
Kuliner selanjutnya yang saya bahas berasal dari asia, yakni Thailand. Di Thailand kerap kita disajikan makanan berkuah kari bersantan dan kadang disertai kacang goreng. Lalu apa jadinya jika saya memesan bebek goreng renyah dengan kuah kari pakai kacang?
Kacang goreng menjadi ciri khas masakan asal negeri Gajah Putih ini. Saya sendiri pernah memesan mie dengan bakut dan kacang goreng di food court di Kopenhagen, Denmark. Cerita soal jajanan di Kopenhagen bisa dicek di artikel yang ditautkan.
Bebek goreng di Jerman tidak seperti yang saya bayangkan saat saya menikmati makan bebek goreng di Indonesia. Bebek goreng yang disajikan dalam masakan di restoran umumnya tak banyak tulang dan sudah dalam bentuk daging fillet.
Bebek goreng yang gurih memang akan semakin renyah bila diberi tepung crispy seperti pesanan di atas. Ada rasa crunchy saat saya menggigit daging bebek tersebut. Karena tak ada tulang, rasa daging bebek gurih begitu nikmat saat itu.
Saya sendiri belum pernah membeli daging bebek di supermarket di Jerman kemudian memasaknya. Jujur saya tidak tahu bagaimana mengolah daging bebek untuk dimasak. Jika saya rindu makan daging bebek, saya memilih membeli masakan daging bebek saja.
Namun saya tetap membayangkan nasi bebek yang jadi menu andalan masakan nusantara. Daging bebek goreng yang dinikmati dengan nasi putih dan sambal. Sayangnya, itu tidak saya dapatkan di restoran di sini.
Bersyukurlah daging bebek yang dikemas dalam masakan Thailand yang baru-baru ini saya pesan. Kuah kari bersantan dengan kacang membuat saya benar-benar menikmatinya. Pakai nasi putih yang tertutup potongan daging bebek yang renyah namun tak tampak dalam foto. Setidaknya masakan daging bebek ini mengobati rasa rindu makan daging bebek yang biasa saya nikmati di warung pinggir kaki lima di Jakarta.
Hmm, enak loh!