



Selesai memarkirkan mobil, suami antri tiket parkir di mesin otomatis sedangkan saya menunggu di sebelah mobil. Tiba-tiba seorang remaja belasan tahun berambut pirang menawarkan satu karcis pada saya. Dia berkata bahwa saya bisa menggunakan karcis miliknya yang belum terpakai. Saya tidak tahu apa modusnya, hingga saya dan suami bermaksud bertanya pada penjaga karcis di loket kereta. Ternyata tiket itu sudah digunakan, tetapi apa maksudnya si gadis remaja itu memberikan pada saya? Masih misteri sampai sekarang.
Ada dua pilihan menuju ke puncak dari stasiun Eibsee. Pilihan pertama adalah kereta gantung, yang stasiunnya terletak di dekat jalur menuju danau Eibsee. Pilihan kedua adalah kereta biasa api biasa yang dikelola Deutsche Bahn. Anda pasti sudah tahu apa pilihan saya, saat suami bertanya pada saya. Akhirnya kami naik kereta api saja, bukan kereta gantung.
Tiket sebesar 50-an Euro per orang untuk kereta api dari stasiun Eibsee. Ada petugas yang mengarahkan, sebaiknya kita menunggu di jalur mana karena ada beberapa jalur yang mungkin membuat saya menjadi bingung. Di brosur depan loket tiket tersedia jadwal keberangkatan kereta api sebagai kepastian jadwal. Kereta api menuju puncak Zugspitze berawal dari bawah.
Petugas mengarahkan kami untuk masuk, dengan tetap menjaga jarak dan memakai masker selama perjalanan. Kereta api tampak bersih, bagus dan terawat apik. Ada monitor informasi yang berisi jalur stasiun dan bagaimana kisah pembangunan Zugspitze yang begitu memukau. Sebagaimana anda tahu itu pasti tidak mudah. Para ahli insinyur Jerman yang merancang dan membuat ini semua. Teknologi ini pula yang membuat siapa saja bisa berkunjung ke Zugspitze tanpa berlelah mendakinya.


Di lorong gelap menuju puncak, dibangun mirip seperti lorong untuk jalan raya dan jalan tol. Tersedia pintu darurat dan telepon darurat di bagian tertentu. Tersedia pula papan informasi soal ketinggian dalam hitungan meter. Saat berada di tengah perjalanan, tiba-tiba Masinis memberi informasi soal danau Eibsee di sisi kereta. Tak hanya itu, kami juga harus menunggu beberapa saat karena ada kereta dari puncak menuju ke bawah yang beriringan dengan kami.
Waktu tempuh kereta kira-kira sekitar satu jam. Kami lebih sering menjumpai terowongan ketimbang panorama alam. Begitu tiba di puncak, kami langsung menuju ke puncak Zugspitze dimana banyak pengunjung dengan perlengkapi mendaki dan naik gunung tampak bersiap diri berpetualang. Yups, petualangan kami segera dimulai.
Rupanya kami tak bisa berlama-lama karena pengumuman kereta terakhir telah datang. Kami pulang dengan kereta api kembali, yang tampak penuh ketimbang kereta keberangkatan. Kami pulang bersama rombongan pendaki gunung.
Cerita di Zugspitze masih berlanjut.
Ikut satu
LikeLiked by 1 person
Tarik Mang…
LikeLiked by 1 person
Todo lo bello de la naturaleza reflejado en esta foto por eso amo lo que Dios nos dio ahí la vida fluye como un manantial un abrazo desde Perú 🇵🇪 queridos amigos de ese país maravilloso
LikeLiked by 1 person