Tiap Sabtu pada bulan Februari ini, saya akan menayangkan ulang (=reblog) artikel bertema MARRIAGE yang sudah ditayangkan sebelumnya.
Ini adalah reblog dari artikel dengan judul yang sama dan sudah tayang pada 14 Desember 2014.
__________________________________
Menikah adalah pilihan, sama seperti ketika anda memutuskan untuk menentukan jalan hidup anda sendiri. Ada orang yang begitu sulit menentukan komitmen untuk berumah tangga, namun ada pula orang yang begitu mudah membangun mahligai pernikahan hingga beberapa kali. Ada pula yang lebih tertarik untuk hidup sendiri “Being Single” ketimbang menghadapi pernikahan.
Menikah atau belum/tidak menikah bergantung kepada anda. Ada pula yang meski sudah menikahi orang yang salah tetapi berusaha gigih untuk mempertahankan pernikahan dan mengubah cara pandangnya. Nah, ini mungkin solusi bilamana ditemukan mereka merasa menikahi orang yang salah atau terlanjur terburu-buru menikahi orang yang salah.
Berdasarkan hasil bincang-bincang, hasil bacaan dan hasil pengamatan berikut adalah 10 tanda untuk mengenali apakah anda menikahi orang yang salah?
1. Anda sulit percaya atau menaruh kepercayaan kepada pasangan anda. Atau tingkat kepercayaan anda terhadap pasangan adalah rendah.
Begitu sulitnya anda mempercayai pasangan karena kerap anda menemukan pasangan berselingkuh dengan orang lain. Secara tidak langsung, anda mendapati pesan-pesan romantis kepada orang lain atau sikapnya yang berlebihan kepada orang lain. Sulit bagi anda menaruh kepercayaan bila pasangan sedang tidak bersama dengan anda, misalnya.
Jika anda sampai sulit menempatkan kepercayaan kepada pasangan, untuk apa anda menikah? Ini masih soal kepercayaan dalam hal komitmen dan kesetiaan pernikahan. Ada pula pasangan yang memiliki tingkat kepercayaan rendah bila berhubungan soal uang. Sebagai suami/isteri, anda begitu khawatir terhadap pasangan untuk menyalahgunakannya.
Lagi-lagi jika tingkat kepercayaan anda rendah terhadap pasangan dalam bentuk apapun, sebaiknya pastikan kembali apa tujuan anda menikah dengannya? Anda mempercayai dulu baru kemudian menikah. Atau, anda menikahi dulu baru kemudian mempercayai.
2. Alasan utama anda memilih pasangan bukan karena karakter kepribadian yang dimiliki.
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa orang menikahi pasangannya. Ada yang beranggapan, “Kok mau ya menikahi orang seperti dia?” Orang sekitar atau teman-teman dalam lingkungan kita begitu kaget dan ingin tahu apa yang melatarbelakangi pilihan hidup menikah bila didapati ada yang janggal.
Lepas dari karakter fisiknya yang rupawan, apa anda punya alasan lain mengapa anda menikahi pasangan? Hey, menikah adalah pilihan hidup bersama orang lain, tidak seperti sesuatu yang begitu anda tidak suka bisa anda buang atau tinggalkan.
Menikah melibatkan unsur sosial, budaya dan hukum. Jika secara pribadi anda tidak menyukainya, mengapa anda tetap menikahi pasangan? Ingatlah anda akan tinggal bersama kepribadiannya, bukan dengan kekayaan, pekerjaan, kerupawanan atau hal lain yang melekat pada pasangan.
3. Anda belum sepenuhnya membagikan tujuan hidup, prinsip atau nilai-nilai yang anda miliki kepada pasangan sehingga sering mengalami konflik membicarakan atau menjalaninya.
Dalam hidup berumahtangga, konflik yang muncul dianggap wajar. Dianggapnya konflik adalah bumbu penyedap rumah tangga. Toh menikah adalah pertemuan dua pribadi yang berbeda, jadi jika timbul konflik di antara keduanya, wajar saja.
Namun menjadi tidak wajar bilamana konflik itu menyangkut tentang prinsip, tujuan, nilai kehidupan yang anda anut. Ingat bagaimanapun manusia, anda dan juga pasangan memiliki ego pribadi masing-masing. Jadi bilamana anda belum sepenuhnya menyampaikan pandangan serta hal pribadi kepada pasangan, wajar jika di kemudian hari konflik itu muncul.
4. Anda selalu berpikir pasangan akan berubah (kepribadian) setelah menikah.
Jika sebelum menikah, anda kurus maka setelah anda menikah, anda tidak lagi kurus. Berarti perubahan menyangkut fisik mungkin saja terjadi. Tidak banyak orang menyangka bila fisiknya berubah namun umumnya mereka paham pertambahan usia menyebabkan fisiknya pun berubah.
Kini bayangkan bila anda berharap pasangan anda berubah setelah menikah, namun tidak juga berubah. Anda yang salah atau pasangan anda yang salah? Meski kepribadian itu unik, tidak serta merta mudah pula untuk berubah dalam waktu yang singkat atau karena alasan tertentu.
Jangan pernah berpikir pernikahan akan membawa perubahan dalam pribadi pasangan anda! Sebelum menikah, pasangan sudah tidak jujur dalam keuangan misalnya, apakah anda berpikir usai menikah ia akan berubah menjadi orang yang jujur?
5. Anda terlalu intim terlibat dalam hubungan seksual ketimbang mempelajari karakter satu sama lain dan tujuan hidup bersama.
Jatuh cinta pada ketertarikan fisik adalah wajar, namun bagaimana jika yang diyakini adalah soal seksual semata dengan pasangan. Mereka yang terlibat secara seksual sebagai dasar berumahtangga bukan tidak mungkin akan menghadapi persoalan konflik di kemudian hari karena kebutuhan seksual bukan hal yang statis, sementara perkembangan seksual merupakan hal biologis yang dinamis. Anda tidak akan pernah dipuaskan bila kebutuhan seksual menjadi dasar anda berumahtangga.
6. Anda merasa tidak nyaman dan aman berada di dekatnya.
Menikah adalah sebuah komitmen seumur hidup untuk tinggal bersama dan berbagi segala suka dan duka bersama. Bayangkan saja jika anda tidak merasa nyaman untuk berbagi apa saja dengan pasangan, termasuk dalam hal soal sex.
Bayangkan pula jika anda merasa hidupnya terancam alias tidak aman hidup bersama pasangan. Apakah anda yang salah memilih pasangan atau perasaan anda yang salah sehingga menimbulkan perasaan tidak aman dan nyaman?
7. Anda tidak memiliki perasaan emosional kepada pasangan.
Jika ditanya mengapa anda menikahi pasangan? Jawabannya bisa jadi karena cinta. Cinta adalah perasaan emosinal yang tak bisa dijelaskan tetapi bisa dirasakan mengapa anda bertaruh hidup bersama dengannya.
Nah, salahkah jika anda tak pernah mengalami perasaan emosional kepada pasangan? Gali kembali perasaan anda kepada pasangan, apakah ini yang disebut cinta atau rasa kagum semata?
8. Anda menganggap pernikahan adalah solusi atas persoalan masa lalu atau melarikan diri dari kehidupan percintaan sebelumnya yang menyakitkan.
Saya pernah mendapati pasangan yang sudah menikah dan tak bertahan lama karena setiap hari mereka membahas hal yang sama, yakni soal masa lalu yang tak pernah habis diselesaikan. Masing-masing merasa “benar” dengan pendapatnya, intinya suami merasa bahwa isteri tidak mencintai dengan sepenuh hati mengingat sang isteri pernah mengalami masa lalu yang indah bersama pria lain.
Bagaimana pun, menikah berarti anda mencintai pasangan dengan masa lalu, masa kini dan masa depannya. Jadi masa lalu biarlah menjadi sejarah bukan masalah. Jadi jika anda pernah mengalami masa lalu yang indah, tak terlupakan lalu menerima tawaran pria lain untuk menikah maka itu bukan solusi terbaik. Selesaikan masa lalu anda dan bangun masa kini dan masa depan anda dengan lebih baik. Menikah bukan solusi pemecahan atau pelarian dari masa lalu anda.
9. Anda tidak pernah (jarang) mendapatkan kata sepakat dalam diskusi dengan pasangan.
Setiap hari dalam hidup bersama pasangan, bukan tidak mungkin diskusi dan konflik kerap muncul. Mengapa hal itu terjadi? Karena menikah adalah jalinan kasih dua orang yang berbeda pribadi, budaya, keluarga, cara pandang, dsb.
Jika anda tak pernah mendapati kata sepakat dalam diskusi dengan pasangan, maka selidiki lagi apa ada yang salah dengan anda, cara anda berkomunikasi atau cara anda memahami pasangan sehingga tak pernah mendapatkan kata sepakat?
Ingatlah bahwa sepakat bukan berarti menyamakan pendapat, sepakat berarti menghargai satu sama lain dan membangun suatu pemahaman baru, saya setuju dan pasangan setuju. Ini tak mudah tetapi mendiskusikan lebih baik ketimbang anda memendam dan tak pernah terselesaikan sampai kapanpun.
10. Anda merasa terpaksa menikah dengan pasangan.
Selidiki kembali, apa alasan utama anda menikah? Jika anda pernah merasa terpaksa menikah maka setelah menikah anda akan merasakan dampak keterpaksaan tersebut dalam membina rumah tangga.
Menikah bukan eksperimen coba-coba, apalagi memaksakan diri untuk memiliki status sosial. Sebaiknya menikah memang berasal dari dalam hati anda sendiri, bukan karena tuntutan yang membuat anda terpaksa menikah.
Kesimpulan
Sebelum memutuskan apakah anda menikahi orang yang salah, ada dua hal kesalahan dalam pernikahan yakni, anda memang benar-benar menikahi orang yang salah. Atau kedua, anda mencintai dengan cara yang salah.
Selamat menjalani akhir pekan yang indah bersama orang yang anda cintai!
Saya sangat berharap, saya tidak menemui hal seperti ini kelak huhuhu
LikeLiked by 1 person
Amin. Semoga ya dek Ayu😇Keep thinking positive as always ya🤗
LikeLiked by 1 person
Siappp!!
LikeLiked by 1 person
Aamiin
LikeLiked by 2 people