Apa yang anda bayangkan tentang kota Passau yang disebut kota tiga sungai? Kota Passau yang terletak di Niederbayern atau lebih tepatnya di Bavaria bagian timur ini memiliki pesonanya tersendiri.
Kota ini begitu dekat dengan dua negara yakni Austria dalam hitungan menit dan Ceko dalam hitungan jam. Sebagai bukti cerita kedekatan kota Passau dengan negara sebelah, Austria adalah pembangkit listrik tenaga air yang merupakan kerjasama dua negara.
Begitu indahnya Passau yang sering saya ceritakan karena kota ini menjadi persinggahan kapal wisata yang melintasi sungai donau dalam bahasa jerman atau danube. Sungai danube sendiri pernah saya ceritakan dalam pelesiran saya ke Budapest, Hungaria.
Untuk menyelami keindahan sungai danube, ada tawaran kapal wisata yang menawarkan paket menginap di kapal selayaknya hotel berbintang. Passau menjadi tempat persinggahan kapal-kapal wisata tersebut.
Rupanya keindahan kota Passau tak luput dari fenomena sosial seperti banjir. Banjir terbaru yang menjadi bencana terjadi di tahun 2013 di Passau. Selebihnya kota ini menawarkan panorama tiga sungai dengan kekhasan kota tua yang sudah ada sejak zaman kekaisaran romawi.
Dibalik keindahan kota Passau yang saya ceritakan ada kerjasama bagaimana mengelola air dari Sungai Inn dan Sungai Danube menjadi pembangkit listrik. Saya menyambanginya beberapa waktu lalu sembari melintasi panorama alam di sekitar bendungan kokoh yang menjadi penghubung Kota Passau, Jerman dengan Ingling, Austria. Dari bendungan ini saya menjadi tahu bagaimana cara kerja mengelola air sungai agar dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik.
Bendungan ini merupakan kerjasama pemerintah Jerman dan pemerintah Austria sebagai kanal sungai Inn yang melintasi dua negara. Bendungan Passau-Ingling yang saya kunjungi ini adalah bendungan paling terakhir dari 16 Innkraftwerken dan dibangun pada tahun 1962 sampai 1965. Bendungan yang lainnya bahkan sudah dibangun sejak perang dunia. Di sini pula pertemuan sungai Inn dengan sungai danube.
Pengunjung bisa datang ke sini untuk berolahraga dan menikmati petualangan alam di sekitar hutan sekitar bendungan. Saya melihat banyak orang melakukan sepeda, jogging, nordic walking atau hanya sekedar berjalan kaki saja dengan panorama alam yang indah. Air sungai di sini tentu saja bersih dan bisa dijadikan obyek kunjungan keluarga tanpa dipungut biaya.
Cerita saya yang serupa seperti kunjungan ke High Dam Assuan di Mesir yang memanfaatkan sungai Nil yang bersih sebagai sumber air, sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan yang menjadi area publik untuk warga, sungai Danube di Linz di Austria yang dijadikan panduan wisata dengan kapal hingga sungai Mae Klong dan Tha Chin di Bangkok yang dijadikan warga sebagai pasar apung dan menjadi potensi wisata di Thailand.
Begitulah cara pemerintah di sini memanfaatkan potensi sungai bagi kepentingan orang banyak. Ini melengkapi cerita saya tentang berbagai sungai di berbagai tempat di dunia. Cerita saya ini barangkali menginspirasi kita untuk bersahabat dengan alam. Kita bisa menjaga dan merawat sungai agar air sungai tidak menjadi “bencana” buat kita.
Selamat berhari Minggu!