentuknya persis seperti kuning itu. Tapi, daunnya sepertinya nggak sekecil itu sih. Dulu aku pikir juga bunga matahari, tapi ternyata bukan.
LikeLiked by 1 person
Yups Bu Sondang, semula saya berpikir begitu, namanya aja dlm bhs Jerman pun mirip, tetapi bunga ini tak ada padanan kata dlm bhs Indonesia, dikenal hanya echinacea saja. Tentang daunnya, memang tak sebesar daun di bunga matahari. Begitulah. Terimkaasih bu Sondang sudah bercerita.
LikeLiked by 1 person
We have some of the pink variety in our yard, Anna. I think they are beautiful. And the German name “Sonnenhut” is so descriptive.
LikeLiked by 1 person
Correct! The first I was been in Germany I thought it was “Sonnenblume” then slowly I known it was “Sonnenhut”, as written, this flower may help to herbal medicine.
Thank you, Tanja for visiting. May you have a wonderful summer there! 🌞🌻🏖️
LikeLiked by 1 person
Thank you, Anna, I wish you the same.
LikeLiked by 1 person
Thank you, Tanja🙂
LikeLiked by 1 person