
“I feel stress at day and night” keluh seorang kenalan yang tak lancar berbicara bahasa Jerman dan mengeluh dalam bahasa Inggris. Saya yang mendengarnya pun langsung bersimpati bahwa stress bisa menyerang siapa saja, termasuk kenalan saya yang berusia lebih muda dari saya dan hidup berkecukupan.
Stress itu tidak memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Stress semakin terasa berkepenjangan apalagi saat sekarang masih dilanda pandemi dunia. Apakah anda sedang mengalami stress saat ini?
Stress bisa terjadi ketika ada gap antara harapan dengan kenyataan. Tetapi stress mungkin terjadi sebelum suatu peristiwa terjadi seperti stress menghadapi ujian sekolah. Stress bahkan berlangsung lama ketika pemicu stress tidak terselesaikan misalnya masalah perkawinan.
Baru-baru ini saya diperkenalkan tentang tiga tipe stress yang mudah dikenali dari kejadian sehari-hari. Tiga tipe stress menurut American Psychological Association (APA) berikut merupakan kejadian sehari-hari yang dihadapi seseorang dalam memperjuangkan situasi hidup yang bermasalah.
1. Acute stress
Stress pertama yang disebut “Acute Stress” ini merupakan kondisi stress yang berlangsung singkat, namun terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Stress bisa terjadi dalam kondisi yang baru saja dialami. Contoh stress yang baru saja terjadi seperti anda baru saja kehilangan dompet. Anda kemudian mengalami stress yang ditandai dengan migran, diare, sakit perut, dan sebagainya. Stress diakibatkan kondisi macet di jalan sementara anda sudah punya janji rapat.
Acute stress juga terjadi pada kondisi atau peristiwa yang belum terjadi. Ini mungkin yang juga pernah anda alami seperti stress sebelum menghadapi wawancara pekerjaan baru atau menjelang ujian. Ada yang mengalami sakit perut, gangguan usus, pusing, jantung berdebar-debar dsb.
Pada stress jenis ini tidak hanya muncul gejala fisik saja, tetapi juga gejala gangguan emosional seperti mudah marah, cemas hingga depresi.
2. Episodic acute stress
Stress jenis kedua adalah gangguan stress yang sering dialami karena karakter atau tipe kepribadian sehingga disebut episodic. Misalnya orang yang cenderung berusaha ingin sempurna, mengerjakan segalanya terburu-buru atau orang yang hidup dalam ketidakteraturan.
Ada orang yang suka mengambil banyak tanggungjawab tetapi ia tidak mampu mengelolanya dengan baik sehingga orang tersebut sering mengalami stress. Jenis karakter ini pada dasarnya akan sering mengalami stress yang sama bagi orang yang sering merasa cemas berlebihan dan mereka cenderung bertipe A ekstrim.
Gejala stress yang muncul pada jenis stress ini seperti gejala fisik flu, pundak dan punggung tegang, sakit kepala, tekanan darah tinggi dan lainnya. Ada pula muncul gangguan emosi seperti mudah marah, tidak sabar dan tenggang.
Tambahan lainnya, gangguan kognitif seperti konsentrasi terganggu, kurang perhatian dan kelelahan. Mereka yang benar-benar terganggu pada stress jenis ini sebaiknya berkonsultasi pada ahlinya agar mendapatkan penanganan tepat.
3. Chronik stress
Stress jenis ketiga disebut chronik karena stress ini berlanjut lama dan cukup kronis dalam hidup. Disebut kronis tidak hanya periodenya yang lama saja, melainkan pemicu stress belum juga terselesaikan dengan baik. Jika dibiarkan stress ini bisa memperparah kesehatan fisik dan mental penderitanya. Oleh karena itu, mereka yang mengalaminya sebaiknya berkonsultasi pada ahlinya agar segera mendapat penanganan.
Contohnya mereka yang punya masalah perkawinan, masalah keluarga, masalah ekonomi hingga masalah kesehatan. Mereka memiliki masalah yang sama dan tak terpecahkan sehingga memicu stress yang kronis. Mereka yang merasa tak bahagia atau mereka yang tak memiliki pekerjaan (=pengangguran) sehingga mereka mengalami stress yang kronis.
Ketika pemicu stress ini tidak terselesaikan, bisa memunculkan masalah traumatis atau reaksi emosional yang tertanam yang sewaktu-waktu bisa berbahaya.
Kesimpulan
Setiap orang pasti punya masalah dalam hidupnya. Namun bagaimana kita mampu menyelesaikan masalah itu dengan baik? Percaya, ini semua akan berlalu termasuk kondisi krisis hidup yang sedang melanda dunia saat sekarang.
Cara mengelola stress banyak, gue jadi belajar banyak nih baca ni. Makasih Bu, kurangin ekspektasi, pilih prioritas kerjaan, kalo pengangguran coba deh cari duit, terus kalo pernikah nokomen deh, gue belom nikah. Kalo masalah keluarga coba segala sesuatunya di obrolin, dikomunikasiin gitu. Pokoknya berfikir positif weh, ngelakuin yang baek2, sama jangan lupa terima diri, jadi diri sendiri weh.
LikeLiked by 1 person
Sip. Terimakasih Asep sudah mampir dan berpendapat.
LikeLike
Sama2 Sist, moga Sist sehat selalu, ma tetep nulis sesuai keinginan, terus nulis Sist.
LikeLiked by 1 person
Sangat bermanfaat
LikeLiked by 1 person
Terimakasih🙂
LikeLike