Dumpling atau lebih dikenal sebagai pangsit di Indonesia adalah sejenis kudapan yang bisa dikreasikan isi, bentuk dan penyajiannya. Saya sendiri pernah membuat chinese dumpling bersama kenalan asal Mongolia yang juga sama-sama studi di sini. Kami berdua membuatnya saat menjelang chinese lunar year karena dumpling biasa disajikan saat malam pergantian tahun baru menurut kepercayaannya.
Baca: 5 Hal yang perlu diketahui dari Chinese Lunar Year
Pengalaman membuat chinese dumpling tersebut telah mengajarkan pada saya bahwa isian dumpling itu tidak hanya soal selera si pembuatnya namun ada makna yang terselip bila disajikan di malam pergantian chinese lunar year.
Chinese dumpling yang disajikan berbeda juga bisa anda simak dalam artikel Gyoza yang digoreng dengan sedikit minyak. Anda bisa mengeceknya di sini.
Baca: Gyoza, Chinese Dumpling yang bisa digoreng
Sedangkan pengalaman saya mencicipi chinese dumpling lainnya seperti wantan atau wonton bisa anda simak di link yang ditautkan. Di situ saya memesan dua dumpling yang berbeda yakni digoreng dan dibuat seperti sup yang ternyata keduanya sama-sama enak.
Apa bedanya Korean Dumpling Mandu yang akan diceritakan?
Seiring dengan aneka kuliner saya selera asia yang berfokus pada negeri gingseng, saya pun berpikir apakah ada korean dumpling di sana? Pemikiran ini muncul setelah saya mencoba praktik beberapa masakan negeri gingseng sebelumnya. Ternyata korean dumpling itu dikenal dengan nama mandu. Seperti yang anda lihat, bentuknya mirip seperti gyoza dan wonton.
Baca: Pengalaman memesan Wantan atau Wonton
Tak hanya bentuknya saja yang mirip dan bisa dikreasikan, penyajiannya pun bisa dikatakan sama. Saya bisa memasaknya dalam panci uap seperti contoh di atas dan yang lain dibuat seperti sup yang disajikan sedikit dengan soja sauce agar lebih terasa gurih.
Chinese dumpling (=jiaozi) punya sejarah yang sama dalam penyebutan. Bagaimana pun latar belakang sejarah turut andil dalam migrasi kuliner yang terjadi di Tiongkok, Korea dan Jepang. Dumpling adalah salah satu contohnya bahwa makanan ini mirip satu sama lain, hanya berbeda penyebutannya saja.
Lalu apa yang membedakan mandu dengan dumpling lainnya?
Selama ini saya menikmati dumpling dengan isian vegan, vegetarian atau daging ayam. Mandu yang saya nikmati ini berisi daging giling berbumbu yang sudah diolah dan dibentuk kemudian diisikan pada kulit pangsit. Mandu memberi rasa sedikit berbeda dibandingkan dumpling lainnya yang selama ini saya nikmati.
Baca: Pengalaman membuat wantan atau wonton
Mandu begitu berbeda juga karena isiannya bisa digantikan dengan kimchi. Wah, saya jadi penasaran lagi dengan isian kimchi. Bagaimana pun saat anda datang ke Korea Selatan, apa pun yang anda pesan sering diselipkan kimchi yang juga diberikan gratis atau cuma-cuma. Mandu dengan isian kimchi tentu tidak anda dapatkan di mana pun. Jika saya menemukannya, saya akan berbagi cerita dengan anda.
Mandu versi yang berbeda adalah wang-mandu, yakni dumpling isi daging cincang yang dibuat seperti bak pao. Mandu tipe ini dikenal steamed-bun dumpling yang membuatnya berbeda dari dumpling mana pun yang saya kenal. Ini juga menjadi ide cerita saya bilamana saya menemukannya.
Apakah anda tertarik mencoba mandu? Apakah anda sudah pernah mencoba mandu?