5 Hal Berikut Harus Dihindari Bila Marah dengan Pasangan Hidup Anda

Ilustrasi.

Ini adalah reblog dan revisi dari artikel yang sama dan sudah tayang pada 1 Agustus 2016.

____________________

Namanya menikah pastinya ada dua orang yang berbeda secara karakter termasuk faktor-faktor yang membentuknya seperti budaya, pola asuh, nilai kehidupan, dsb. Tiap orang itu unik dengan segala kepribadian, watak dan karakternya. Itu sebab adalah hal wajar bila kita menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan pasangan hidup, termasuk saat marah.

Ada dua cara komunikasi menghadapi pasangan saat anda marah, (1). Emotional coping, kecenderungan yang lebih menekankan emosi seperti menangis meraung-raung, banting barang, merusak barang, berteriak-teriak, memaki kasar pada pasangan dan lainnya.

(2). Problem coping, kecenderungan yang lebih memusatkan pada masalah yang terjadi. Cari waktu yang terbaik berdua untuk diskusi! Jangan libatkan pihak lain dulu, seperti anak, orangtua, dsb! Jangan biarkan juga anda terprovokasi oleh masalah tetapi pikirkan bagaimana solusinya! Kendalikan amarah anda untuk segera menemukan solusi yang sedang jadi masalah.

Berikut 5 hal yang perlu dihindari saat marah dengan pasangan.

Apa saja? Ini dia

1. Tidak mau mendengar, lebih banyak bicara

Berbagai pendapat mengatakan lelaki tidak suka mendengar dan perempuan terlalu banyak berbicara. Menurut para pria, perempuan berbicara hal-hal tidak perlu, terlalu mengkhawatirkan hingga hal-hal yang tidak relevan dengan topik pembicaraan saat marah. Bisa jadi ini alasan para pria tidak mau mendengar.

Saat kita marah dengan pasangan, rumus pertama adalah saling mendengarkan satu sama lain. Jika dia berbicara, anda mendengarkan dan begitu sebaliknya. Apa pun masalah yang dihadapi, dengarkan bagaimana pendapat dan perasaan pasangan yang sama-sama menghadapi masalah bersama anda. Beri kesempatan baginya untuk menanggapi, berkomentar dan mengklarifikasi.

2. Merasa diri “paling”

Meski anda lebih baik secara pendidikan atau pekerjaan dibandingkan pasangan hidup anda, namun menikah membuat anda sama dan setara. Jangan berpikir pula bahwa anda yang mencari nafkah sehingga anda lebih dominan dan powerful!

Pandanglah pasangan anda sebagai pribadi yang pernah anda cintai dan kagumi saat anda menikah dulu! Terima dia apa adanya, meski dia salah dan anda benar (atau sebaliknya). Jangan merasa berkuasa atas pasangan anda sendiri!

3. Mengungkit kesalahan masa lalu

Kecenderungan bila marah pada pasangan adalah melihat kesalahan yang sama di masa lampau. Berpikirlah past is past! Kejadian lama sudah berlalu dan hidup anda adalah untuk saat ini.

Masalah anda saat ini tak akan selesai jika anda membahas masa lalu yang sudah berlalu. Masa lalu bukan masalah. Masalah anda saat ini adalah hanya tentang saat ini dan nanti di masa depan berdua.

4. Marah-marah, berteriak dan cenderung emosional 

Seberapa pun rumitnya masalah anda, ini tidak akan pernah selesai jika anda berteriak-teriak dan bersikap emosional. Kendalikan emosi anda, mengapa? Ini untuk kesehatan mental dan jantung anda juga.

Jika anda marah-marah, jantung anda bekerja 4 kali lipat yang berarti berisiko dan membahayakan keselamatan anda. Masalah akan selesai pada wakunya, tetapi tidak dengan marah-marah.

5. Menuduh dan tidak percaya 

Di awal pernikahan, anda sudah memulai hubungan kepercayaan tentunya dengan pasangan anda. Saat sedang bermasalah, percayakan pasangan untuk bercerita, mengklarifikasi dan berpendapat. Jangan pernah mengkaitkan masalah anda berdasar sumber orang lain! Itu namanya menuduh dan tidak santun.

Selamat menjalani akhir pekan yang indah bersama orang-orang yang anda cintai!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s